nusabali

Cabang Judo Sumbang 5 Medali Emas buat Bali

Kemarin Giliran Ganding, Desak Mira, Fania Jadi Jawara

  • www.nusabali.com-cabang-judo-sumbang-5-medali-emas-buat-bali

Perolehan 5 medali emas dan 6 perunggu di PON XX 2020 jauh lebih baik dari PON XIX 2016 ketika cabang judo sumbang 2 emas, 4 perak, 6 perunggu

JAYAPURA, NusaBali

Cabang olahraga beladiri judo benar-benar jadi primadona bagi kontingen Bali dalam pesta olahraga multievent tingkat nasional PON XX 2020, yang tengah berlangsung di Papua. Cabang judo sudah mempersembahkan 5 medali emas dan 6 perunggu, setelah 3 pejudo andalan Bali kembali berjaya sebagai jawara, Jumat (1/10): I Gede Ganding Kalbu Soethama, 25, I Dewa Ayu Mira Widari, 26, dan Fania Farid, 20.

Dalam laga final cabang judo PON XX 2020 yang digelar di GSG Eme Neme Yauware, Mimika, Papua, Jumat kemarin, Gede Ganding Kalbu Soethama tampil sebagai juara Kelas -100 kg putra dan sekaligus sabet medali emas. Pejudo nasional petraih medali emas SEA Games 2019 ini sukses mengalahkan andalan Jawa Barat, Deden Setiadi, dengan kemenangan ippon. Medali perunggu kelas ini diraih Damar Rizky Wibowo (Jawa Tengah) dan Rinus Kogoya (Papua).

Sedangkan I Dewa Ayu (Desak) Mira Widari sukses mempersembahkan medali emas dari kelas +78 kg putri bagi kontingen Bali, setelah dalam laga final kemarin pejudo Pelatnas ini berhasil mengalahkan andalan tuan rumah Papua, Zisilia Gloria Stepanie Mailoa. Di kelas ini, pejudo tuan rumah harus puas kebagian medali perak. Medali perunggu diraih Dita Aulia Permata Putri (pejudo Papua lainnya) dan Hevrilia Windawati (Jawa Timur).

Sebaliknya, Fania Farid bikin kejutan dengan mempersembahkan medali emas kelas -78 kg putri bagi kontingen Bali. Dalam laga final kemarin, pejudo belia berusia 20 tahun ini sukses mengalahkan andalan Jawa Barat, Tiara Arta Gartia, yang harus puas kebagian perak. Medali perunggu kelas ini direbut Tiara Shinta Firstylia (DKI Jakarta) dan Syerina (Banten).

Selain sabet 3 medali emas, pada hari yang sama, Jumat kemarin, tim judo Bali juga menambah 1 medali peringgu melalui I Gede Agastya Darma Wardana di Kelas +100 kg putra. Pejudo nasional kelas (berat) asal Desa Tengah, Kecamatan Bebandem, Karangasem ini harus puas kebagian medali perunggu, setelah terhenti di babak semifinal karena dikalahkan andalan Jawa Barat, Billy Sugara.

Gede Agastya Darma merupakan satu dari empat pejudo Bali yang kini berstatus atlet Pelatnas yang disiapkan ke SEA Games 2021. Tiga (3) pejudo Pelatnas lainnya adalah Gede Ganding Kalbu Soethama, Desak Mira Widari, dan Ni Kadek Anny Pandini. Dari 4 pejudo Pelatnas ini, hanya Gede Agastya Darma yang gagal sabet medali emas di arena PON XX 2020 Papua.

Dengan hasil ini, cabang primadona judo total sudah mempersembahkan 5 medali emas dan 6 perunggu bagi kontingen Bali di PON XX 2020 Papua. Dua (2) medali emas sebelumnya dipersembahkan pejudo nasional Ni Kadek Anny Pandini dan I Gusti Ayu Guna Kakihara, Kamis (30/9).

Kadek Anny Pandini sukses sabet medali emas kelas –57 kg putri, setelah di babak final mengalahkan pejudo DKI Jakarta, Hanifa Fitria Hadiyan. Ini hat-trick alias medali emas ketiga secara beruntun bagi Anny Pandini---yang notabene ratu judo Asia Tenggara---di arena PON, setelah sebelumnya sabet emas pada PON XVIII 2008 di Riau dan PON XIX 2016 di Jawa Barat.

Sedangkan IGA Guna Kakahira berhasil sabet medali emas di kelas -70 kg putri, setelah dalam babak final mengalahkan pejudo Jawa Tengah, Muji Leksani Listyowati. Bagi IGA Guna Kakahira, ini merupakan medali emas pertamanya di ajang PON.

Sementara, 5 medali perunggu selain persembahan Gede Agastya Darma, masing-masing dipersembahkan Kadek Ayu Intan Lestari di kelas -63 kg putri, I Kadek Adi Wirawan di kelas -73 kg putra, Putu Wiradamungga Adesta di keloas -81 kg putra, Tiwi Anjelina di kelas -45 kg putri, dan I Putu Sukarya Yasa di kelas -66 kg putra.

Bali sendiri masih berpeluang menambah medali ermas cabang judo, melalui kelas mix (beregu campuran 3 pejudo putra dan 3 pejudo putri). Jika berhasil tambah emas, ini akan menjadi prestasi yang gilang gemilang. Bali sejak awal hanya menargetkan 5 medali emas cabang judo di PON XX 2020 dan itu sudah terwujud kemarin.

Sekadar perbandingan, pada PON XIX 2016 di Jawa Barat lalu, cabang judo hanya berhasil mempersembahkan 2 medali emas, 4 perak, dan 6 perunggu untuk kontingen Bali. Berdasarkan catatan NusaBali, judo kalah mentereng dari cabang layar, yang kala itu berhasil sabet 5 medali emas dan 1 perunggu. Cabang judo setingkat di atas atletik, yang kala itu mempersembahkan 2 medali emas, 2 perak, dan 3 perunggu.

Ada pun 2 medali emas yang direbut kontingen Bali dari cabang judo pada PON XIX 2016, masing-masing dipersembahkan melalui pejudo Ni Kadek Anny Pandini dan I Kadek Adi Wirawan. Saat itu, Anny Pandini sabet emas melalui nomor spesialisasinya di kelas -57 kg putri, sementara Kadek Adi Wirawan melalui kelas -73 kg putra.

Berkat sumbasih cabang judo, kontingen Bali saat itu sukses menempati peringkat 6 dari 34 provinsi dalam klasemen akhir distribusi perolehan medali PON XIX 2016 dengan koleksi 20 medali emas, 21 perak, dan 35 perunggu. Itulah prestasi terbaik Bali sepanjang sejarah PON yang sudah digulirkan sejak tahun 1948.

Manajer Tim Judo Bali, Agus Putra Adnyana, menyatakan bangga dengan prestasi 5 medali emas dan 6 perunggu yang direbut sementara dalam PON XX 2020 di Papua. Pasalnya, target awal sudah terpenuhi. “Terlepas ada satu atlet Pelatnas belum beruntung dapat medali emas (Gede Agastya Darma Wardana, Red), yang jelas target 5 medali emas sudah terpenuhi. Ini harus kita syukuri," jelas Putra Adnyana saat dikonfirmasi NusaBali di Jayapura, Jumat kemarin.

Putra Adnyana mengatakan, pihaknya juga telah melakukan antisipasi berupa kejutan medali emas dari pejudo lainnya yang semula tidak ditarget juara. "Secara umum, kita mengincar medali dari kelas menengah hingga kelas berat. Raihan 5 medali emas ini sudah sesuai prediksi awal," sambung pelatih judo Bali, Ni Made Suyudani.

Menurut Made Suyudani, setelah sukses sabet 5 medali emas dan 6 perunggu, tim judo Bali kini fokus incar tambahan medali di kelas mix. Mantan pejudo nasionalo jawara SEA Games ini, pihaknya tengah menyiapkan pejudo yang potensian dapat memenangkan pertandingan di kelas mix ini. “Jika berhasil dapat tambahan medali emas dari kelas mix, ini ibarat bonus. Sebab, target 5 medali emas telah terpenuhi,” tandas Suyudani.

Sedangkan Ketua Umum KONI Bali, I Ketut Suwandi, menyatakan raihan medali emas di cabang judo sudah sesuai hitung-hitungan awal. Dia berharap atlet, pelatih, dan manajer tim judo jangan terlena dengan semua ini. Ke depannya, harus tetap lebih kerja keras lagi.

Yang jelas, Suwandi sangat bersyukur dengan gebrakan cabang judo yang sukses sabet 5 medali emas dan 6 perunggu. "Ini jalan pembuka untuk cabang olahraga lainnya untuk dapat medali emas di PON XX 2020,” jelas Suwandi.

Sementara itu, pejudo Gede Ganding Kalbu Soethama mengaku sangat berbagia bisa sabet medali emas pertamanya di PON XX 2020. Pada PON XIX 2016 di Jawa Barat, pejudo nasional ini hanya mampu mempersembahkan medali perak bagi kontingen Bali.

"Saya bersyukur dengan raihan medali emas ini. Semoga saja ke depannya terus bisa mengunci kelas -100 kg putra ini. Saya berharap sabet emas lagi dalam PON XXI 2024 di Sumatra Utara-Aceh," harap Gede Ganding, pejudo kelahiran 7 September 1996 asal Banjar Gelukung, Desa Sukawati, Kecamatan Sukawati, Gianyar kepada NusaBali.

Menurut Gede Ganding, dalam PON XX 2020 di Papua, lawan yang dihadapi semua kuat-kuat. Meski begitu, dengan penuh keyakinannya, pejudo dengan tinggi badan 180 cm ini tetap berhasil memenangkan setiap pertandingan sejak babak penyisihan hingga final. Bahkan, saat menghadapi Deden Setiadi di babak final, Gede Ganding berhasil mengalahkan penjudo Jabar itu dengan ippon, mengandalkan teknik kuncian bawah.

Sedangkan Desak Mira Widari mengakui medali emas pertamanya di ajang PON ini dipersembahkan kepada almarhum ibunya, I Dewa Ayu Kartini, yang meninggal 18 Maret 2021 saat dirinya berada di Pelatnas. Itu sebabnya, saat bertarung di babak final PON XX 2020 kemarin, Desak Mira sampai sampai membawa foto almarhum ibunya.

"Ibu saya dulu sempat bercita-cita ingin tampil di ajang PON, tapi tidak kesampaian karena hanya sebagai atlet atletik di lokal Bali. Jadi, medali emas ini saya persembahkan untuk almarhum ibu," tutur pejudo kelahiran 28 Juni 1995 asal Kelurahan Bebalang, Kecamatan Bangli yang merupakan anak sulung dari 5 bersaudara pasangan I Dewa Gede Anom dan I Dewa Ayu Kartini ini.  *dek,nar

Komentar