nusabali

Subsidi Bisa Tembus Rp 698 Triliun, Kuota BBM Terancam Jebol

  • www.nusabali.com-subsidi-bisa-tembus-rp-698-triliun-kuota-bbm-terancam-jebol

Saat ini subsidi energi Indonesia mencapai Rp 502 triliun. Dana tersebut bisa membangun ruas tol sepanjang 3.501 kilometer, atau membangun 3.333 rumah sakit kelas menengah.

JAKARTA, NusaBali
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mewanti-wanti volume solar dan pertalite akan membeludak pada akhir tahun ini. Dia menyebut kuota saat ini untuk solar 15,1 juta kiloliter kemudian kapasitas konsumsi 1,5 juta per bulan, maka akan habis pada Oktober 2022 ini.

“Kalau kita asumsikan volume dari konsumen mengikuti tren selama 8 bulan terakhir solar 1,5 juta per bulannya, kuota 15,1 juta kiloliter akan habis di bulan Oktober,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers di kantor Kementerian Keuangan, Jumat (26/8/2022).

Demikian juga dengan pertalite yang kuotanya 23,05 juta liter itu akan habis juga pada bulan Oktober. “Kalau konsumsinya 2,4 atau 2,5 juta per bulannya,” lanjutnya.

Nah, menurut Sri Mulyani hal itu yang menjadi masalah. Dengan begitu subsidi energi yang sudah disiapkan dari awal di APBN 2022 sebesar Rp 502 triliun juga akan habis.

Menurut perhitungannya, kalau untuk memenuhi kebutuhan sampai akhir tahun dengan kondisi konsumsi solar dan pertalite terus meningkat, maka volume kedua BBM tersebut juga meningkat. Sri Mulyani bilang volume solar bisa mencapai 17,44 juta kiloliter dan pertalite menjadi 29,06 kiloliter. Dengan begitu anggaran subsidi BBM otomatis juga akan naik.

“Maka kita akan perlu lagi menambah anggaran subsidi kompensasi dari Rp 502,4 triliun perlu ditambah Rp 195,6 triliun. Artinya jumlah subsidi kita akan mencapai Rp 698 triliun dengan volume kurs dan harga minyak yang sekarang terjadi dan trennya sampai akhir tahun,” ujar Sri Mulyani seperti dilansir detikfinance.

Menurut Sri Mulyani, anggaran subsidi energi Indonesia mencapai Rp 502 triliun adalah jumlah yang sangat besar. Jika dialokasikan untuk kebutuhan lain, dana tersebut bisa dipakai membangun proyek lainnya.

Salah satu contohnya adalah membangun ruas tol sepanjang 3.501 kilometer. Estimasinya, dana membangun jalan tol adalah Rp 142,8 miliar per kilometer.

“Atau kalau kita bikin ruas tol, ada 3.500 kilometer. Mungkin kita bisa menyelesaikan semua tol di Sumatera sih menurut saya, bahkan di luar,” kata Sri Mulyani di kantornya, Jumat kemarin.

Selain itu, menurut Sri Mulyani dana subsidi energi disebut dapat membangun rumah sakit di seluruh Indonesia. Bahkan jumlah yang bisa dibangun mencapai 3.333 rumah sakit. Estimasinya adalah satu rumah sakit butuh dana Rp 150 miliar.

“Kalau kita punya uang Rp 502 triliun tuh kira-kira bisa dapat apa saja kalau di dalam APBN kita? Rp 502 triliun itu bisa membangun rumah sakit sebanyak 3.333. Kalau Menteri Kesehatan minta bangun ke seluruh pelosok. Ini rumah sakit kelas menengah ya, kita bisa bangun 3.333,” ungkapnya.

Tak hanya itu, menurutnya, subsidi energi bisa juga dipakai membangun 227.886 sekolah dasar (SD) dengan estimasi biaya per sekolah Rp 2,19 miliar. Dan membangun 41.666 puskesmas dengan estimasi biaya Rp 12 miliar per unit.

Sri Mulyani mengatakan angka subsidi energi sangatlah besar dan nyata. Bahkan dia menyebut ada potensi menambah subsidi sebesar Rp 195,6 triliun.

“Jadi ini hanya memberikan sense of magnitude bahwa angka ini adalah angka yang sangat besar dan sangat real, dan ini masih belum cukup. 502 ini belum cukup masih akan berpotensi menambah Rp 195,6 triliun lagi dengan tren harga minyak dan jumlah volume konsumsi yang dilakukan masyarakat,” ujarnya. *

Komentar