nusabali

Pasca PPKM Resmi Dicabut, Bisnis Handycraft Belum 'Menggeliat'

  • www.nusabali.com-pasca-ppkm-resmi-dicabut-bisnis-handycraft-belum-menggeliat

DENPASAR,NusaBali
Kalangan  pebisnis handycraft Bali berharap  kondisi bisnis yakni ekspor produk-produk kerajinan Bali akan lebih baik tahun 2023 ini.

Hal tersebut setelah keadaan  sulit pada tahun 2022 lalu, akibat masih dalam suasana pandemi Covid-19.
“Pesanan- pesanan sudah ada. Namun belum banyak,” ungkap  I Ketut Darma Siadja, pengusaha handycraft yang juga Ketua Dewan Pimpinan Daerah Asosiasi Eksportir dan Produsen Handycraft Indonesia (DPD ASEPHI) Bali, Senin(9/1).

Darma Siadja mengatakan ancaman atau isu resesi global sebagaimana yang banyak diramalkan kalangan pakar diakuinya menimbulkan rasa waswas.  

“Kita sangat berharap, kebijakan atau rumusan untuk antisipasi resesi mampu menanggulanginya,” ucap Darma Siadja,  pria asal Desa Mas, Kecamatan Ubud, Gianyar.

Dijelaskan Darma Siadja, pada tahun 2022, kondisi bisnis handycraft Bali relatif sulit. Kata dia, tidak terlalu banyak pergerakan (ekspor). Kemungkinannya karena faktor pandemi Covid-19. “Kan tahun 2022 itu, setengahnya masih dalam suasana Covid,” jelasnya.

Kata Darma Siadja, peningkatan kunjungan wisatawan ke Indonesia, khususnya Bali dan pencabutan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan masyarakat (PPKM) oleh Pemerintah, diharapkan ikut berimbas  positif pada  bisnis handycraft.

Handycraft merupakan salah satu kelompok komoditas ekspor andalan Bali. Hal tersebut mengacu data Dinas Perdagangan dan Perindustrian(Disdagprin)Bali.

Pada periode Januari-Oktober 2022, total nilai ekspor handycraft Bali sebesar 96,3 juta dollar(Rp1,5 triliun).

Dengan nilai ekspor tersebut, handycraft berkontribusi 32,35 persen terhadap keseluruhan nilai ekspor Bali yakni sebesar 297 juta dollar (Rp4,6 triliun).

Ekspor handycraft berada di posisi kedua sebagai pemberi kontribusi komoditas pertanian yang didominasi produk perikanan. *K17

Komentar