nusabali

Gianyar Sulit Berantas Rabies

  • www.nusabali.com-gianyar-sulit-berantas-rabies

Kasus gigitan anjing rabies sudah terjadi dua kali pada awal Januari 2018.

GIANYAR, NusaBali

Kabupaten Gianyar masih sulit berantas kasus rabies. Temuan kasus gigitan positif rabies kedua kalinya, kembali terjadi pada awal tahun 2018. Anjing positif rabies dilaporkan telah menggigit seorang warga di Banjar Sangging, Lingkungan Candi Baru, Kelurahan Gianyar pada Jumat (5/1).

Setelah menggigit korban, warga langsung melapor ke Dinas Pertanian Kabupaten Gianyar yang membidangi soal rabies. Dari hasil pengamatan, usai menggigit korban, ternyata anjing tersebut tidak mau makan lalu mati. Kepala Dinas Pertanian I Made Raka mengakui rabies di Gianyar belum bisa zero kasus seperti Denpasar dan Klungkung.

“Ini kembali ke lingkungan masyarakat. Contoh, anjing yang di Desa Buruan, Blahbatuh itu (kasus pertama di 2018, Red), sudah diminta vaksin, tapi rumah kosong. Saat petugas datang, rumah tertutup,’’ ujar Made Raka, kemarin.

Padahal, menurut Raka, apabila pemilik anjing punya inisiatif, bisa dibawa langsung ke Kantor Dinas Pertanian untuk minta vaksin. Dia juga menyayangkan perilaku masyarakat yang belum menerapkan imbauan pemerintah. "Kalau sesuai dengan SOP (Standar Operasional Prosedur) yang sering kami bicarakan, pertama kalau ada gigitan, mencari VAR (Vaksin Anti Rabies). Untuk anjingnya diikat. Tapi anjing masih banyak berkeliaran," jelasnya.

Tidak itu saja, perpindahan anjing dari satu daerah ke daerah lain juga dilarang sesuai edaran pemerintah provinsi Bali. "Kalau masyarakat tidak sadar itu, sulit. Petugas kami sudah sosialisasi, bahkan kemarin (Sabtu lalu, Red) begadang sampai jam 1 mengurus pepindahan anjing di Lingkungan Candi Baru," ungkapnya.

Dikatakan Raka, terhadap kasus gigitan anjing rabies yang sudah terjadi dua kali di awal Januari 2018 ini, pihaknya tetap akan memantau perkembangannya. "Ini yang digigit pemiliknya. Kalau orang lain yang digigit, kami sulit kami menelusuri," ungkapnya.

Masyarakat harus sadar menjaga Gianyar. "Jujur Gianyar urutan ke 7, lumayan dibanding dari kabupaten lain. Tapi kami tidak boleh terlena, kalau bisa sama-sama nol seperti Denpasar-Klungkung," ujarnya. Maka pihaknya meminta peran masyarakat langsung menangani anjing ini. Ada beberapa desa sudah menerapkan pararem (aturan adat, red) soal rabies. Contohnya di Pejeng dan Tegalalang sudah ada. "Aturan itu bagus mengikat masyarakat supaya buat malu melanggar," ungkapnya.

Raka juga mendesak masyarakat Gianyar untuk sadar tentang bahaya rabies dan disiplin tentang penanganan anjing. Sebelumnya, di awal pergantian tahun baru, pasangan suami istri (pasutri) di Jalan Banteng, Desa Buruan, Kecamatan Blahbatuh, diigigit anjingnya sendiri bernama Nico yang sempat kabur. Anjing ras peranakan itu pulang lalu menggigit bagian tangan korban saat dielus-elus. Pasutri itu langsung mencari VAR. Anjing mereka juga mati dan sudah diuji lab dengan hasil positif rabies.*nvi

Komentar