nusabali

Taman Beji Samuan, Tempat Memohon Kesembuhan, Jodoh hingga Keturunan

Pesona Wisata Religi dan Alam di Petang, Kabupaten Badung

  • www.nusabali.com-taman-beji-samuan-tempat-memohon-kesembuhan-jodoh-hingga-keturunan

MANGUPURA, NusaBali.com – Taman Beji di Banjar Jemeng, Desa Adat Samuan, Kecamatan Petang, dipercaya sebagai tempat memohon tamba (obat), jodoh, hingga keturunan. Kuncinya hanya dua, niat dan kekhusyukan saat sembahyang.

Banyak kisah-kisah penyembuhan hingga pasangan yang akhirnya mendapatkan momongan setelah tangkil ke tempat wisata religi yang mulai dipugar pada tahun 2018 ini. 

Mulai dari juru canang di Taman Beji tersebut yang akhirnya bisa pulang dari rumah sakit ketika mendak (diantarkan) tirta untuk kesembuhan.

“Saya sarankan waktu itu agar beliau mendak tirta di sini karena anak beliau tidak sembuh-sembuh di rumah sakit. Setelah itu, hari ini dipendak, besoknya sudah boleh pulang,” kata Juru Sapuh sekaligus pemilik lahan kawasan Taman Beji Samuan, Made Narsa, saat ditemui di area panglukatan, Rabu (14/9/2022) sore

Kemudian, ada juga pasangan yang selama delapan tahun belum memiliki keturunan, lantas sembahyang dengan niat yang kuat dan baik serta khusyuk di hadapan Palinggih Ida Ratu Niang di Taman Beji Samuan, setelah lima bulan akhirnya dikaruniai momongan yang sehat.

Dua kisah di luar nalar manusia ini hanyalah segelintir kisah dari para krama yang tangkil ke Taman Beji dengan berbagai maksud dan tujuan.

Meski tempat melukat seperti ini erat kaitannya dengan agama Hindu di Bali, Taman Beji Samuan ini tidak hanya dikunjungi krama Hindu Bali tetapi juga dari berbagai agama dan suku dengan niatan membersihkan diri secara jasmani dan rohani.

“Siapa pun boleh ke sini asalkan pakai sarung. Bebas, tidak ada pantangan untuk orang-orang tertentu,” kata Narsa.

Tidak seperti tujuan wisata religi panglukatan di tempat lain, Taman Beji Samuan sama sekali tidak mematok tiket masuk. Kata Narsa, kawasan panglukatan di lahan miliknya yang sudah dikelola desa adat ini hanya mengambil berapa pun punia dan sesari yang diberikan krama yang tangkil.

“Tidak seperti tempat lain yang mematok seperti itu, kami di sini tidak berani. Cukup punia dan sesari yang diberikan krama saja yang kami terima,” ujar Narsa.

Bagi orang yang baru pertama kali tangkil melukat di Taman Beji Samuan disarankan untuk membawa pejati untuk maturpiuning (memberitahukan) bahwa melakukan ritual panglukatan yang pertama. Setelah itu, ketika tangkil kembali untuk seterusnya diperkenankan hanya mengaturkan canang.

Menurut Narsa, dalam kawasan Taman Beji Samuan ini terdapat sedikitnya empat palinggih yakni Puseh Desa, Ida Ratu Gede, Ida Ratu Niang, dan Ida Rambut Sedana. Khusus untuk jodoh dan keturunan, biasanya diarahkan untuk sembahyang dengan khusyuk pada Palinggih Ida Ratu Niang.

Sedangkan untuk nunas tamba dilakukan di Palinggih Ida Rambut Sedana atau Ida Ratu Niang. Kata Narsa, dulu ia sempat menemani krama yang sedang diruwat dari pengaruh ilmu hitam. Menurut Narsa, krama yang diruwat tersebut ada wanita belia yang terkena benda-benda perantara yang berhasil disembuhkan ketika sembahyang di Palinggih Ida Rambut Sedana dan mengeluarkan lendir kehijauan.

“Kebanyakan yang datang ke sini untuk nunas tamba sambil membersihkan diri. Ya, yang mohon jodoh juga ada, tetapi ya harus yakin dulu. Tempatnya di sini, di Ida Ratu Niang,” jelas Narsa meyakinkan.

Untuk yang pertama kali berwisata religi di tempat ini, terdapat beberapa urutan ritual yang disarankan Juru Sapuh. Pertama, maturpiuning di Palinggih Puseh Desa, kemudian sembahyang di Palinggih Ida Ratu Niang, Ida Rambut Sedana, dan palinggih yang lain. Setelah itu, membersihkan diri di pancuran Sapta Rsi.

Kata Narsa, setelah Taman Beji Samuan dibuka untuk publik pada tahun 2019, wisata religi yang bertengger di tebing Tukad Penet ini sempat populer hingga banyak krama mengantre untuk bisa tangkil.

“Pernah aset kami selama satu bulan itu sebelum pandemi sampai Rp 17 juta dari punia dan sesari,” ungkap Narsa.

Aset tersebut, kata Narsa, diserahkan sebagian untuk desa adat dan sebagian untuk dirinya dan tiga orang lain yang membantunya mengurus tempat wisata religi tersebut. Saat ini, kata Narsa, aset yang diterima dalam sebulan paling banyak Rp 1 juta.

Pantauan NusaBali.com, Taman Beji Samuan ini bukan sekadar tempat wisata religi tetapi juga wisata alam yang memukau. Di dalam satu kawasan ini, selain kawasan utama sebagai tempat melukat, terdapat pula air terjun di sisi utara pancuran panglukatan.

Tukad Penet yang melintasi kawasan lembah Taman Beji Samuan ini juga tidak kalah memukau dari sungai-sungai terkenal di Pulau Bali. Oleh karena itu, setelah membersihkan diri secara jasmani dan rohani, pengunjung juga dapat menyegarkan pikiran sambil berjalan-jalan di kawasan lembah wisata religi ini. *rat

Komentar