nusabali

Tim Anti Lapar Denpasar Bagikan Bantuan Tepat Sasaran

Mulai dari Warga Tak Mampu Hingga Anak Rantauan

  • www.nusabali.com-tim-anti-lapar-denpasar-bagikan-bantuan-tepat-sasaran

Sejak bulan April 2020 lalu Tim Anti Lapar Denpasar secara rutin menyediakan paket makan tersebut.

DENPASAR, NusaBali
Menjelang sore, terlihat kesibukan yang tak biasa di kawasan pasar kuliner Renon, Jalan Tukad Badung, Denpasar. Di depan angkringan Jaancook Rice Box ini, terlihat sekelompok orang tengah mempersiapkan beberapa paket makanan dalam styrofoam. Terlihat pula beberapa orang datang dan mengambil beberapa paket makanan tersebut. 

Aktivitas ini sudah menjadi rutinitas di kawasan pasar kuliner Renon sejak 44 hari belakangan ini. Memang, sejak bulan April 2020 lalu Tim Anti Lapar Denpasar secara rutin menyediakan paket makan tersebut. Dan bukan hanya untuk diambil langsung di tempat tersebut, beberapa paket juga sudah disiapkan untuk diantar langsung ke warga yang membutuhkan. 

“Mereka tidak hanya ke sini mengambil nasi, tapi juga pertama mereka harus daftar dulu. Jadi kita mempunyai nomor itu sudah disebar, terus mereka yang memang kelaparan menghubungi kita, nanti mereka akan kami tanya-tanyai tentang bagaimana kehidupan mereka sehari-hari apakah sulit atau tidak. Ada proses assessment dulu supaya kita pastikan bahwa yang dapat itu yang benar-benar membutuhkan,” ujar Bernadeta Mela, salah satu anggota Tim Anti Lapar Denpasar, Senin (15/6).

Hal ini dilakukan oleh komunitas ini agar penerima bantuan menjadi tepat sasaran. Untuk itu, komunitas ini lebih memilih melakukan proses yang cukup rumit dengan mendata calon penerima secara lengkap daripada sekedar membagikan nasi ke jalan. Selain itu, pendataan ini juga berguna jikalau ada keluarga yang berkebutuhan khusus untuk kemudian diberi bantuan lebih lanjut.

Nantinya, paket yang diantar menyasar warga yang memang karena kesulitan tertentu, tidak bisa langsung mengambil nasinya di markas Tim Anti Lapar Denpasar. Kesulitan ini seperti warga yang tidak memiliki kendaraan atau bensin untuk datang langsung. Ada juga, warga kurang mampu yang tidak memiliki ponsel sehingga tidak bisa mengakses informasi tentang paket makanan ini.

Selain itu, komunitas ini juga menyasar para warga perantauan di Bali dan anak kos. Hal ini karena warga perantauan atau warga kos biasanya belum mendapat bantuan dari pemerintah yang mengutamakan warga berdomisili lokal. Apalagi situasi pandemi yang membuat ekonomi sulit sementara pembayaran kos masih berjalan, membuat beberapa situasi warga kos semakin mengalami kesulitan. 

Apalagi, menurut Tim Anti Lapar, beberapa di antaranya bahkan sudah menjual sepeda motor dan ponsel sehingga komunitas ini sempat mengalami kesulitan untuk menjangkau warga kos yang menjadi sasaran ini. Untuk itu, Tim Anti Lapar mengandalkan rekomendasi berdasarkan pantauan teman-temannya. 

“Lebih ke rekomendasi. Misal di sini ada ibu yang sudah tidak punya apa-apa bahkan handphone pun tidak punya jadi kita kesulitan mencarinya tapi ya tetap kita lakukan,” lanjut Dimas Haryo yang juga anggota Tim Anti Lapar Denpasar.

Setiap hari, komunitas ini membagikan sekitar 100 hingga 200 paket nasi. Bahkan, kadang di situasi tertentu, sempat nasi yang dibagikan mencapai 260 paket. “Hari ini seharusnya 111. Biasanya ada yang dadakan datang. Biasanya kita kasih spare, jadi 111 kita masaknya untuk 120-125, jadi kita bisa kasih,” jelas Bernadeta Mela.*cr74

Komentar