nusabali

Tampil di Jerman, Samar Gantang Masih Andalkan Puisi Leak

  • www.nusabali.com-tampil-di-jerman-samar-gantang-masih-andalkan-puisi-leak

Jelang keberangkatannya ke Jerman, Samar Gantang kian mendekatkan diri kepada Tuhan agar penampilannya tidak ada gangguan non teknis.

Persiapan I Gusti Putu Bawa Samar Gantang dalam Lawatan ke Eropa  


TABANAN, NusaBali
Sihir I Gusti Putu Bawa Samar Gantang, 57, dengan puisi bertema leak belumlah redup. Setelah menjajal Benua Afrika dengan tampil di sejumlah kota di Afrika Selatan dan Zimbabwe pada 2012, kini penyair nyentrik asal Tabanan itu kembali diundang pentas ke luar negeri. Ia akan tampil membawakan puisi modre bertema leak di sejumlah kota di Jerman dan Belanda pada 6 – 27 Juni 2017.

Jelang keberangkatannya ke Benua Biru, Samar Gantang telah mempersiapkan diri agar penampilannya prima di atas panggung. Selain rutin yoga dan minum air putih 8 gelas (setara 1,5 liter) setelah bangun tidur, ayah empat anak ini juga rutin komat-kamit memasukkan roh puisi modre ke tubuhnya. “Saya terus latihan agar puisi modre semakin mataksu,” ungkap Samar Gantang saat dijumpai di kediamannya, Jalan Kenanga No 9, Banjar Tegal Belodan, Desa Dauh Peken, Kecamatan/Kabupaten Tabanan, Rabu (31/5) malam. Ia juga tengah mempersiapkan aksesoris untuk penampilannya. “Saya nanti bawa genta, gongseng, okokan, dan saput poleng,” imbuh Samar Gantang yang kini mengabdi sebagai pamangku.

Samar Gantang telah memilih puisi modre bertema leak yang akan dibawakan di Jerman dan Belanda. Puisi Leak Lanang Leak Wadon Leak Kedi masih menjadi andalan. Sementara puisi lainnya yakni Leak Tanah, Leak Matah, Leak Sari, Leak Siu, Leak Kabeh, Camra Berag, Hyang Durga Hyang, dan Bala Tolak Bala.

“Puisi ini untuk memuja kebesaran Tuhan yang saya gali dari 10 aksara suci (dasa aksara, Red). Selama ini puisi Leak diartikan lain,” ungkap Samar Gantang.

Agar penampilannya sukses, suami Gusti Ayu Made Susiati ini terus mendekatkan diri kepada Tuhan agar penampilannya tidak ada gangguan. Ia menceritakan, saat tampil di Afrika Selatan, beberapa kali mendapat gangguan mistis hingga sempat ditahan karena dianggap teroris akibat berjenggot tebal.

Dikatakan, agenda utama lawatannya ke Jerman adalah mengikuti acara ‘Poetry on The Road’ di Kota Bremen pada 7 – 12 Juni 2017. ‘Poetry on The Road’ merupakan festival puisi internasional tahunan dan termasuk salah satu festival sastra terpenting di Jerman. Acara ini diselenggarakan oleh Radio Bremen dan Hochschulen Bremen serta didukung berbagai lembaga kebudayaan di Jerman. Sejak tahun 2000, penyair dari berbagai penjuru dunia berkumpul di kota tersebut untuk performance, konser, pameran, dan diskusi.

Samar Gantang juga akan tampil di Kota Hamburg dengan tajuk ‘Hafen Lesung’. Dalam keterangan di undangan yang dilayangkan ke Samar Gantang, panitia Hafen Lesung Jonis Hartman mengaku tertarik pada ekspresi terhadap keanekaragaman perspektif dan posisi bahasa serta suara semacam puisi dan prosa serta karya-karya eksperimental. “Kami ingin orang datang, mendengar, dan menyimak. Sesudahnya berbincang dan berdiskusi dengan para sastrawan sambil merayakan bahasa,” kata Jonis Hartmann.

Selain dua acara penting itu, selama di Benua Biru, Samar Gantang juga menjadi pembaca puisi pembuka pada acara ‘Open Day’ di Pusat Kajian Manuskrip, Universitas Hamburg. Ini adalah lembaga studi manuskrip Eropa, Afrika, dan Asia yang menitikberatkan kajian pada naskah-naskah dari Asia Tenggara. Kepala Bahasa dan Budaya Asia Tenggara, Asia Afrika Institiute, Universitas Hamburg, Prof Dr Jan Van der Putten berpendapat, Samar Gantang sangat sesuai tampil di acara itu karena bisa mementaskan sajak yang kaitannya dengan tradisi kuno menggunakan aksara sakti Bali. “Sesuai undangan, saya akan bacakan puisi-puisi modre yang saya rangkum dari dasa aksara,” tandas peraih Satya Lencana Karya Sastra 20 tahun dari Presiden RI Abdurrahman Wahid pada tahun 2000.

Samar Gantang juga mendapat undangan baca puisi modre dari ‘Berliner Literarische Aktion’, lembaga budaya di Kota Berlin. Kota lainnya yang akan dikunjungi pensiunan PNS yang terakhir bertugas di SMPN 2 Tabanan ini yakni kota Bonn (Bonn University), Koln (DIG, lembaga persahabatan Indonesia-Jerman di Kota Cologne). Satu lagi, Samar Gantang akan tampil di kota Eindhoven (Belanda). “Saya nanti berangkat pada tanggal 6 Juni 2017,” ungkapnya. Selama di Jerman dan Belanda, Samar Gantang yang tidak fasih berbahasa asing ini akan ditemani penerjemah dari Indonesia, Dorothea Rosa Herliany, sastrawan peraih Kusala Sastra Khatulistiwa tahun 2015 dengan novel berjudul ‘Isinga: Roman Papua’.

Sebelum berangkat ke Jerman, Samar Gantang menyempatkan pamitan kepada Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti, Selasa (30/5). Bupati Eka Wiryastuti berikan bantuan dana untuk penerbitan buku puisi modre Samar Gantang yang akan diterjemahkan ke bahasa Jerman dan bahasa Inggris. “Saya sangat berterimakasih kepada Bupati Tabanan karena telah memberikan dana untuk penerjemahan karya sastra ini. Sehingga masyarakat di Jerman dan Inggris yang tidak mengerti bahasa Indonesia, khususnya bahasa Bali dapat memahami dan mengerti tentang apa yang saya pentaskan nanti,” ungkapnya.

Bupati Eka Wiryastutu mengapresiasi Samar Gantang dalam mengenalkan sastra Bali modern keliling Afrika dan Eropa. “Aktivitas diplomasi budaya yang dilakukan sastrawan kita patut dukung dan berikan apresiasi setinggi-tingginya,” ungkap Bupati Eka Wiryastuti. Bupati berharap pembacaan puisi modre Bali dalam acara ‘Poetry on The Road’ maupun event lainnya di Jerman dan Belanda dapat mengharumkan Indonesia, khususnya Tabanan. “Semoga melalui pengenalan dan pembacaan puisi modre Bali ini ikut membawa kota Tabanan ke dunia yang lebih luas,” harap Bupati Eka. *k21

Komentar