nusabali

Mepayas Kecak, Bendesa Adat Juga Ikut Mainkan Tokoh Rahwana

Jurus Unik Sekaa Kecak Batu Bolong, Desa Adat Yeh Gangga Berikan Imbauan Cegah Covid-19

  • www.nusabali.com-mepayas-kecak-bendesa-adat-juga-ikut-mainkan-tokoh-rahwana

Sekaa Kecak Batu Bolong baru dibentuk 6 bulan lalu, dengan motivasi untuk mendukung wisata di Pantai Yeh Gangga. Sebelum terjadi pandemi Covid-19, sekaa kecak ini tampil sepekan sekali tiap Minggu sore di Pantai Yeh Gangga

TABANAN, NusaBali
Sekaa Kecak Batu Bolong, Desa Adat Yeh Gangga, Desa Sudimara, Kecamatan Tabanan lakukan kegiatan unik dan menghibur di tengah pandemi Covid-19. Mereka terjun melakukan imbauan protokol kesehatan cegah Covid-19, dengan mepayas (berbusana) tari kecak lengkap tokoh Hanoman dan Rahwana dalam epos Ramayana. Bahkan,m Bendesa Adat Yeh Gangga, I Ketut Dolia, ikut aksi dengan memainkan tokoh Rahwana.

Aksi sosialisasi cegah penyebaran Covid-19 nan menghibur berbalut kesenian ini dilakukan Sekaa Kecak Batu Bolong di perbatasan Desa Sudimara (Kecamatan Tabanan) dan Desa Gubug (Kecamatan Tabanan), Senin (18/5) siang. Mereka beraksi selama 1 jam, sejak pukul 11.00 Wita. Dalam aksinya, mereka mengingatkan masyarakat untuk menggunakan masker. Sedangkan masyarakat yang hendak menuju Pantai Yeh Gangga, diminta balik kanan.

Kegiatan Sekaa Kecak Batu Bolong d perbatasan desa kemarin dipimpin langsung Bendesa Adat Yeh Gangga, I Ketut Dolia. Bahkan, Bendesa Ketut Dolia memerankan sendiri tokoh Rahwana, lengkap berbusana maharaja sakti mandraguna dari Kerajaan Alengka tersebut.

Secara keseluruhan, ada 9 orang dari Sekaa Kecak Batu Bolong yang turun memberikan imbauan cegah penyebaran Covid-19 kepada masyarakat, Senin kemarin. Dari jumlah itu, 6 orang mepayas kecak, sementara 3 orang lagi berbusana tokoh sentral serta punakawan dalam epos Ramayana, yakni Hanoman, Rahwana, dan Sangut.

Mereka berjejer di perbatasan desa sembari menari kecak. Jika ada masyarakat yang tidak menggunakan masker, langsung disetop dan diberikan masker. Begitu pula ketika ada masyarakat yang hendak menuju Pantai Yeh Gangga, langsung dilarang dan diminta balik kanan.

"Aksi yang dilakukan Sekaa Kecak Batu Bolong ini sebagai bentuk kepedulian untuk ikut cegah penyebaran Covid-19 di Desa Adat Yeh Gangga," ungakap Bendesa Ketut Dolia.

Menurut Ketut Dolia, kegiatan Sekaa Kecak Batu Bolong turun memberikan imbaun cegah Covid-19 lengkap mepayas pentas kesenian, merupakan aksi spontan dan sekaligus menghibur masyarakat guna menghilangkan kejenuhan mereka di tengah pandemi. Masalahnya, sejak merebaknya wabah Corona, pementasan Sekaa Kecak Batu Bolong praktis terhenti. Padahal, biasanya mereka pentas sepekan sekali pada hari Minggu di Pantai Yeh Gangga.

"Jadi, Sekaa Kecak Batu Bolong bisa dibilang beraksi sekaligus untuk menghilangkan kejenuhan dan lepas kangen, sehingga ikut peduli kepada masyarakat dengan memberikan imbauan cegah penyebaran virus Corona," papar Ketut Dolia.

Imbauan yang diberikan dalam aksi menghibur kemarin, antara lain, mengingatkan masyarakat untuk wajib menggunakan masker dan cuci tangan secara rutin. Kemudian, jika ada masyarakat yang kedapatan tidak menggunakan masker, mereka langsung ditegur dan diberikan masker. "Kami ikut membantu Satgas memberikan imbauan, agar masyarakat dan yang masuk ke wilayah Desa Adat Yeh Gangga terhindar dari virus," katanya.

Sekaa Kecak Batu Bolong sendiri baru dibentuk 6 bulan lalu, dengan motivasi untuk mendukung wisata di Pantai Yeh Gangga. Sekaa Kecak Batu Bolong beranggotakan 50 orang, yang semuanya adalah krama Desa Adat Yeh Gangga. Sebelum terjadi pandemi Covid-19, sekaa kecak ini tampil sepekan sekali tiap Minggu sore di Pantai Yeh Gangga. Mereka biasanya pentas tepat di depan Restoran Tulus Lobster dan Yeh Gangga Beach Club.

"Sekaa Kecak Batu Bolong yang baru dibentuk ini murni ngayah. Sekaa ini pada dasarnya ikut mendukung kemajuan wisata di Desa Adat Yeh Gangga," tandas Ketut Dolia. "Kecak yang kami pentaskan juga dilengkapi dengan Joged Bumbung. Ketika ada wisatawan yang ingin ngibing, ya dipersilakan. Sekaa Kecak Batu Bolong dibentuk oleh Desa Adat Yeh Gangga," imbuhnya.

Sementara itu, Satgas Gotong Royong Penanganan Covid-19 Desa Adat Yeh Gangga rutin berjaga di perbatasan desa, untuk menghalau orang yang hendak main ke Pantai Yeh Gangga, supaya tidak terjadi kerumunan. Menurut Ketut Dolia, selain Satgas, banyak sekaa juga secara sukarela ikut berjaga di Pposko Satgas Covid-19 untuk melarang masyarakat yang hendak ke Pantai Yeh Gangga.

Sedangkan malam harinya, kata Ketut Dolia, pecalang disiagakan agar tidak terjadi keramaian di Pantai Yeh Gangga. "Kalau kita tidak larang, saya pastikan sehari ada ratusan orang yang hendak rekreasi ke Pantai Yeh Gangga, termasuk untuk memancing, karena mereka jenuh dan bosan di dalam rumah," katanya. *des

Komentar