nusabali

Tekan Rabies di Bali, Yayasan Seva Bhuana Aktif Edukasi dan Sterilisasi/Kastrasi

  • www.nusabali.com-tekan-rabies-di-bali-yayasan-seva-bhuana-aktif-edukasi-dan-sterilisasikastrasi

MANGUPURA, NusaBali.com - Banyaknya anjing dan kucing liar yang tidak memilik pemilik berkeliaran di Bali, membuat sekumpulan pencinta hewan aktif melakukan edukasi dan sterilisasi/kastrasi ke seluruh pelosok Bali.

Yayasan Seva Bhuana berdiri tahun 2016 terdiri dari berbagai kalangan yang peduli dengan kesejahteraan hewan (animal welfare) terutama anjing dan kucing liar. 

Dua program utama yayasan yang berlokasi di Dalung, Kuta Utara, yakni sterilisasi/kastrasi bersubsidi (gratis) bekerjasama dengan pemerintah daerah guna mengontrol populasi anjing dan kucing lokal sehingga dapat menekan penyebaran kasus rabies.

Selain itu mereka aktif melakukan edukasi , dengan merangkul semua lapisan masyarakat mulai anak-anak, remaja, hingga dewasa, sehingga kesadaran akan lingkungan beserta isinya dapat ditingkatkan. 

"Yayasan kita sudah berdiri sejak 2016, kami concern sama edukasi dan sterilisasi, karena edukasi dan sterilisasi merupakan salah satu solusi untuk penanggulangan kelebihan populasi yang ada di Bali terutama anjing dan kucing liar," ujar Ina Karina, Wakil Ketua Yayasan Seva Bhuana, Kamis (24/2/2022).

"Ada sekitar 20 yang inti, anggotanya terutama dokter hewan, yang lainnya adalah pecinta binatang awalnya," terang Ina mengenai keanggotaan yayasan. 

Ina mengatakan, anjing dan kucing liar tanpa pemilik berisiko lebih tinggi menjadi hewan penular rabies (HPR) karena tidak ada yang merawat. Karenanya dengan langkah sterilisasi/kastrasi jumlah populasi anjing dan kucing liar dan angka kasus rabies diharapkan bisa ditekan.

Untuk diketahui, sterilisasi (pada betina) dan kastrasi (pada jantan) adalah proses operasi untuk memandulkan hewan peliharaan dengan tujuan mengontrol populasi. Operasi ini dilakukan oleh dokter hewan berpengalaman dengan jahitan kecil dan di bawah bius total.

Ina menjelaskan, dengan populasi anjing dan kucing liar maupun hewan peliharaan yang sangat tinggi, Bali perlu memiliki sistem kontrol populasi agar jumlah hewan peliharaan dapat terkendali. 

"Masih banyak masyarakat yang membuang anak anjing betina sehingga banyak anjing telantar dan kawin sembarangan dan menghasilkan keturunan baru," kata Ina.

Mereka pun menyambangi desa-desa di Bali yang masih tinggi angka rabiesnya, seperti Tabanan, Karangasem, dan lainnya. Menurut Ina animo masyarakat sangat baik dan ternyata banyak yang peduli dengan anjing dan kucing liar di Bali. 

"Menyenangkan bisa bertemu banyak orang dan mengedukasi, banyak juga cara-cara tradisional yang kita nggak tahu, kita bisa sharing di situ," ungkap Ina.

Yayasan Seva Bhuana sangat terbuka untuk masyarakat yang ingin berpartisipasi dengan kegiatan yang mereka lakukan untuk menekan penyebaran rabies di Pulau Dewata.Namun, masyarakat perlu menyiapkan diri karena kegiatan menangkap anjing dan kucing liar merupakan kegiatan yang cukup berisiko.

"Silakan cek media sosial kami, biasanya kami kontak dulu. Karena untuk menangkap anjing liar biasanya kami yang sudah suntik VAR (Vaksin Anti Rabies), karena takutnya di daerah yang masih ada rabiesnya. Kami mengutamakan keselamatan untuk volunteeer juga," tandasnya.

Komentar