nusabali

Kampung Kepaon Denpasar Rayakan Maulid Nabi

  • www.nusabali.com-kampung-kepaon-denpasar-rayakan-maulid-nabi

Pesan keberagaman dan Bhinneka Tunggal Ika tercermin dalam perayaan Maulid Nabi di Kampung Islam Kepaon.

DENPASAR, NusaBali.com
Kampung Islam Kepaon, Pemecutan, Denpasar kembali merayakan Maulid Nabi pada Sabtu (9/11/2019). Bukan hanya melibatkan warga Muslim setempat, melainkan juga melibatkan warga nonmuslim  hingga tokoh-tokoh keagamaan. "Bukan cuma masyarakat sini saja, kami juga libatkan masyarakat luar yang tinggal di sekitar kita. Bendesa adat dan tokoh-tokoh keagamaan kami ajak pawai ta'aruf," ucap Kepala Dusun Kampung Islam Kepaon, Muhammad Asmara.

Momen perayaan kelahiran Nabi Muhammad SAW, katanya, adalah ajang silaturahmi dengan masyarakat sekitar di Desa Pemogan. Asmara menyebut perayaan Maulid sudah menjadi tradisi Kampung Islam Kepaon. "Tidak bisa lepas untuk saling hormat dan menghormati antara sesama pemeluk agama lainnya," katanya.

Ia menambahkan hal ini adalah wujud Bhineka Tunggal Ika. "Keberagaman ini adalah suatu hikmah harus kami jaga jangan sampai terpecah-belah. Bagaimanapun kami semua adalah warga Pemecutan, Bali," tambahannya

Di antara yang hadir, terlihat Raja Denpasar, Ida Cokorda Pemecutan XI turut hadir dalam perayaan yang dipusatkan di Masjid Al-Muhajirin ini. Cokorda Pemecutan menyebutkan perayaan Maulid bukanlah hal yang baru. "Perayaan Maulid di sini sudah turun-temurun di sini. Dari tahun ke tahun saya sempatkan hadir dalam perayaan Maulid ini. Momen ini juga untuk melekatkan tali silaturahmi," ucapnya.

Cokorda Pemecutan juga mengatakan hubungan Puri Pemecutan dengan warga Muslim Kepaon sudah terjalin sejak zaman kerajaan. "Saya juga selalu tanamkan pada anak dan cucu bahwa Muslim di Bali, khususnya di Kepaon adalah saudara. Ini bukan hanya menyangkut soal histori," katanya.

Untuk itu ia meminta agar jangan ada lagi istilah pendatang, penduduk asli dan sebagainya.  "Mereka semua menghuni di sini sudah dari nenek moyang dan ikut bersama-sama membangun Bali. Jadi janganlah ada lagi istilah pendatang atau bukan penduduk asli," tegasnya.*has

Komentar