nusabali

Rp 50 M Tagihan Biaya Pasien Covid-19 Macet di Kemenkes

  • www.nusabali.com-rp-50-m-tagihan-biaya-pasien-covid-19-macet-di-kemenkes

SINGARAJA, NusaBali
RSUD Buleleng belum menikmati Rp 50 miliar pendapatan dari tagihan pasien Covid-19, yang menjadi tanggungan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Karena piutang yang terakumulasi sejak 2021 - Maret 2022, hingga kini macet alias belum cair.  Direktur Utama (Dirut) RSUD Buleleng dr Putu Arya Nugraha, Selasa (26/4), mengatakan klaim untuk perawatan pasien covid-19 itu dibayarkan Kemenkes RI. Sebelumnya, tunggakan piutang itu rencananya akan dibayarkan awal April 2022. Namun hingga saat ini belum ada pencairan.

“Kemungkinan negara masih banyak prioritas, sehingga sampai saat ini dana itu belum cair. Beruntung sudah ada THR, jadi teman-teman ada dana untuk penyambung. Namun untuk biaya operasional kami harus berhemat. Mudah-mudahan setelah lebaran ada pencairan,” ucap Arya Nugraha.

Piutang tersebut, jelas dia, sebelumnya juga telah ditindaklanjuti. RSUD Buleleng sudah sempat bersurat langsung ke Kemenkes. Hanya saja belum ada balasan terkait pencairan. Menurut dirut yang juga spesialis penyakit dalam ini, jumlah piutang terakumulasi dari ratusan pasien Covid-19 yang dirawat di RSUD Buleleng.

Rata-rata klaim biaya perawatan pasien covid-19, Rp 20 juta – Rp 30 juta per pasien yang mengalami gejala sedang dan berat. Biaya tersebut terakumulasi rata-rata selama dua pekan. “Kebijakan terakhir penanganan pasien Covid-19 yang ditanggung BPJS Kesehatan dihitung per paket.  Berapapun lamanya dirawat, klaimnya menjadi rata-rata, tidak lagi hitungan per hari seperti saat awal-awal covid-19,” imbuh dia.

Dari piutang yang belum dibayarkan, jelas Arya Nugraha, RSUD Buleleng tetap berusaha untuk menstabilkan kas rumah sakit. Terutama untuk biaya operasional dan pelayanan pasien. “Pelayanan pasien sampai saat ini tetap maksimal, belum terpengaruh terhadap keterlambatan pencairan ini. Kalau jasa pelayanan tenaga medis, baru sebatas dari pendapatan non covid-19. Ya, namanya prajurit kami masih jalan saja dulu,” jelas Arya Nugraha. *k23

Komentar