nusabali

Warga Tengkulak Kaja Tukar 1.701 Kg Sampah Plastik dengan 682 Kg Beras

  • www.nusabali.com-warga-tengkulak-kaja-tukar-1701-kg-sampah-plastik-dengan-682-kg-beras

GIANYAR, NusaBali
Plastic exchange (penukaran sampah plastik) sangat diminati masyarakat di masa pandemi Covid-19.

Hanya dengan membawa sampah plastik ke balai Banjar, warga bisa mendapatkan alat penukar berupa beras.  Seperti tampak pada aksi plastic exchange di Banjar Tengkulak Kaja, Desa Kemenuh, Kecamatan Sukawati,  Gianyar, Sabtu (27/11). Sejak dibuka Pukul 09.00 Wita sampai sekitar Pukul 12.00 Wita, sampah plastik yang terkumpul mencapai 1.701 kg atau 1 ton lebih. "Jumlah warga yang datang cukup antusias, sekitar 100an orang. Mereka membawa sampah plastik yang dipilah dari sampah rumah tangga," jelas Bendesa Adat Tengkulak Kaja I Made Selamet.

Tidak saja dari anggota banjar, plastic exchange ini juga menarik minat para siswa SDN 2 Kemenuh. "Mereka total membawa 64,5 Kg sampah plastik kresek. Karena siswa, kita ganti alat penukarnya berupa buku," jelas Mase Selamet. Selain sampah plastik, akai ini juga menerima sampah berupa rongsokan, kardus, buku bekas, kertas, besi dan botol Bir. "Total beras yang keluar dalam aksi ini 682 Kg," jelasnya. Beras sebagai alat penukar, diupayakan dari sponsor dan donatur setempat yang peduli akan kebersihan lingkungan sekaligus peduli sesama di masa pandemi Covid-19. "Plastic Exchange rutin kita gelar sebulan sekali. Ini sudah bulan ketiga," terang Made Selamet.

Pencetus Plastic Exchange Made Janur Yasa mengatakan aksi ini mulai dilakukan di seluruh Bali sejak pandemi Covid-19. Tepatnya sejak 2 tahun lalu. Dicetuskan agar bantuan berupa sembako tidak digelontorkan begitu saja. Made Janur menggugah masyarakat berbakti pada ibu pertiwi dengan cara bersih-beraih sampah plastik. Tenaga yang habis saat memilah sampah itulah, diganti dengan alat penukar berupa beras. "Jadi masyarakat akan sangat menghargai beras yang didapat dari penukaran sampah," jelas pria plontos asal Tabanan ini.

Plastik exchange juga mengajak masyarakat untuk lebih peduli lingkungan. "Di Bali ada Tri Hita Karana. Tiga penyebab kebahagiaan. Hubungan harmonis dengan Tuhan adalah jati diri, hubungan harmonis dengan sesama manusia adalah untuk kesejahteraan. Dan hubungan harmonis dengan lingkungan, kita lakukan dengan menjaga. Dengan tidak membuang sampah sembarangan. Maka kalau ada sampah plastik di tanah, pungut. Jangan justru dibuang ke jalan," pinta penggiat lingkungan yang masuk nominasi CNN Hero ini.

Made Janur meminta agar kebiasaan memungut dan memilah sampah plastik ini dimulai dari rumah tangga. Dia yakin aksi lokal ini akan berpengaruh luas. "Kami ini sebenarnya menyukseskan program Gubernur Bali dalam perangi sampah dari sumber. Dari rumah tangga, dari Banjar. Kalau bisa mengurangi sampah ke TPA Suwung, TPA Temesi. Mungkin yang dibuang ke sana hanya sampah leteh saja, semisal popok yang belum bisa kita proses," jelasnya.

Made Janur menambahkan, sejak 2 tahun lalu aksi ini sudah dilakukan oleh 200 Banjar di Bali. Sampah plastik yang berhasil dikumpulkan mencapai 500 ton lebih.*nvi

Komentar