nusabali

RS Wajib Tolak Pasien OTG-GR

Upaya Satgas Tekan Kasus Kematian Pasien Covid-19

  • www.nusabali.com-rs-wajib-tolak-pasien-otg-gr

Rumah sakit hanya merawat pasien terkonfirmasi Covid-19 gejala sedang dan berat. Bagi OTG-GR diinstruksikan untuk menjalani isolasi terpusat.

SINGARAJA, NusaBali

Seluruh rumah sakit di Buleleng diinstruksikan oleh Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng, wajib menolak pasien Covid-19 berstatus orang tanpa gejala dan gejala ringan (OTG-GR). Sehingga rumah sakit dapat fokus merawat pasien Covid-19 yang mengalami gejala sedang dan berat. Hal itu juga salah satu upaya Satgas Kabupaten menekan kasus kematian pasien Covid-19.

Sesuai data Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng, Rabu (18/8), tercatat 5 orang pasien Covid-19 yang meninggal dunia. Tiga orang di antaranya dari Kecamatan Buleleng dan 1 orang masing-masing dari Kecamatan Sawan dan Gerokgak. Penambahan kasus meninggal dunia membuat jumlah kematian pasien Covid-19 sejak awal pandemi sebanyak 401 orang atau 4,30 persen dari kasus kumulatif.

Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Gede Suyasa, mengatakan dengan kasus kematian pasien Covid-19, rumah sakit harus melakukan seleksi pada pasien. Dia menegaskan yang diprioritaskan adalah pasien yang bergejala sedang dan berat. Sedangkan OTG-GR sudah disiapkan tempat isolasi terpusat (isoter).

“Semestinya pasien OTG-GR yang masih berupaya isolasi di rumah sakit, dilarang dan tidak diterima rumah sakit. Supaya rumah sakit bisa merawat yang bergejala sedang dan berat,” ucap Suyasa.

Suyasa yang juga Sekda Buleleng, menjelaskan upaya lain yang dilakukan untuk menekan kasus kematian pasien Covid-19, menghindari isolasi mandiri (isoman). Menurutnya isoman bagi pasien Covid-19 sangat berisiko. Apalagi yang memiliki komorbit dan belum divaksin. Sehingga pemerintah saat ini mengupayakan tak ada lagi pasien Covid-19 yang melakukan isoman. Seluruh OTG-GR dipindahkan ke isoter yang disiapkan pemerintah. “Kalau isoman tidak terdeteksi dengan bagus, bisa berakibat fatal. Karena sudah parah baru ke rumah sakit. Makanya ada catatan baru masuk ke RS malamnya sudah meninggal, belum sempat dilakukan penanganan,” ujar birokrat asal Desa/Kecamatan Tejakula.

Upaya ketiga yakni dengan peningkatan pelayanan dengan menambah kapasitas bed occupancy rate (BOR) rumah sakit. Terutama kapasitas ruang isolasi ICU pasien Covid-19 yang saat ini baru disiapkan RSUD Buleleng 38 bed. “Upaya terakhir kembali ke kesadaran masyarakat. Pemerintah sudah mengupayakan penanganan semaksimal mungkin. Masyarakat kami mohon dukungannya dengan tindakan disiplin prokes,” pesan Suyasa.

Sementara itu, kasus konfirmasi baru yang dicatatkan pada Rabu (18/8) kemarin sebanyak 63 orang. Sebanyak 20 orang di antaranya berasal dari Kecamatan Buleleng, 18 orang dari Kecamatan Banjar, 8 orang dari Kecamatan Sukasada, 5 orang dari Kecamatan Tejakula, 4 orang dari Kecamatan Kubutambahan, 3 orang dari Kecamatan Sawan, 2 orang masing-masing dari Kecamatan Busungbiu dan Gerokgak, dan 1 orang dari Kecamatan Seririt.

Sedangkan pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh sebanyak 42 orang. Sebanyak 14 orang di antaranya berasal dari Kecamatan Buleleng, 7 orang dari Kecamatan Sukasada, 6 orang dari Kecamatan Banjar, 5 orang dari Kecamatan Seririt, 3 orang masing-masing dari Kecamatan Kubutambahan dan Sawan, dan 2 orang dari Kecamatan Gerokgak dan Tejakula.

Perkembangan kasus Covid-19 terkini di Buleleng membuat jumlah kasus konfirmasi kumulatif sebanyak 9.320 orang. Sebanyak 8.036 orang sudah dinyatakan sembuh, 401 orang meninggal dunia, dan menyisakan 883 kasus aktif. *k23

Komentar