nusabali

Potret Kehidupan Komunitas Orang Cebol di Tengah Gemuruh Pariwisata Bali

Dari Pameran Fotografer asal Belanda Ted van der Hulst di Museum Arma Ubud, Gianyar

  • www.nusabali.com-potret-kehidupan-komunitas-orang-cebol-di-tengah-gemuruh-pariwisata-bali

Ketika mereka tampak bahagia menjalani aktivitas, namun di balik pose-pose jenaka mereka terkesan raut wajah muram yang seolah menyimpan kesedihan.

GIANYAR, NusaBali

Seorang fotografer asal Belanda, Ted van der Hulst menggelar pameran fotografi bertajuk ‘Aristicrats’ di Museum Arma, Ubud, Gianyar. Pameran berlangsung mulai, Rabu (28/12) hingga 18 Januari 2023. Ted menyajikan puluhan karya fotografi human interest yang digali dari kehidupan komunitas orang-orang bertubuh pendek atau cebol yang bertahan hidup di tengah gemuruh aktivitas pariwisata di Bali.

Fotografer kelahiran Utrecht tahun 1982 ini mengungkapkan tertarik memotret kehidupan komunitas cebol yang tak sengaja ia temukan di traffic light Simpang Kerobokan, Kuta, Badung pada tahun 2017 silam. Dikatakannya, sebelum memotret, Ted yang menggeluti fotografi sejak kecil ini melakukan pendekatan terlebih dahulu. Bahkan bertahun-tahun lamanya, Ted dibantu seorang temannya melakukan dialog mendalam. Selain memotret kehidupan mereka apa adanya, kehidupan orang cebol juga diabadikan dalam bentuk buku.

Ted terkesan, melihat komunitas ini bisa hidup bahagia saling menguatkan meski dalam keterbatasan. Bahkan mereka bisa ambil bagian sebagai praktisi seni pertunjukan, yakni boxing atau tinju. Jebolan Fotovakschool Amsterdam 2012 ini kebanyakan memotret dengan menggunakan lampu studio dan tripod. Ia menghindari efek khusus dan citra digital. "Saya membiarkan lensa dan kamera bekerja untuk menjaga foto tetap jujur dan otentik," jelasnya di sela pameran.

Ted mendapat inspirasi dari komunitas orang pendek ini. Fotografer yang mengajar di LaSalle College Jakarta ini berupaya menampilkan mereka yang terpinggirkan bahkan nyaris tak dibicarakan dalam percaturan sosial. Sebagian karyanya menggambarkan aktivitas komunitas yang berjumlah 25 orang. "Mereka bekerja mempertunjukkan tinju komunitas Midget Fun Boxing bagi turis di Bali. Saya ingin masyarakat tahu, bagaimana kegigihan komunitas ini memperjuangkan kehidupan sebagaimana hak warga pada umumnya," jelasnya.

Dalam karyanya, Ted menyodorkan sebuah situasi yang paradoks. Ketika mereka tampak bahagia menjalani aktivitas, namun di balik pose-pose jenaka mereka terkesan raut wajah muram yang seolah menyimpan kesedihan.

Bagi Ted van der Hulst, rangkaian foto-foto ini terwujud berkat sambutan hangat Boncel, seorang visioner pendiri Midget Fun Boxer dan kawan-kawannya. "Boncel mengizinkan saya mengabadikan tidak hanya pesona panggung mereka, tetapi juga memberikan pandangan sekilas yang intim tentang aktivitas sehari-hari sebagai bukti bahwa mereka adalah anggota terhormat dari keluarga manusia," jelas Ted.

Selaku tuan rumah, Direktur Museum Arma, Anak Agung Gede Yudi Sadona mengatakan sangat berkesan dengan hasil karya fotografer asal Belanda ini. "Saya baru kenal dan lewat karyanya ini langsung merasa terkesan. Mudahan nanti bisa diapresiasi oleh para pecinta seni maupun kolektor," ujarnya. Pameran fotografi ini pula menjadi pameran foto pertama yang digelar di Museum Arma. "Ini pertama kali Museum Arma menampilkan hasil karya fotografi yang kontemporer," terang Agung Yudi. *nvi

Komentar