nusabali

Leukemia Jadi Momok Kanker pada Anak

  • www.nusabali.com-leukemia-jadi-momok-kanker-pada-anak

DENPASAR, NusaBali
Bukan hanya menghantui orang dewasa, penyakit kanker juga mengintai anak-anak.

Momentum Hari Kanker Anak Sedunia setiap 15 Februari jadi pengingat bahaya penyakit kanker juga diderita oleh anak-anak. Dari sekian kanker yang ada, leukemia atau kanker darah jadi momok anak-anak yang terkena kanker.

Yayasan Peduli Anak Kanker Bali yang terletak di Jalan Pulau Flores VII Denpasar, berdiri pada 2013. Sejak itu lebih dari 400 anak yang terkena kanker telah didampingi. Mereka umumnya mengidap kanker darah (leukemia), namun ada juga yang terkena kanker mata, kanker tulang, kanker otak, dan lainnya.

Dwi Wahyu Kurniawan, 47, yang mendirikan yayasan ini punya pengalaman langsung anaknya terkena leukemia. Tahu bagaimana beratnya merawat anak dengan kanker, Wahyu bertekad membantu mereka yang punya kesulitan yang sama. “Pasien saya dominan leukemia,” ujar Wahyu kepada NusaBali, Rabu (15/2).

Dia menuturkan, bantuan yang diberikan pihaknya kepada anak dengan kanker meliputi tempat tinggal, biaya pengobatan (yang tidak ditanggung BPJS Kesehatan), kegiatan belajar sampai kegiatan bermain/rekreasi.

Pasien yang tinggal di Rumah Sehati milik yayasan umumnya yang memiliki tempat tinggal cukup jauh dari Denpasar, sementara mereka harus rutin melakukan kontrol di RSUP Prof dr I GNG Ngoerah. Karena itu kebanyakan anak-anak yang harus tinggal di Rumah Sehati berasal dari luar daerah yang dirujuk ke RSUP Prof Ngoerah, seperti dari NTB dan NTT.

“Saudara kita yang dari Negara (Jembrana), Karangasem, Lombok, NTT, mereka memanfaatkan fasilitas di Rumah Sehati,” ungkap Wahyu.

Wahyu mengemukakan, yayasan juga secara rutin mengadakan kelas belajar agar anak-anak yang sedang dalam perawatan masih bisa mengikuti pelajaran yang ada di sekolah mereka. Dalam beberapa kesempatan mereka diajak bermain santai dengan kapasitas yang tidak sampai menguras fisik.

Berdasarkan pengalamannya mengantar anak-anak kanker berobat ke RSUP Prof Ngoerah, Wahyu menyampaikan setiap bulannya ada sekitar 6-8 pasien baru anak dengan diagnosis kanker yang dirujuk ke rumah sakit terbesar di Bali-Nusa Tenggara tersebut.

Dia mengingatkan para orangtua akan bahaya penyakit kanker yang tidak hanya menyerang orang dewasa. Para orangtua diingatkan untuk terus mengawasi makanan yang dikonsumsi anak-anak mereka, agar tidak mengandung bahan-bahan berbahaya. Dia menambahkan, radiasi gadget (gawai) yang berlebihan pada anak juga dicurigai sebagai penyebab kanker khususnya kanker otak.

“Di dalam kandungan (masa kehamilan) juga kita kan tidak tahu bagaimana asupan gizi mereka,” tambah Wahyu yang berprofesi arsitek.

Sosialisasi ancaman kanker pada anak juga dilakukan pihaknya kepada komunitas-komunitas di masyarakat. Dalam kegiatan itu pihaknya turut serta mengajak dokter yang berkompeten di bidang penyakit kanker. Menurutnya jika muncul benjolan tidak biasa pada tubuh anak sebaiknya segera diperiksakan ke dokter, karena hal tersebut seringkali menjadi gejala awal kanker.

“Untuk para orangtua yang masih muda-muda, tolong perhatikan anak-anak kita. Anak kita adalah titipan Tuhan yang perlu diperhatikan mulai dari asupan gizinya, dari pola hidupnya, hingga nanti bisa menjadi anak yang sehat dan bisa menjadi penerus,” harap Wahyu. *cr78

Komentar