Jatuh Usai Nyalip, Guru TK Tewas Dilindas Jazz
Kecelakaan mengerikan terjadi di Jalan Surapati Singaraja, tepatnya di depan Sekolah Calon Tamtama (Secata) A Buleleng, Minggu (23/10) pagi, hingga menewaskan seorang guru TK, Ni Kadek Arniki, 22.
Sementara itu, jenazah korban Kadek Arkini kemarin siang telah dipulangkan dari RS Kertha Usada ke rumah duka di Banjar Pengubugan, Desa Pakraman Depaha, Kecamatan Kubutambahan. Informasi yang diperoleh NusaBali saat melayat ke rumah duka kemarin, jenazah guru TK ini langsung dimakamkan keluarganya di Setra Desa Pakraman Depaha pada Radite Umanis Merakih, Minggu kemarin.
Korban Kadek Arniki sendiri merupakan anak bungsu dari 6 bersaudara keluarga pasangan I Wayan Rami (almarhum) dan Ni Made Wini. Pihak keluargasangat terkejut dan shock berat akibat kematian tragis sang guru TK. Ibunda koran, Ni Made Wini, juga sangat terpukul atas kematian tragis putri bungsunya, hingga tidak mampu ke luar kamar untuk menyapa para pelayat dan krama sebanjar yang datang membanti siapkan upacara penguburan kemarin.
Kakak ipar korban, Ni Ketut Sri Melini, 36, mengatakan pihak keluarga memang berencana menggelar upacara di tegalan. Itu sebabnya, korban Kasek Arniki ditelepon ibundanya, Sabtu (22/10), untuk pulang supaya bisa engikuti upacara di tegalan tersebut.
“Biasanya, adik saya itu (korban Kadek Arniki) pulang seminggu sekali. Tapi, ini tumben sudah tiga minggu dia tidak pulang, sehingga kemarin (Sabtu) ditelepon oleh ibu karena mau ada upacara di tegalan. Ternyata, terjadi musibah seperti ini,” cerita Sri Melini kepada NusaBali di rumah duka kemarin. k23
Korban Kadek Arniki sendiri merupakan anak bungsu dari 6 bersaudara keluarga pasangan I Wayan Rami (almarhum) dan Ni Made Wini. Pihak keluargasangat terkejut dan shock berat akibat kematian tragis sang guru TK. Ibunda koran, Ni Made Wini, juga sangat terpukul atas kematian tragis putri bungsunya, hingga tidak mampu ke luar kamar untuk menyapa para pelayat dan krama sebanjar yang datang membanti siapkan upacara penguburan kemarin.
Kakak ipar korban, Ni Ketut Sri Melini, 36, mengatakan pihak keluarga memang berencana menggelar upacara di tegalan. Itu sebabnya, korban Kasek Arniki ditelepon ibundanya, Sabtu (22/10), untuk pulang supaya bisa engikuti upacara di tegalan tersebut.
“Biasanya, adik saya itu (korban Kadek Arniki) pulang seminggu sekali. Tapi, ini tumben sudah tiga minggu dia tidak pulang, sehingga kemarin (Sabtu) ditelepon oleh ibu karena mau ada upacara di tegalan. Ternyata, terjadi musibah seperti ini,” cerita Sri Melini kepada NusaBali di rumah duka kemarin. k23
Komentar