nusabali

Rancang Strategi Pemulihan Ekonomi Bali, BNPB Roadshow

  • www.nusabali.com-rancang-strategi-pemulihan-ekonomi-bali-bnpb-roadshow

DENPASAR, NusaBali
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) gandeng Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali, melakukan roadshow ke sejumlah desa di Bali, Jumat (11/12), untuk mendapatkan gambaran yang lebih utuh dan empiris mengenai situasi terkini akibat pandemi Covid-19.

Roadshow ini bagian upaya BNPB dalam merancang strategi pemulihan ekonomi Bali. Kepala BPBD Provinsi Bali, I Made Rentin, mengatakan roadshow ini dilakukan bersama-sama setelah BNPB berkoordinasi dengan Pemprov Bali, 2-3 Desember 2020 lalu, untuk mencari strategi pemulihan ekonomi Bali. Titik pertama yang menjadi lokus kunjungan BNPB adalah kawasan Indonesian Tourism Development Corporation (ITDC) Nusa Dua, Kelutahan Tanjung Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Badung.

"Kawasan ITDC Nusa Dua merupakan lokasi yang nantinya akan digunakan untuk kegiatan akbar internasional ‘Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR)’ tahun 2022 mendatang. Melalui kunjungan ini, BNPB meninjau kesiapan ITDC dalam menghadapi situasi pandemi Covid-19," beber Made Rentin di Denpasar, Jumat kemarin.

Menurut Rentin, kawasan ITDC Nusa Dua dilengkapi dengan fasilitas dan infrastruktur kesehatan yang mumpuni. "Salah satunya, dengan ketersediaan ruangan isolasi mandiri di setiap hotel dan fasilitas rumah sakit di dalam area. Selain itu, kawasan ITDC Nusa Dua juga telah menyiapkan diri dengan simulasi evakuasi bencana tsunami dan outbreak Covid-19," tegas birokrat asal Desa Werdhi Budaya, Ke-camatan Mengwi, Badung yang juga Sekretaris Penanganan Covid-19 Provinsi Bali ini.

Rentin menyebutkan, BNPB juga mengadakan kunjungan ke sejumlah desa adat dan desa wisata. Desa adat yang dikunjungi, antara lain, Desa Adat Kerobokan (Kecamatan Kuta Utara, Badung) dan Desa Adat Sedang (Kecamatan Abiansemal, Badung).

Desa Adat Kerobokan dan Desa Adat Sedang memiliki karakteristik yang berbeda. Desa Adat Kerobokan merupakan area pariwisata terbesar di Bali, yang mana masyarakatnya mengandalkan sektor pariwisata sebagai sumber mata pencaharian sehari-hari.

"Dalam menghadapi situasi pandemi Covid-19, krama Desa Adat Kero-bokan melakukan adaptasi dengan mengubah sumber mata pencaharian dari sektor pariwisata, perdagangan, dan kerajinan ke sektor pertanian dan perkebunan pisang," papar Rentin. "Masyarakat setempat uga merambah ke sektor kuliner dengan memanfaatkan aplikasi gofood, grabfood, dan mengadakan catering untuk upacara adat," imbuhnya.

Sedangkan temuan di Desa Adat Sedang, Kecamatan Abiansemal, berbeda lagi. Menurut Rentin, secara ekonomi, Desa Adat Sedang ternyata tidak terdampak oleh pandemi Covid-19. Pasalnya, mayoritas masyarakat setempat mengandalkan mata pencaharian sebagai pedagang bunga, yang langsung mendistribusikannya ke pasar-pasar.

"Hal ini didukung kebutuhan krama Bali terhadap bunga yang sangat tinggi untuk keperluan upacara adat dan sembahyang. Hal ini menjadi pemetaan BNPB juga," terang mantan Kabag Umum Sekretariat Dewan (Setwan) DPRD Bali ini.

Sedangkan untuk desa wisata, BNPB mengujungi Rumah Desa Balinese Home and Cooking Studio di Desa Baru, Kecamatan Marga, Tabanan. Rumah desa mengusung konsep desa wisata yang berkelanjutan, di mana desa tidak seluruhnya diubah menjadi destinasi wisata, tetapi pengunjung diajak berpartisipasi dengan kehidupan masyarakat Bali asli secara langsung.

"Di sini hanya tersedia satu cottage di area Rumah Desa Balinese Home and Cooking Studio. Selebihnya, tamu dipersilakan untuk menginap di rumah-rumah warga. Selain itu, desa ini juga memiliki komoditi andalan, yaitu kopi, sehingga tidak bergantung pada sektor pariwisata saja," beber Rentin.

Lokus terakhir yang menjadi titik kunjungan BNPB, kata Rentin, adalah Oka Agriculture Bali di Banjar Temen, Desa/Kecamatan Susut, Bangli. Oka Agriculture Bali merupakan usaha ekonomi lokal berbasis masyarakat, dengan memberdayakan petani setempat. Kemudian, hasil komoditi diolah dan dijual di restoran dan Kafé Oka Agriculture.

Hanya saja, usaha ini sangat terdampak oleh pandemi Covid-19, karena mayoritas pengunjungnya adalah wisatawan mancanegara. "Beberapa titik kunjungan di atas menjadi bagian dari assesment dan pemetaan yang dilakukan BNPB untuk rancang bangun sistem pemulihan ekonomi Bali," tegas Rentin.

Menurut Rentin, kunjungan ke desa-desa ini menjadi best practice yang dapat dicontohkan kepada daerah lain. "Ke depannya, BNPB akan mempersiapkan sistem pemulihan ekonomi Bali bekerja sama dengan berbagai lintas sektor, yang mampu menunjang kebutuhan Provinsi Bali," katanya. *nat

Komentar