nusabali

Bintang Puspayoga Diminta Kawal RUU Soal Kekerasan Seksual

  • www.nusabali.com-bintang-puspayoga-diminta-kawal-ruu-soal-kekerasan-seksual

Kalangan aktivis perempuan di Bali menyambut gembira naiknya I Gusti Ayu Bintang Darmawati (Bintang Puspayoga), 51.

DENPASAR, NusaBali
sebagai Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Kabinet Jokowi-Ma’ruf Amin 2019-2024. Setelah jadi menteri, Bintang Puspayoga diharapkan mampu mendorong penuntasan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual yang gagal disahkan oleh DPR RI 2014-2019.

Harapan ini disampaikan aktivis perempuan yang Ketua LSM Bali Sruti, Luh Riniti Rahayu, kepada NusaBali di Denpasar, Kamis (24/10). Riniti mengatakan, naiknya Bintang Puspayoga sebagai Menteri PPPA menjadi harapan besar bahwa kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak akan ada solusinya. Sebab, istri dari mantan Menteri Koperasi dan UKM AA Gede Ngurah Puspayoga tersebut dinilai punya kompetensi untuk itu.

"Bu Bintang punya kompetensi dalam bidang perempuan dan anak. Apalagi, dukungan pengalaman selama ini sebagai birokrat dan mendampingi suaminya sebagai Walikota Denpasar, Wakil Gubernur Bali, sampai jadi Menteri Koperasi,” tandas Riniti.

Menurut Riniti, berdasarkan kondisi perempuan dan anak Indonesia saat ini, memang diperlukan kerja cepat, kerja keras, dan kerja smart seperti yang diminta Presiden Jokowi. Riniti pun berharap Bintang Puspayoga mampu mendorong penetapan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual menjadi UU. "Ini kan RUU sudah ‘nengel’ alias hampir ketok palu. Tapi, gagal dilakukan pengesahan di DPR RI 2014-2019," kata akademisi dari Universitas Ngurah Rai Denpasar ini.

Kementerian yang dipimpin Bintang Puspayoga, kata Riniti, diharapkan bisa mengatasi permasalahan anak yang saat ini dinamis. Misalnya, sekarang banyak anak berkasus hukum yang tidak bisa diselesaikan dengan Undang-undang lama. Banyak anak alami kecanduan gadget yang merusak fisik dan mental.

Selain itu, ada masalah trafficking (perdagangan manusia). Walaupun sudah hampir semua provinsi punya Perda, namun kasus trafficking terus terjadi. "Kasus ini terjadi belum bisa ditangani karena regulasinya tidak mendukung. Jadi, Menteri PPPA perlu bikin terobosan dengan membuat Peraturan Menteri atau bahkan mendorong lahirnya Perpres," tegas Riniti.

Riniti juga menyebutkan, terpilihnya Bintang Puspayoga jadi Menteri PPPA merupakan sejarah baru sebagai perempuan Bali pertama yang tembus ruang kekuasaan tertinggi di republik ini. "Kekuasaan setingkat menteri, ibaratnya ruang langit-langit kaca bagi perempuan Bali. Tapi, Bali punya Bintang Puspayoga yang menjadi harapan dalam menuntaskan kasus-kasus kekerasan seksual," ujar mantan Komisioner KPU Bali ini.

Selain itu, kata Riniti, sosok Bintang Puspayoga merupakan representasi perempuan di Bali. Tentu hal tersebut berdampak positif bagi Bali. Perempuan Bali akan termotivasi menunjukkan semangatnya berkarya dan akan jadi lebih baik dalam dunia politik. Perempuan Bali bisa terinspirasi masuk ke dunia politik.

Tokoh perempuan Bali lainnya, Dr AAAN Tini Rusmini Gorda SH MH alias Gung Tini, juga menyambut baik naiknya Bintang Puspayoga sebagai Menteri PPPA. “Pertama, yang pasti ini adalah suatu kebanggaan. Karena pecah telor ini pertama kalinya ada perempuan Bali dalam sejarahnya bisa jadi menteri. Terlepas dari bagaimana dia bisa memperoleh itu, yang jelas sejarah kini mencatat perempuan Bali menjadi menteri,” ujar Gung Tini, Kamis kemarin.

Setelaj jadi menteri, kata Gung Tini, Bintang Puspayoga kini harus membuktikan kemampuannya dalam menangani masalah-masalah terkait perempuan dan anak. Perempuan Bali lainnya juga harus mendukung kinerja Bintang Puspayoga, dengan memberikan masukan dan kontribusi yang positif.

“Apa yang harus dilakukan Bali agar perempuan Bali di tingkat nasional terlihat mampu? Yang berkontribusi itu harus benar. Nah, sekarang dari pihak partai juga harus mengakomodir. Kalau memang mau, harusnya pihak partai segera membuat suatu formula untuk membuat perempuan Bali benar-benar bisa menjadi contoh cara memimpin dalam memperjuangkan perempuan dan anak,” tandas akademisi dari Undiknas Denpasar ini.

Menurut Gung Tini, Bintang Puspayoga adalah representasi perempuan Bali yang kini siap mendobrak panggung nasional untuk menjadi perempuan publik. “Inspirasi yang saya tangkap dari peristiwa ini adalah perempuan domestik mampu menjadi perempuan publik. Selama ini kan Bu Bintang terkenal sebagai istrinya Pak Puspayoga. Nah, ini saya anggap sebagai representasi dari perempuan domestik yang mampu ke publik. Sehingga sekarang tidak ada lagi dikotomi, semua bisa menjadi perempuan publik, asalkan dia siap. Kalau dia nggak siap, nggak mungkin dilantik,” jelasnya.

Gung Tini mengatakan ada sejumlah PR menanti Bintang Puspayoga selaku Menteri PPPA. Sebab, Kementerian PPPA adalah salah satu kunci pemerintah bisa menghasilkan SDM yang unggul dan berkarakter menuju generasi emas tahun 2045. Karena itu, Bintang Puspayoga harus berani mendobrak kebiasaan lama dan berpikir out of the box. Masalah perempuan dan anak sudah saatnya menjadi agenda prioritas yang nantinya bermuara pada peningkatan SDM.  

“Satu-satunya jalan untuk menuju generasi berkarakter tahun 2045 adalah potong mata rantai kekerasan terhadap perempuan dan anak, dengan menerapkan konsep good, trust, and smart. Memang dalam jangka 5 tahun hasilnya belum kelihatan. Namun, kalau dalam 5 tahun dibuat akar fundamental yang kuat, saya yakin tujuan itu akan tercapai,” tegas aktivis perempuan dari Puri Gede Karangasem ini.

Sementara itu, anggota Komisi IV DPRD Bali (yang membidangi perempuan dan anak), Ni Wayan Sari Galung, menyebutkan naiknya Bintang Puspayoga sebagai Menteri PPPA membawa banyak harapan untuk membenahi dan menangani masalah-masalah kekerasan terhadap perempuan dan anak. Termasuk juga memperbaiki gizi anak bangsa.

"Karena anak-anak bangsa kita harus kuat sejak mereka dalam kandungan. Perbaikan gizi ibu dan anak harus jadi fokusnya. Kami siap bersinergi dengan stakeholder dan kementerian yang dipimpin Bu Bintang," tandas Srikandi PDIP asal Kelurahan Sesetan, Kecamatan Denpasar Selatan ini. *nat,ind

Komentar