nusabali

Ribuan Warga Saksikan Palebon Cok Istri Muter

  • www.nusabali.com-ribuan-warga-saksikan-palebon-cok-istri-muter

Ribuan warga, termasuk wisatawan asing dan nusantara menyaksikan prosesi palebon agung almarhum Tjokorda Istri Muter,94, di Setra (kuburan) Jaba Dalem Puri, Banjar Tebesaya, Desa Pakraman Peliatan, Kecamatan Ubud, Gianyar, Redite Wage Wayang, Minggu (29/5).

GIANYAR, NusaBali
Palebon digelar Puri Agung Peliatan, Desa Pakraman Peliatan, Kecamatan Ubud, ini melibatkan sekitar 1.000 pengarak untuk pengusungan jenazah pada Bade dan Lembu Selem untuk pengantar arwah almarhum. Para pengarak dari empat banjar yakni Banjar Teruna, Banjar Lande, Banjar Ambengan, Banjar Tengah, Desa Pakraman Peliatan.

Palebon menggunakan Bade Tumpang Sia (tingkat sembilan) setinggi 17 meter dengan berat sekitar tujuh ton dan Lembu Selem tinggi 7 meter.

Setra Dalem Puri berjarak sekitar 1,5 kilometer dari posisi keberangkatan Bade dan Lembu Selem, di Jaba (halamann luar) Puri Agung Peliatan.

Sebelum pengarakan Bade dan Lembu Selem yang ditunggu-tunggu ribuan warga, puncak Palebon diawali ritual Maprelina di Puri Agung Peliatan, sekitar pukul 04.00 Wita, lanjut Mabumi Sudha, dan Nyukat Karang di Setra Dalem Puri. Sekitar pukul 09.00 Wita Mlaspas Pakoleman (Bade dan Lembu Selem) di Catuspata, Desa Peliatan.

Prosesi dilanjutkan dengan Nedunang Layon (menurunkan jenazah) dari Bale Pakoleman, lanjut dinaikkan ke Bade, pukul 12.00 Wita. Prosesi menaikkan layon ke kotak pakoleman Bade itu mulai menjadi perhatian ribuan warga dan para wisatawan.

Pengarakan pakoleman diawali dengan menyunggi Lembu Selem yang ditunggangi Cokorda Gede Ari Widiarta, salah seorang keponakan almarhum. Lanjut, Pangelingsir Puri Agung Peliatan Tjokorda Gde Putra Nindia naik pada Bade. Pengarakan dua sarana Palebon mengundang decak kagum ribuan warga khususnya kalangan wisatawan asing. Kekaguman itu karena Bade menjulang tinggi. Ribuan warga dan wisatawan berdesak-desakan di pinggir jalan dan bangunan pertokoan untuk menyaksikan prosesi pengarakan itu.

Pengarakan Bade dan Lembu tersebut berlangsung lancar. Pakoleman itu tiba di Setra Dalem Puri, siang pukul 13.15 Wita. Selanjutnya layon almarhum diturunkan dari Bade untuk persiapan pembakaran pada kotak Lembu Selem. Prosesi dilanjutkan dengan Nirtain (pemercikan air suci, Red) pada jenazah di Setra Dalem Puri. Prosesi dilanjutkan Ngeseng (membakar jenazah), kemudian Nyupit (memungut sisa abu jenazah). Prosesi ini dilancarkan oleh 10 petugas Pemadam Kebakaran (Damkar)  Gianyar dengan menyiramkan air sehingga jalan yang dilewati pengarak Bade dan Lembu, jadi sejuk.

Prosesi ini diakhiri dengan ritual Ngayut (melarung abu jenazah) ke Segara (pantai) Masceti di Desa Medahan, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar.

Sebagaimana diketahui, Tjokorda Istri Muter adalah anak pertama dari 11 bersaudara. Almarhum anak tertua dari Raja Peliatan Ida Dwagung Peliatan IX dan kakak dari ibu Bupati Gianyar yang saat ini Anak Agung Gde Bharata. Selama hidup, almarhum kania atau tidak menikah. Tjokorda Istri Muter meninggal karena lanjut usia. Almarhum adalah pelopor guru TK di Yayasan Perguruan Rakyat (PR) Saraswati semasih di Banjar Tainsiat, Denpasar.

Tjokorda Gde Putra Nindia mengakui kelancaran prosesi pengarakan Bade dan Lembu serta sarana lain tidak terlepas dari krama pengayah dari empat banjar itu. 7 cr62

Komentar