nusabali

Festival Budaya Loloan Djaman Lame Kembali Digelar

  • www.nusabali.com-festival-budaya-loloan-djaman-lame-kembali-digelar

NEGARA, NusaBali
Sempat ditiadakan selama dua tahun akibat pandemi Covid-19, Festival Budaya Loloan Djaman Lame kembali digelar di Lingkungan/Kelurahan Loloan Timur, Kecamatan Jembrana, Jembrana, Sabtu (30/7) malam.

Festival menyambut Tahun Baru Islam 1444 Hijriyah ini, menampilkan berbagai kekayaan budaya, tradisi, kuliner, hingga style masyarakat Loloan tempo dulu.

Adapun tema festival tahun ini, adalah 'Melintasi Lorong Boedaja Kampoeng Loloan'. Dalam festival yang dibuka oleh Bupati Jembrana I Nengah Tamba, ini mengajak masyarakat bernostalgia ataupun mengenal berbagai budaya Loloan yang identik dengan budaya khas Melayu.

Bupati Tamba yang hadir bersama istri Gusti Ayu Ketut Candrawati dan Ketua DPRD Jembrana Ni Made Sri Sutharmi, sempat  berkeliling untuk memantau setiap stand dalam festival tersebut. Termasuk menikmati suguhan tarian, musik, pencak silat, makanan/minuman, hingga suasana pernikahan masyarakat Loloan zaman lama.

Dalam sambutanya, Bupati Tamba mengatakan, sangat mengapresiasi pagelaran Festival Loloan Djaman Lame ini. Dirinya pun mengaku sangat bangga dan bahagia dapat menikmati atraksi dan mengunjungi setiap stand budaya yang ditampilkan. Selain bernostalgia, festival ini pun menjadi wadah untuk memperkenalkan tradisi tempo dulu kepada generasi muda, sekaligus sebagai pelestarian budaya loloan beserta sejarah panjangnya.

"Saya sangat ingin acara ini dilakukan, dan malam ini sungguh luar biasa. Apa yang sudah dilakukan dan dirancang oleh panitia bersama Pak Kaling (Kaling Loloan Timur, Muztahidin) ini saya acungi jempol," ujar Bupati asal Desa Kaliakah, Kecamatan Negara ini.

Lebih lanjut, Bupati Tamba mengatakan, juga sangat senang dengan konsep festival yang ditampilkan sehingga menarik perhatian banyak masyarakat untuk datang menyaksikan festival ini. Bahkan diketahui tidak hanya dihadiri warga Jembrana. Namun festival ini juga turut dihadiri warga dari luar Bali seperti dari Padang, Lampung, Sampit bahkan ada dari Malaysia. "Cara menampilkan, memvisualkan kehidupan loloan di zaman lama sangat dapat," ujar Bupati Tamba.

Sementara Ketua Panitia, Ainur Rofiqi mengatakan, penyelenggaraan Festival Budaya Loloan Djaman Lame tahun ini, adalah festival yang keempat. Sebelumnya, festival yang diinisiasi komunitas Pemuda Loloan dalam rangka menyambut tahun baru Hijriyah sejak tahun 2017 lalu ini, sempat tertunda selama dua tahun pada 2020 dan 2021 karena adanya pandemi Covid-19.

"Sebelumnya mulai tahun 2017-2018, kami laksanakan festival ini secara swadaya. Lalu di tahun 2019 didukung oleh Pemkab Jembrana. Setelah pandemi Covid melanda, dua tahun tidak pernah dilaksanakan. Dan alhamdulillah, tahun ini dengan penuh kebahagiaan kami dapat melaksanakannya dengan dukungan Pemkab Jembrana," ujar Ainur.

Adapun rangkaian festival tahun ini dilaksanakan selama tiga hari. Pada hari pertama Jumat (29/7) malam, diadakan pawai obor, onthel, dan sejumlah pawai budaya Loloan lainnya. Kemudian hari kedua yang dihadiri langsung Bupati Tamba, Sabtu (30/7) malam, dilanjutkan pemeran Loloan Djaman Lame yang sekaligus menjadi acara puncak festival. Sedangkan terakhir pada Minggu (31/7), digelar pengajian bersama.

"Ada sekitar 18 stand budaya yang kita tampilkan dalam pameran Loloan Djaman Lame kali ini. Ini kita adakan sebagai langkah kita menjaga tradisi dan warisan datuk-moyang kita di Loloan. Agar anak-anak muda kita tidak melupakan warisan tradisi leluhur kita di Loloan ini," ucap Ainur. *ode

Komentar