DLH Bangli Perlu Tambahan Anggaran BBM
Kebutuhan anggaran Solar dan Pertalite naik sebanyak Rp 323 juta.
BANGLI, NusaBali
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bangli memerlukan tambahan anggaran untuk bahan bakar minyak (BBM). Pengajuan anggaran ini untuk menyesuaikan dengan kenaikan harga BBM yang diberlakukan sejak Sabtu (3/9) lalu. Sekretaris DLH Bangli, Gusti Laksana mengatakan, dari penghitungan yang dilakukan, perlu tambahan anggaran Rp 345.682.600.
Menurut Gusti Laksana, DLH sudah melakukan penghitungan kebutuhan anggaran BBM untuk kendaraan layanan persampahan dan lainnya. Ada kendaraan yang menggunakan Solar, Pertalite, dan Pertamax. “Kami punya 16 truk angkut sampah. Mesin potong rumput sebanyak 30 unit,” ungkap Gusti Laksana, Senin (5/9). Sebelum terjadi kenaikan harga Solar dan Pertalite, kebutuhan anggaran sebesar Rp 1,1 miliar. Pasca kenaikan harga, kebutuhan menjadi Rp1,4 miliar. “Kebutuhan anggaran pembelian Solar dan Pertalite naik sebanyak Rp 323 juta,” ungkap Gusti Laksana.
Anggaran solar truk sampah dari Rp 275.875.200 menjadi Rp 364.262.400. Sedangkan untuk kebutuhan Pertamax awalnya Rp 10 juta menjadi Rp 11.600.000. Secara akumulasi diperlukan tambahan anggaran sebesar Rp 345.682.600. Diakui APBD Perubahan sudah ditetapkan, DLH akan berkoordinasi kembali dengan Badan Keuangan Pendapatan dan Aset Daerah (BKPAD) Bangli. “Nanti cari solusi untuk memenuhi kebutuhan anggaran. Jangan sampai menghambat layanan,” kata pejabat asal Kelurahan Bebalang, Kecamatan Bangli ini. *esa
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bangli memerlukan tambahan anggaran untuk bahan bakar minyak (BBM). Pengajuan anggaran ini untuk menyesuaikan dengan kenaikan harga BBM yang diberlakukan sejak Sabtu (3/9) lalu. Sekretaris DLH Bangli, Gusti Laksana mengatakan, dari penghitungan yang dilakukan, perlu tambahan anggaran Rp 345.682.600.
Menurut Gusti Laksana, DLH sudah melakukan penghitungan kebutuhan anggaran BBM untuk kendaraan layanan persampahan dan lainnya. Ada kendaraan yang menggunakan Solar, Pertalite, dan Pertamax. “Kami punya 16 truk angkut sampah. Mesin potong rumput sebanyak 30 unit,” ungkap Gusti Laksana, Senin (5/9). Sebelum terjadi kenaikan harga Solar dan Pertalite, kebutuhan anggaran sebesar Rp 1,1 miliar. Pasca kenaikan harga, kebutuhan menjadi Rp1,4 miliar. “Kebutuhan anggaran pembelian Solar dan Pertalite naik sebanyak Rp 323 juta,” ungkap Gusti Laksana.
Anggaran solar truk sampah dari Rp 275.875.200 menjadi Rp 364.262.400. Sedangkan untuk kebutuhan Pertamax awalnya Rp 10 juta menjadi Rp 11.600.000. Secara akumulasi diperlukan tambahan anggaran sebesar Rp 345.682.600. Diakui APBD Perubahan sudah ditetapkan, DLH akan berkoordinasi kembali dengan Badan Keuangan Pendapatan dan Aset Daerah (BKPAD) Bangli. “Nanti cari solusi untuk memenuhi kebutuhan anggaran. Jangan sampai menghambat layanan,” kata pejabat asal Kelurahan Bebalang, Kecamatan Bangli ini. *esa
Komentar