nusabali

Klungkung Menari Serangkaian Tumpek Krulut Sanggar Kayonan Pentaskan Fragmentari Semara Ratih

  • www.nusabali.com-klungkung-menari-serangkaian-tumpek-krulut-sanggar-kayonan-pentaskan-fragmentari-semara-ratih

SEMARAPURA, NusaBali
Program Klungkung Menari digelar serangkaian perayaan Tumpek Krulut di Balai Budaya Ida Dewa Agung Istri Kanya, Kota Semarapura, Klungkung, Saniscara Kliwon Krulut, Sabtu (18/2) malam.

Klungkung Menari dengan pementasan Fragmentari Semara Ratih. Penari dan penabuh dari Sanggar Kayonan Klungkung. Hadir Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta bersama Ny Ayu Suwirta, pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD), dan undangan lainnya.

Sutradara I Dewa Gede Alit Saputra mengatakan, fragmentari ini mengisahkan seorang raksasa dengan kesaktian tak terbatas bernama Nila Ludraka. Raksasa Nila Ludraka hendak menghancurkan Dewa Loka. Hyang Pasupati yang khawatir Dewa Loka hancur lantas berikan petunjuk agar minta bantuan kepada Dewa Siwa yang sedang bertapa di Gunung Kailasa. Kelak, hanya putra Dewa Siwa yang mampu mengalahkan Nila Ludraka. Dititahlah Hyang Kamajaya dan Dewi Ratih serta didampingi Dewa Wisnu menuju Gunung Kailasa.

Niat baik Hyang Kamajaya ingin membangunkan Dewa Siwa yang sedang bertapa di puncak Gunung Kailasa membawa petaka. Dengan panah Semara Panca Wisaya yang dibentangkan mengenai jantung Dewa Siwa membuat Dewa Siwa terbangun dan murka. Akibatnya, Dewa Siwa membakar hidup-hidup Hyang Kamajaya hingga menjadi abu. Dewi Ratih yang menyaksikan kejadian ini merasa sedih dan memohon agar dirinya ikut dibakar agar selalu bisa mendampingi Hyang Kamajaya.

Setelah Dewi Ratih mengorbankan dirinya, tiba-tiba Dewa Siwa dirasuki perasaan kasmaran, akibat terkena panah Semara Panca Wisaya milik Hyang Kamajaya yang mengenai jantungnya. Dewa Siwa lupa akan niatnya melanjutkan tapa. “Yang terbayang adalah rasa kasmaran dan cintanya kepada Dewi Uma,” ujar Dewa Alit. Pementasan ini didukung Wah Lanyuk sebagai koreografer dan dalang serta komposer Dewa Danan.

Kadis Kebudayaan Klungkung Ida Bagus Jumpung Gede Oka Wedhana mengatakan, setelah 2 tahun terhenti akibat pandemi Covid-19, Klungkung Menari kembali digelar di tahun 2023. Namun, program yang biasa digelar setiap akhir bulan itu hanya dapat dilaksanakan sebanyak enam kali di Tahun 2023. *wan

Komentar