nusabali

Wagub Cok Ace Launching Buku Padmabhuwana Bali

Konsep Dewata Nawa Sanga Jadi Landasan Pembangunan

  • www.nusabali.com-wagub-cok-ace-launching-buku-padmabhuwana-bali

DENPASAR, NusaBali
Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati meluncurkan (launching) karya buku berjudul ‘Padmabhuwana Bali’ serangkaian Bulan Bahasa Bali IV Tahun 2022 di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Provinsi Bali, kawasan Jalan Nusa Indah, Denpasar, Sabtu (12/2).

Dalam buku tersebut, Wagub menekankan pentingnya pembangunan Bali dengan berlandaskan kearifan lokal, di mana menggunakan landasan konsep Dewata Nawa Sanga dalam mengembangkan potensi di masing-masing daerah di Bali.

Dalam sambutannya, Wagub yang akrab disapa Cok Ace ini menjelaskan, dalam lontar Padmabhuwana menyatakan bahwa Mpu Kuturan pada abad ke-11 dan Dang Hyang Dwijendra pada abad ke-15 menyatakan Bali sebagai Padma Bhuwana.

Bali digambarkan sebagai satu kesatuan ruang yang dijaga oleh kemahakuasaan Dewata Nawa Sanga sebagai atribut, karakter, dan fungsi masing-masing ruang. Dalam ruang-ruang ini seluruh aktivitas masyarakat Bali berlangsung untuk mewujudkan tujuan hidup yang Moksartham Jagaditha.

Namun pada kenyataannya, kesejahteraan dan kebahagiaan hidup masyarakat Bali masih belum sepenuhnya bisa diwujudkan. Refleksi terhadap keterpurukan pariwisata saat pandemi covid-19 yang berimplikasi pada perekonomian masyarakat Bali, termasuk angka kemiskinan, semakin memperkuat bahwa ada sejumlah aspek yang harus diperbaiki dalam pembangunan Bali.

“Harus kita akui bahwa pembangunan Bali selama ini masih sulit melepaskan diri dari euforia pariwisata. Seolah-olah hanya pariwisata yang bisa menggerakkan perekonomian Bali, sehingga semua daerah berlomba-lomba untuk mengembangkan pariwisata di daerahnya. Kita lupa bahwa Padmabhuwana mengajarkan setiap ruang memiliki karakteristik taksu masing-masing, sehingga tidak mungkin dikembangkan dengan pola yang sama,” ungkap Cok Ace.

Tokoh Puri Agung Ubud ini menambahkan, taksu masing-masing daerah memastikan setiap potensi dapat berkembang optimal jika hanya dikembangkan dalam ruang yang tepat. Karena itu, seluruh program pembangunan Bali harus diawali dengan menggali taksu setiap wilayah, dan Padmabhuwana menyediakan konsep untuk itu. “Bagaimana membangun wilayah timur, selatan, barat, utara dan tengah, harus sesuai taksu berdasarkan spirit kedewataan yang menguasainya,” terang mantan Bupati Gianyar periode 2008-2013 ini.

Sejalan dengan visi Nangun Sad Kerthi Loka Bali, konsepsi Padmabhuwana relevan untuk dijadikan pendekatan untuk pemetaan kewilayahan baik secara sekala (geografis, demografis, potensi sumber daya yang dominan) dan niskala (fungsi Dewata Nawa Sanga yang menguasai wilayah tersebut) sehingga terbangun taksu yang diyakini segala potensi dapat berkembang. “Buku ini untuk merefleksikan kembali pembangunan Bali yang telah dilaksanakan saat ini, serta keberlanjutannya di masa depan. Bagaimana kita menggali segenap potensi wilayah tanpa ketergantungan pada sektor tertentu akan memberi dampak lebih besar pada penguatan pondasi perekonomian Bali,” tambah Ketua PHRI Bali ini sembari menyebut konsep one island one management menjadi syarat mutlak untuk mewujudkan pembangunan Bali yang integral, holistik dan berkelanjutan.

Usai menjelaskan secara singkat konsep Padmabhuwana Bali, Wagub Cok Ace kemudian menyerahkan karya bukunya kepada Gubernur Bali Wayan Koster. Gubernur Koster menyebut sejalan dengan konsep Padmabhuwana, dalam konteks membangun Bali, Gubernur Koster membuat visi Nangun Sad Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru.

Visi ini dibangun berdasarkan kearifan lokal Sad Kerthi, yakni enam sumber kesejahteraan dan kebahagiaan umat manusia meliputi Atma Kerthi, Segara Kerthi, Danu Kerthi, Wana Kerthi, Jana Kerthi, Jagat Kerthi untuk membangun Bali secara fundamental dan komprehensif serta  menciptakan harmoni.

“Untuk pembangunan Bali diperlukan tata kelola dalam hal ini tata ruang beserta unsur-unsur yang ada di dalamnya. Karena harus disadari bahwa Bali adalah sakral, tidak bisa asal dibangun. Karena Bali sendiri ditata oleh orang-orang suci. Kita bisa lihat setiap penjuru arah di Bali ada pura besar yang dibangun Mpu, Dang Hyang. Visi Nangun Sad Kerthi Loka Bali ini dipakai untuk menjawab permasalahan tatanan yang muncul dalam dinamika pembangunan sejak Bali dibangun dari awal sampai saat ini,” kata Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng ini.

Selain Gubernur Koster, hadir pula Kapolda Bali Irjen Pol Drs Putu Jayan Danu Putra SH MSi, Kepala Kejati Bali Ade T Sutiawarman, Danrem 163/Wirasatya Brigjen TNI Husein Sagaf SH, Kepala BIN Daerah Bali Brigjen Pol Hadi Purnomo SH MH, Kepala Kanwil Kemenkumham Bali Jamaruli Manihuruk SH MH MM serta Kepala Kanwil BPN Provinsi Bali Ketut Mangku APtnh SH MH. Para petinggi ini hadir sekaligus menerima Penganugerahan Kerthi Bali Sewaka Nugraha atas dedikasinya mendukung pembangunan Bali, termasuk dalam penanganan pandemi Covid-19. *ind

Komentar