nusabali

Kewajiban Beragama dan Bernegara Seorang Yowana

  • www.nusabali.com-kewajiban-beragama-dan-bernegara-seorang-yowana

MANGUPURA, NusaBali.com – Dharma agama, dharma negara. Dua tugas dan kewajiban yowana yang saling berkaitan satu sama lain. Yowana yang mengerti kewajiban dalam beragama pasti paham bagaimana seharusnya bernegara.

Pesan ini disampaikan oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Badung I Wayan Adi Arnawa saat membuka dialog ‘Dharma Agama, Dharma Negara’ yang digagas oleh Perkumpulan Dharmopadesa Pusat Nusantara Cabang Badung di Ruang Kriya Gosana, Kantor Bupati Badung, Minggu (13/11/2022).

“Para yowana agar memahami apa itu dharma agama dan dharma negara. Karena kedua hal ini saling berkaitan,” ujar Adi Arnawa dalam sambutannya.

Menurut birokrat asal Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan ini, jika para generasi muda (yowana) sudah memahami ajaran agama masing-masing, hal tersebut menjadi modal bagaimana generasi penerus memahami tugas dan kewajiban sebagai insan bernegara.

Pemahaman yang dimulai dari sudut pandang keagamaan ini akan mendorong persepsi generasi muda untuk menghayati tugas dan kewajiban sebagai warga masyarakat secara lebih holistik. Lantaran, unsur pengetahuan dan rohani sudah tercakup dalam nilai bernegara dalam agama.

“Diskusi semacam ini hendaknya diperluas tidak hanya di lingkungan perkumpulan Dharmopadesa tetapi juga kepada masyarakat umum,” pesan Adi Arnawa kepada perkumpulan yang diinisiasi oleh Paiketan Sameton Brahmana Siwa-Bodha ini.

Sementara itu, menurut Ketua Yowana Perkumpulan Dharmopadesa Pusat Nusantara Cabang Badung, Ida Bagus Mahendra Sada Prabhawa menyatakan bahwa diskusi yang mengangkat keterkaitan agama dan negara ini dimaksudkan untuk memberikan pencerahan kepada generasi muda.

Mahendra menegaskan bahwa dalam peningkatan sumber daya manusia dan juga ketika berkarya dalam seni, adat, dan budaya hendaknya dilandaskan pada agama. Di lain sisi, giat seni, adat, dan budaya yang berlandaskan nilai agama tersebut pun semestinya ditujukan sebagai bentuk pengabdian kepada negara.

“Di satu sisi kita ngajegang seni, adat, budaya, agama, di satu sisi kita tetap berbakti kepada negara,” tutur Mahendra.

Ia pun mencontohkan bahwa penyelenggaraan diskusi ini pun mencerminkan nilai dharma agama, dharma negara. Di mana pada satu hal diskusi dimaksudkan untuk memberikan pencerahan mengenai dua kewajiban yang saling berkaitan tersebut.

Pada lain hal, kegiatan diskusi ini diselenggarakan atas kolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Badung sebagai Guru Wisesa atau sebagai negara dalam arti sempit. *rat

Komentar