nusabali

Produksi Beras Organik Ditolong Pasar Domestik

  • www.nusabali.com-produksi-beras-organik-ditolong-pasar-domestik

DENPASAR, NusaBali
Pandemi Covid-19 menyebabkan banyak  ekspor produk Bali terganggu atau batal. Salah satunya produk beras organik.

Padahal ekspor tersebut diharap bisa menggairahkan pola bertani yang konvensional ke pertanian organik yang menjadi isu global. Ida Bagus Gede Arsana, salah seorang pebisnis beras organik mengalami dampak buruk pandemic Covid-19 tersebut. Rencananya mengekspor 1 kontainer (16 ton) beras organik ke Australia, namun batal karena terganjal pandemi Covid-19. “Rencananya dikirim bulan Agustus, namun pada bulan Maret dibatalkan,” ujarnya, Kamis (2/7).

Partnernya dari Australia khawatir dengan perkembangan Covid-19. Selain itu tentu faktor transportasi yakni penerbangan juga tidak ada. Sedangkan kesepakatan ekspor beras organik tersebut sudah disepakati sebelumnya. Namun gara-gara Covid-19, akhirnya batal.“Kemungkinan pertengahan 2021 nanti akan diminta dikirim,” ujar pemilik PT Bali Sri Organik, salah satu pelaku UMKM yang bergerak di pertanian organik, khususnya padi dan beras organik.

Beruntung di saat setop eskpor, pasaran lokal sedikit membantu. Di antaranya ke Jakarta. Sehingga bisnis beras organik, masih bisa jalan meski tidak seperti dalam kondisi normal. “Juga ada pesanan dari rumah sakit di Tabanan,” ungkapnya. Menurutnya serapan dari pasar lokal itulah yang membantu pemasaran produk beras organik. Walau  jumlahnya belum banyak.

Untuk memproduksi  beras organik,  IBG Arsana bekerjasama dengan beberapa subak  mengembangkan padi dan beras organik. Di antaranya di Subak Sangeh, Desa Sangeh Kecamatan Petang, Subak Sangempel dan Subak Citra di Bongkasa, Kecamatan Abiansemal. Semuanya di Kabupaten Badung. “Memang ke depan kita harus mengembalikan unsur hara tanah dengan pertanian organik,” ucapnya tentang proses produksi padi organik.

Selain beras organik, produk beras merah dari Bali juga terhambat pasar ekspornya karena pandemi Covid-19. “Rencananya bos saya Februari datang ke sini. Tetapi tak jadi karena virus corona,” ujar I Wayan Suka Artha, petani sekaligus pebisnis beras dari Desa Piling Kecamatan Penebel Tabanan.

Bos yang dimaksud Suka Artha adalah partner bisnis dari Amerika Serikat yang biasa mengurus orderan beras merah dari Amerika Serikat. Karenanya Suka Artha ogah  berbicara lebih jauh soal ekspor beras merah. “Tak berani ngomong apa-apa karena kondisi Covid-19,” ujarnya. Penerbangan tidak ada, sehingga partner tak bisa datang ke Bali,” lanjutnya. Padahal Juli ini merupakan masa panen padi, termasuk beras merah. Dia pastikan stok beras merah akan melimpah.

Biasanya kalau kondisi normal, dia mengirim 1 kontainer atau 15 ton beras merah  ke Amerika Serikat untuk sekali pengiriman. “Kita berupaya minimal 1 kontainer, karena kalau kurang biayanya juga sama,” terangnya. Dia berharap pandemic Covid-19 segera berakhir, sehingga bisnis normal kembali. *k17

Komentar