nusabali

Sejumlah Proyek Perbaikan Saluran Irigasi Mundur

  • www.nusabali.com-sejumlah-proyek-perbaikan-saluran-irigasi-mundur

Saluran irigasi di Kabupaten Badung secara bertahap mulai diubah dari pasangan batu menjadi menggunakan beton precast (pracetak) L Shape.

MANGUPURA, NusaBali

Pada 2016 lalu proyek ini tergolong sukses, karena sejumlah saluran irigasi telah menggunakan model ini, seperti saluran irigasi kawasan Sading, Mambal, Petang, Buangga, Lukluk. Namun di 2017 ini ada beberapa persoalan yang membayangi proyek tersebut. Salah satunya adalah keterlambatan.

Alhasil, puluhan paket pekerjaan yang rencananya terealisasi awal tahun 2017, justru baru bisa berjalan di perkirakan Juni 2017 mendatang. Pihak Pemkab Badung mengakui keterlambatan ini.

“Iya, tahun ini (realisasi proyek, Red) pelelangan agak telat, karena perubahan organisasi perangkat daerah (OPD). Biasanya antara Februari dan Maret 2017 proyek sudah jalan, tapi ini mundur sampai Juni 2017,” tutur Kepala Bidang Sumber Daya Air (Kabid SDA) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Badung AA Gde Dalem, saat dikonfirmasi, Selasa (30/5).

Walau demikian, pihaknya meyakini proyek tetap terlaksana sesuai yang diharapkan. Sebab keterlambatan yang terjadi bukan karena persoalan serius.

Gung Dalem menyebutkan, penggantian saluran irigasi menggunakan pasangan beton precast (pracetak) L Shape akan dilakukan di antaranya di Subak Tungkub Mengwi, Subak Mambal, dan Subak Buangga. “Total tahun ini ada 50 paket lebih dan semua pakai L Shape,” jelasnya. Tahun lalu pun, hampir semua proyek pakai L Shape, kecuali pasangannya tinggi baru pakai cor cycloop.

Disinggung mengenai anggaran, Gung Dalem mengatakan bervariatif tergantung panjang saluran irigasi yang digarap. Berdasar perhitungannya anggarannya mulai dari Rp 300 juta hingga Rp 5 miliar.

Dijelaskannya, alasan pemerintah mengganti dari pasangan batu menggunakan beton precast L Shape juga karena lebih praktis dari segi pengerjaan. Satu orang bisa memasang 15 meter dalam sehari. Artinya dua kali lipatnya, karena dengan pasangan batu paling pekerja proyek hanya mampu menyelesaikan 6 meter per hari.

“Kami hitung-hitung saluran yang dimensinya 50 cm, dengan diameter 1 meter, menggunakan pasangan batu sekitar Rp 1,2 juta. Sementara untuk beton precast L Shape Rp 1,6 juta. Agak mahal Rp 400 ribu memang, tapi secara umur beton precast L Shape bisa 50 tahun,” paparnya.

Kepala Dinas PUPR Kabupaten Badung IB Surya Suamba, menyebutkan pemerintah menggelontorkan anggaran besar untuk program perbaikan saluran irigasi di Badung tahun 2017. Dikatakannya, penggunaan beton precast L Shape lebih efisien, sementara umurnya lebih panjang daripada pasangan batu. “Yang paling penting juga tuntutan pengerjaan cepat karena petani perlu air. Ini lah pertimbangan kami,” tandasnya. *asa

Komentar