nusabali

Kontingen Kecamatan Kubu Borong Juara Seni Keagamaan

  • www.nusabali.com-kontingen-kecamatan-kubu-borong-juara-seni-keagamaan

AMLAPURA, NusaBali
Kantor Kementerian Agama Karangasem menggelar lomba kreativitas seni keagamaan tingkat SMP se-Kabupaten Karangasem, Minggu (31/10).

Lomba digelar di lantai II Kantor Kementerian Agama Karangasem. Lomba yang digelar yakni lomba kramaning sembah dan membaca sloka. Juara pertama dari kedua lomba ini diborong kontingen Kecamatan Kubu.

Lomba kramaning sembah dimenangkan pasangan Ni Luh Diantari dan Ni Komang Uliantari, keduanya siswi SMPN 1 Kubu dengan skor 2.610. Juara II pasangan Ni Nengah Listia Ananda Prihastini dengan Ni Putu Ayuhmi Darasaima Artono Putri dari Kecamatan Abang dengan skor 2.595. Juara III pasangan Ni Komang Suryantari dengan Ni Kadek Nindya Sriwardani dari Kecamatan Karangasem skor 2.3765. Lomba baca sloka dimenangkan pasangan Ni Made Meyluna Dharamika dengan I Komang Surya dari Kecamatan Kubu skor 4.680, juara II pasangan Ni Kadek Dina Marliana dengan Ida Ketut Somya Sidantu dari Kecamatan Karangasem skor 4.6360, dan juara III pasangan I Gusti Lanang Agung Bayusuta dengan Ni Kadek Juni Santiasih dari Kecamatan Manggis skor 4.6110.

Para pemenang mendapatkan trofi, piagam, dan uang pembinaan. Ni Luh Diantari mengucap syukur karena berhasil mempersembahkan juara pertama. “Kami melakukan persiapan optimal sebelum lomba, sebelumnya juara lomba masatua Bali serangkaian Bulan Bahasa Bali di Desa Baturinggit,” ungkap Diantari. Siswi kelas VIII SMPN 1 Kubu ini juga sering ikut lomba. Khusus lomba kreativitas seni keagamaan, Diantari dan Koming Uliantari dibina oleh guru agama, I Gede Joni Eka Putra. Ketiga juri lomba kramaning sembah mengapresiasi penampilan delapan utusan sebagai wakil kecamatan. Sejumlah peserta tampil kurang optimal, ada yang tegang, ada yang belum kompak.

Tiga Dewan Juri dari STKIP Hindu Amlapura yakni I Komang Badra, I Wayan Jatiyasa, dan I Ketut Dani Budiantara. “Penilaiannya menyangkut sikap, penampilan, penghayatan, dan ekspresi. Banyak yang mengalami kesalahan teknis,” ungkap Wayan Jatiyasa. Misalnya, saat memasuki arena lomba, jalannya kurang serasi, ada juga yang grogi. Semakin sering ada lomba, maka kemampuan siswa semakin terlatih dan kemampuannya meningkat. *k16

Komentar