nusabali

Tak Ada Biaya, Anak Pintar Terancam Drop Out

  • www.nusabali.com-tak-ada-biaya-anak-pintar-terancam-drop-out

Nasib apes dialami oleh Komang Gunantari, 15, warga Banjar Dinas Kelodan, Desa Suwug, Kcamatan Sawan Buleleng.

SINGARAJA, NusaBali
Ia yang kini tinggal menunggu detik-detik kelulusannya di bangku SMP, harus menerima dengan pasrah karena terancam tidak dapat melanjutkan alias di-drop out (DO) karena kondisi keluarganya yang kurang mampu.

Tari begitu ia biasa disapa adalah anak ketujuh dari delapan bersaudara pasangan Nyoman Jayantara, 43 dengan Nyoman Nadi, 41. Ayahnya yang hanya sebagai pencari batu di sungai, saat ini merasa tidak sanggup untuk membayai anak ketujuhnya itu untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Padahal Tari yang saat ini masih berstatus siswa SMPN 3 Sawan tergolong anak yang pintar sebagai juara III di kelasnya.

“Di sekolah teman-teman sudah mengajukan pendaftaran ke sekolah-sekolah yang mereka inginkan. Tapi saya belum daftar karena bapak sama ibu katamya tidak ada biaya,” ujar dia yang ditemui di rumah gubuknya Minggu (26/3) siang.

Dari delapan bersaudara orangtuanya kini masih menanggung tiga orang anak yang masih bersekolah sedangkan saudaranya yang lain ada yang sudah menikah dan bekerja. Selama ini sang ayah yang hanya megandalkan penghasilan dari hasil penjualan batunya di sungai. Ia pun baru mendapatkan hasil ketika batu-batu kali terkumpul cukup banyak untuk dijual.

Setiap harinya ia mencari batu ke sungai dan memikulnya melalui jalan yang cukup terjal. Pekerjaan membanting tulangnya itu pun selama ini hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari yang lebih sering hanya pas-pasan.

Semenatara istrinya Nyoman Nadi juga berusaha membantu perekonomian keluarga dengan membuka dagang makanan ringan di rumahnya dan menjual sejumlah jejaitan sebagai sarana upacara. Ia dan keluarganya kini juga masih tinggal menumpang di lahan milik kelurganya. Lantaran tanah waris yang dimilikinya sudah terjual habis untuk biaya pengabenan orangtuanya.

Sementara itu Tari yang bercita-cita sebagai guru sebelumnya menginginkan untuk bersekolah di SMK Karya Wisata, dan mencari jurusan perhotelan. Sehingga setamat SMK ia bisa segera bekerja untuk membantu meringankan beban keluarganya. Di tengah keterbatasan ekonomi keluarganya, ia pun masih berharap bantuan dari pemerintah atau orang yang peduli agar bisa melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi. *k23

Komentar