nusabali

Megawati Ingatkan Kader Jangan Jatuh ke Alam Pragmatis

  • www.nusabali.com-megawati-ingatkan-kader-jangan-jatuh-ke-alam-pragmatis

JAKARTA, NusaBali
Sekjen DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyampaikan pernyataan Ketum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri dalam Seminar Nasional bertema ‘Pelembagaan Partai dan Kepemimpinan Strategis Nasional’ yang digelar Ikatan Alumni Universitas Indonesia (Iluni) bersama Sekolah Kajian Strategik dan Global (SKSG), Pascasarjana UI di Hotel Savoy Homann, Bandung, Kamis (26/1).

Hasto yang menjadi pembicara bersama Pakar Politik dari Indikator Politik, Burhanuddin Muhtadi dan Ketua Kaprodi SKSG Dr.A.Hanief Saka Ghafur, mengatakan Ketum Megawati mengingatkan kader PDI Perjuangan jangan jatuh dalam alam transaksional yang pragmatis. Sebab PDIP adalah Partai ideologis dengan rekam jejak sejarah panjang.

Berpolitik itu, lanjut Hasto, membangun peradaban dan menentukan arah bagi masa depan bangsa. "Karena itulah PDI Perjuangan ada selamanya, sepanjang bangsa ini ada. Tampak pernyataan sederhana, tetapi menunjukkan betapa pentingnya partai politik itu,” kata Hasto, dalam keterangan tertulisnya.

Kata dia, PDIP tetap berusaha menjadi partai modern tetapi dengan rohnya tidak berubah yakni berideologi Pancasila dengan spirit kelahiran 1 Juni. “Maka keputusan strategis Ibu Mega merupakan bahan penelitian sangat menarik,” imbuh pria yang juga merupakan Mahasiswa Program Doktoral Universitas Indonesia (UI) ini.

Hasto lalu memaparkan sejarah PDIP, yang berasal dari Partai Nasionalis Indonesia (PNI) yang didirikan oleh Proklamator RI Soekarno. Di Bandung, pada 4 Juni 1927, Soekarno mendirikan PNI dengan berbasis pada tradisi intelektual, dari pengalaman spirit kemerdekaan berbagai negara bangsa dunia, dan sejarah nusantara. Basisnya adalah kesadaran dan dialektika tentang mengapa Indonesia harus merdeka setelah terjajah ratusan tahun.

“Karena tradisi pendiri bangsa itu, maka selayaknya PDI Perjuangan dan kadernya juga mengembangkan kepemimpinan intelektual itu dengan belajar teori demokrasi, pemerintahan negara, fungsi parpol, ketahanan politik. Itu semua harus jadi bagian dari kultur PDI Perjuangan, inilah yang membuat partai punya arah masa depannya,” papar Hasto.

Hasto lalu memaparkan hasil risetnya. Ditemukan, bahwa masyarakat memberikan persepsi yang rendah terkait fungsi partai politik seperti fungsi intermediasi hingga agregasi kepentingan rakyat. Namun riset juga menemukan bahwa masyarakat memberikan apresiasi terhadap upaya pelembagaan partai politik.

Hasto mengatakan ada empat variabel yang mempengaruhi pelembagaan partai politik, berdasarkan temuan risetnya. Yakni kemampuan partai beradaptasi dengan perkembangan zaman (35,2%); kepemimpinan partai (29,6%) dan ideologi partai (17,5%), serta Budaya/Organisasi Partai (7,4%).

“Itu empat hal yang dinilai masyarakat sangat penting dalam pelembagaan partai,” imbuh Hasto.  Hasto menyatakan selain keempat variabel itu, dirinya akan membuktikan bahwa ada variabel lain yang berpengaruh, yakni kepentingan strategis partai hingga fungsi parpol termasuk dalam hubungan internasional. *k22

Komentar