nusabali

Kasus Covid-19 Melonjak, Pemkot Hentikan PTM

  • www.nusabali.com-kasus-covid-19-melonjak-pemkot-hentikan-ptm

Pembelajaran secara daring di Kota Denpasar mulai berlaku pada Jumat (4/2) hari ini, hingga kasus Covid-19 kembali melandai.

DENPASAR, NusaBali
Pemkot Denpasar memutuskan untuk menghentikan sementara pembelajaran tatap muka (PTM) PAUD, SD, dan SMP. Penghentian dilakukan karena banyak kasus positif Covid-19 yang terjadi pada siswa dan guru. Seluruh sekolah kembali menjalani sekolah dalam jaringan (daring) alias online mulai hari ini, Jumat (4/2).

Hal itu terungkap dalam rapat koordinasi yang digelar Pemkot Denpasar dipimpin Wakil Walikota I Kadek Agus Arya Wibawa dipandu Sekda Denpasar Ida Bagus Alit Wiradana bersama Forum Perbekel/Lurah Kota Denpasar, Camat Denpasar, hingga organisasi perangkat daerah (OPD) terkait di Ruang Praja Utama Kantor Walikota Denpasar, Kamis (3/2).

Wawali Arya Wibawa mengungkapkan, dari koordinasi dengan Walikota I Gusti Ngurah Jaya Negara diputuskan untuk menutup sekolah-sekolah dari tingkat PAUD hingga tingkat SMA/SMK di Denpasar.

Penutupan itu dilakukan karena dalam kurun waktu dua minggu kasus Covid-19 meningkat tajam. Kasus positif sejak 27 Januari 2022 sampai 2 Februari 2022, terdeteksi sebanyak 1.024 kasus. Dari total tersebut 106 kasus atau 10 persen di antaranya merupakan kasus yang terdeteksi dari siswa dan guru yang melaksanakan PTM. 

“Ini selama dua pekan kasus terus meningkat. Dari 1.024 kasus 10 persennya dari klaster PTM. Jadi mempertimbangkan kasus itu, sudah koordinasi dengan Bapak Walikota, diputuskan untuk PTM dihentikan sementara dan sekolah daring sampai kasus melandai,” ujar Wawali Arya Wibawa.

Pemberhentian PTM sementara nantinya akan dilandasi dengan Surat Edaran (SE) Walikota Denpasar. Pengajuannya nanti dari Satgas Penanganan Covid-19 melalui Disdikpora Kota Denpasar.

Khusus untuk pemberhentian sementara PTM SMA dan SMK, karena ranahnya di Pemprov Bali, Pemkot Denpasar akan mengajukan agar SMA/SMK yang ada di Denpasar mengikuti keputusan yang dibuat. “Pemberhentian PTM ini kami akan landasi dengan SE Walikota Denpasar. Jadi dari PAUD/TK hingga SMA/SMK di Denpasar agar dihentikan sementara karena kasus yang muncul merupakan klaster PTM,” ungkap Wawali Arya Wibawa.

Kepala Disdikpora Kota Denpasar Anak Agung Gde Wiratama mengemukakan data sekolah dan siswa yang terkonfirmasi positif Covid-19 yakni dari 254 SD yang ada di Kota Denpasar, sebanyak 9 sekolah memiliki siswa dan guru terpapar Covid-19. Sementara SMP, dari 76 sekolah yang ada, sebanyak 12 sekolah memiliki siswa dan guru terpapar Covid-19. Sementara untuk SMA, ada 4 sekolah dengan 42 siswa yang terpapar Covid-19. Sedangkan orang tanpa gejala (OTG) di SMA sebanyak 17 orang. Sementara untuk SMK ada 1 sekolah dengan 4 siswa yang terpapar. “Kalau SMA dan SMK ditambah OTG itu ada 63 siswa. Sementara SMP yang terpapar dari 12 sekolah totalnya ada 24 siswa dan 5 guru. Sedangkan di 9 SD ada 14 siswa,” ucapnya.

Selama ini, menurut Gung Wiratama, sekolah-sekolah di Kota Denpasar yang melaksanakan PTM sudah menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Akan tetapi, yang menjadi permasalahan ketika siswa berada di luar sekolah yang tidak bisa dikontrol pihak sekolah. 

“Kalau kami di sekolah memang sudah ketat. Ada siswa yang maskernya melorot, kami perbaiki. Tetapi kami tidak bisa mengontrol di luar sekolah karena itu sudah ranah orangtua mereka. Kemungkinan banyak yang lalai, sehingga yang sekarang terpapar dari saat ini terdeteksi memang dari klaster keluarga,” kata Gung Wiratama.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar Ni Luh Putu Sri Armini menambahkan, kluster sekolah mulai ditemukan pada 21 Januari 2022 lalu di SMAN 1 Denpasar. Selanjutnya pihaknya melakukan tracing dan screening ke beberapa sekolah.

Dari hasil tersebut ditemukanlah beberapa sekolah yang siswa maupun gurunya terkonfirmasi positif. Dengan banyaknya screening yang dilakukan terhadap siswa di sekolah, lab PCR di Denpasar pun kewalahan. “Kami punya dua lab yakni Universitas Warmadewa dan RSUD Wangaya, dan semuanya kewalahan. Yang awalnya satu hari hasil bisa keluar, sekarang bisa sampai dua hari,” ungkapnya.

Oleh karena itu, pihaknya memutuskan untuk menghentikan pelaksanaan screening. Namun pihaknya menggencarkan tracing kepada kontak erat. “Jadi kalau ada siswa positif, kami akan lakukan tracing kepada siapa yang bersangkutan melakukan kontak erat,” tandas Sri Armini. 

Sementara itu, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kota Denpasar I Dewa Gede Rai, memaparkan berdasarkan data resmi harian penanganan Covid-19 Kota Denpasar pada Kamis (3/2), kasus meninggal dunia bertambah 1 orang dan kasus sembuh bertambah 33 orang. Kasus positif Covid-19 bertambah sebanyak 369 orang.

Secara kumulatif kasus positif Covid-19 di Kota Denpasar tercatat 39.450 kasus, angka kesembuhan pasien Covid-19 mencapai 37.084 orang (94,01 persen), meninggal dunia sebanyak 1.010 orang (2,56 persen), dan kasus aktif yang masih dalam perawatan sebanyak 1.356 orang (3,43 persen). 7 mis

Komentar