nusabali

Pamit Beli Nasi, Handani Tewas Dibantai

  • www.nusabali.com-pamit-beli-nasi-handani-tewas-dibantai

Saat minum arak bersama rekannya, Imran Handani dijemput seseorang. Keesokan harinya, dia ditemukan tertelungkup di jalan dalam kondisi tak bernyawa.

 Kemudian, korban langsung meninggalkan rekannya yang sedang pesta arak dan pamit pergi untuk membeli nasi.

“Setelah korban pergi dengan orang tersebut, rekan-rekannya ini langsung bubar dan pesta arak selesai,” ujar Kompol Reinhard seraya mengakui para saksi (teman-teman korban, Red) juga tidak mengetahui tujuan pergi si korban Handani hingga dikabarkan ditemukan sudah dalam keadaan tak bernyawa.

Sementara itu, Gede Sudama Putra, 31, salah seorang saksi yang berada di seputaran lokasi kejadian, mengaku mendengar suara kegaduhan yang terjadi di luar areal pekarangan rumahnya sekitar pukul 03.00 Wita. Kala itu, saksi hendak melihatnya, namun istrinya melarangnya. Meski demikian, saksi Sudama Putra kemudian menghubungi para pecalang untuk memeriksa sumber kegaduhan itu.

“Suara lolongan anjing tidak henti-hentinya. Saya curiga, makanya saya mau melihatnya, tapi istri melarang untuk ke luar rumah. Nah, barulah setelah itu saya melapor ke pihak pecalang via SMS. Tapi belum dijawab,” kata Sudama Putra.

Sekitar pukul 05.30 Wita, saksi kemudian dipanggil oleh Kelian Adat Abasan Nyoman Surajaya yang mengatakan bahwa ada laporan dari warga perihal ada orang yang tergeletak bersimbah darah dalam keadaan meninggal dunia. “Barulah saya tersadar jika kegaduhan semalam merupakan kasus pembunuhan. Bersama pecalang dan kelian adat, langsung datang ke lokasi dan melaporkan ke Polsek Denbar,” imbuhnya.

Masih menurut Kompol Reinhard, kepolisian yang melakukan olah tempat kejadian perkara menemukan korban tewas dengan posisi tangan kanan lurus ke atas, tangan kiri berada di atas dada.

Saat ditemukan, korban memakai baju kaos warna abu-abu lengan biru dan memakai celana panjang jeans warna abu-abu. Pada bagian leher terdapat luka terbuka yang diduga bekas tusukan, dan goresan benda tajam di bagian pinggang. Setelah itu, jenazah korban langsung dievakuasi ke RSUP Sanglah untuk dilakukan otopsi. “Kami masih melakukan penyelidikan. Motifnya belum tahu, tapi dugaan awal ingin menguasai harta benda. Hal ini karena motor Vario nopol DK 4807 BM juga raib,” tuturnya. Dikatakannya, pihaknya masih mendalami rekaman kamera pengawas di seputaran lokasi. Sementara jenazah Imran Handani tiba di Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah, Denpasar, sekitar pukul 09.00 Wita, menggunakan ambulans BPBD Provinsi Bali.

Kepala Forensik RSUP Sanglah dr Dudut Rustiadi SpF, menjelaskan, telah dilakukan pemeriksaan luar terhadap korban pada pukul 11.35 Wita. Berdasarkan hasil pemeriksaan luar, di tubuh korban terdapat luka terbuka pada dada sebelah kanan. Selain itu, leher sebelah kiri korban terdapat dua luka terbuka akibat kekerasan benda tajam.

“Korban laki-laki berusia 33 tahun. Pada dada kanan terdapat luka terbuka dan pada leher samping kiri terdapat dua luka terbuka akibat kekerasan benda tajam,” ungkapnya.

Ditambahkannya, pada punggung samping kanan juga terdapat luka lecet. Sedangkan mengenai perkiraan waktu kematiannya, dr Dudut tidak bisa memberikan keterangan karena bisa digunakan sebagai alibi oleh pelaku pembunuhan. Mengenai penyebab pasti kematian korban, juga belum dapat disimpulkan karena belum dilakukan otopsi secara mendalam. * dar, cr63

Komentar