nusabali

Made Bagia Tiap Hari Jualan Koran Keliling dengan Disangga Tongkat

  • www.nusabali.com-made-bagia-tiap-hari-jualan-koran-keliling-dengan-disangga-tongkat

Dalam kondisi kaki diamputasi, Made Bagia tiap hari pulang pergi naik motor dari Desa Gerokgak ke Kota Singaraja dengan jarak tempuh 1,5 jam, demi jualan koran di traffic light Perempatan Pantai Penimbangan

Musibah terjadi tahun 1999, ketika Made Bagia mengalami kecelakaan lalulintas di Desa/Kecamatan Kubu, Karangasem. Saat itu, dia hendak pulang kampung ke Desa Gerokgak, Buleleng untuk suatu keperluan. Di tengah perjalanan pulang, Made Bagia yang naik motor ditabrak Truk. Walhasil, dia harus merelakan kaki kanannya diamputasi (dipotong) tim medis.

Proses pemulihan luka atas kakinya yang diamputasi ternyata memerlukan waktu cukup lama yakani sekitar 6 tahun, hingga 2005. Setelah kondisinya membaik, Made Bagia yang hidup sebatang kara kembali merantau ke Karangasem untuk lanjutkan kerja sebagai menjual koran keliling.

Namun, kata Made Bagia, peruntungannya tidak lagi bisa seperti saat kondisi fisiknya masih lengkap. Lahan pekerjaannya yang sempat ditinggalkan selama 6 tahun, sudah diambil orang lain. Made Bagia dengan keterbatasan fisiknya, kemudian beralih ke Kota Tabanan. Di sinilah dia harus adu nasib jualan koran keliling dengan menggunakan tongkat. Setelah 2 tahun adu nasib di Kota Tabanan, Made Bagia akhirnya putuskan balik ke Buleleng pada 2007. Masalahnya, ketika itu petugas Sat Pol PP Tabanan melarangnya jajakan koran di jalan.

Sejak itu pula, Made Bagia jualan korang keliling di Kota Singaraja. Dia hampir selalu mangkal di seputaran traffict light Perempatan Pantai Penimbangan Singaraja. Dia biasanya mengambil koran di seorang pengepul di kawasan Jalan Patimura Singaraja. Usai julan koran, sore harinya dia selalu pulang ke gubuknya di Desa/Kecamatan Gerokgak.

Menurut Made Bagia, setiap hari dirinya pulang pergi (PP) Gerokgak-Singaraja dengan waktu tempuh 1,5 jam satu kali perjalanan menunggangi sepeda motor. “Saya biasanya berangkat dari rumah (Gerokgak) ke Singaraja untuk berjualan koran pagi-pagi sekitar pukul 06.00 Wita,” cerita ayah satu anak ini.

Dengan mengendarai sepeda motornya, dia langsung menuju pengepul untuk ambil koran, sebelum mangkal di traffic light. Dalam sehari, Made Bagia rata-rata mengambil koran kepada pengepul dengan sistem ngebon sebanyak 90-100 eksemplar. Koran yang diajajakan dari tiga media cetak, termasuk NusaBali.

Koran tersebut dijual sejak pagi pukul 08.00 Wita hingga siang pukul 14.30 Wita. Dia mendapatkan untung rata-rata Rp 500 per eksemplar koran. Artinya, jika mampu menjual 100 eksemplar koran, berarti dalam sehari Made Bagia hanya dapat penghasilan Rp 50.000.

Sayangnya, terkadang dia harus merugi, ketika banyak korannya yang tidak laku. Namun, Made Bagia tetap bersyukur karena masih bisa jualan koran dalam kondisi fisik serba terbatas. Jualan koran inilah yang dipakai menafkahi istrinya, Ni Made Yuni Hotri, 28, dan anak balitanya yang masih berusia 2 tahun. “Saya bersemangat mencari rezeki, meski kondisi sanagt terbatas,” katanya.

Setiap hari di bawah terik matahari, dia menjajaki satu per satu pengendara motor yang berhenti di traffic light Perempatan Pantai Penimbangan Singaraja, untuk jual koran. Biasanya, dia hanya mampu menawarkan koran kepada 3-4 pengendara setiap 60 detik lampu merah menyala. Dari tawaran itu, hanya beberapa pengendara saja yang biasanya menepi untuk beli koran.

Jualan koran dalam kondisi bertongkat, terkadang membuat Made Bagia celaka. Sebab, tak jarang dia terjatuh akibat tersenggol kendaraan hingga seringkali terkena knalpot motor hingga kakinya melepuh. “Ya, mau bagaimana lagi. Kalau tidak jualan koran, saya dan keluarga mau makan apa?” katanya pasrah.

Menurut Made Bagia, dengan keterbatasan kondisi fisik dan ekonomi yang morat-marit, dia hanya mendapatkan bantuan beras untuk masyraakat miskin sebesar 15 kilogram per bulan. Selain itu, dia juga sempat mendapat bantuan kaki palsu. Tapi, kaki palsu tersebut tidak dia gunakan karena merasa lebih nyaman menggunakan tongkat. Sementara untuk bantuan seperti jaminan kesehatan dan bantuan sosial lainnya, belum pernah diterima Made Bagia. k23

Komentar