KKB Bakar Jasad Anggotanya yang Tewas
Tim gabungan TNI-Polri kembali menemukan tiga jasad yang diidentifikasi sebagai anggota kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya. Salah satu ditemukan dalam kondisi terbakar.
Untuk Hilangkan Jejak
JAKARTA, NusaBali
"Aparat gabungan TNI-Polri menemukan 3 jenazah yang telah dilakukan indentifikasi dan evakuasi. Ketiganya adalah anggota KKB yang ikut melakukan penyerangan secara langsung terhadap aparat keamanan yang ada di sana," kata Karo Penmas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jaksel, Jumat (21/12) seperti dilansir detik.
Ketiga anggota KKB itu berinisial ML, NI, dan NW. Jasad ML ditemukan 300 meter di atas TKP penyerangan. Sementara NI ditemukan di 400 meter di atas TKP penyerangan. Dan jasad NW ditemukan di atas gunung dalam kondisi tubuh sudah terbakar.
"Ketiganya sudah diautopsi dan diidentifikasi dan mereka adalah anggota kelompok KKB dari EG (Egianus) yang melakukan pembunuhan dan penyerangan terhadap aparat keamanan TNI-Polri yang ada di Nduga," ujar Dedi.
Tim menemukan jasad ketiganya pada Senin (17/12) pukul 21.30 WIT. Dedi menjelaskan jasad NW sengaja dibakar KKB untuk menghilangkan jejak.
"Apabila ada anggota mereka yang meninggal saat kontak tembak dengan aparat keamanan, itu harus dibakar jenazahnya, dalam rangka menghilangkan identitas," tutur Dedi.
Aparat gabungan terus mengejar kelompok Egianus. Diperkirakan anggota kelompok ini tersisa 25 orang. "Jadi 25 itu sedang dalam pengejaran, termasuk EG sebagai pimpinan KKB tersebut," kata dia.
Sementara itu, Polisi melalui Satgas siber di Papua mengembangkan temuan soal akun-akun media sosial yang dipakai untuk menyebar propaganda dan berita bohong terkait aktivitas KKB di Papua.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo menuturkan, dari awalnya satgas menemukan 20 akun, namun setelah dilakukan pengembangan bertambah menjadi 74 akun.
Akun-akun tersebut, kata Dedi, digunakan KKB untuk menyebarkan berita-berita hoaks yang sifatnya provokatif dan ujaran kebencian kepada pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta aparat keamanan TNI-Polri.
“Sebagian besar akun yang dipakai akun Facebook,” kata Dedi di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (21/12) seperti dilansir kompas. *
JAKARTA, NusaBali
"Aparat gabungan TNI-Polri menemukan 3 jenazah yang telah dilakukan indentifikasi dan evakuasi. Ketiganya adalah anggota KKB yang ikut melakukan penyerangan secara langsung terhadap aparat keamanan yang ada di sana," kata Karo Penmas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jaksel, Jumat (21/12) seperti dilansir detik.
Ketiga anggota KKB itu berinisial ML, NI, dan NW. Jasad ML ditemukan 300 meter di atas TKP penyerangan. Sementara NI ditemukan di 400 meter di atas TKP penyerangan. Dan jasad NW ditemukan di atas gunung dalam kondisi tubuh sudah terbakar.
"Ketiganya sudah diautopsi dan diidentifikasi dan mereka adalah anggota kelompok KKB dari EG (Egianus) yang melakukan pembunuhan dan penyerangan terhadap aparat keamanan TNI-Polri yang ada di Nduga," ujar Dedi.
Tim menemukan jasad ketiganya pada Senin (17/12) pukul 21.30 WIT. Dedi menjelaskan jasad NW sengaja dibakar KKB untuk menghilangkan jejak.
"Apabila ada anggota mereka yang meninggal saat kontak tembak dengan aparat keamanan, itu harus dibakar jenazahnya, dalam rangka menghilangkan identitas," tutur Dedi.
Aparat gabungan terus mengejar kelompok Egianus. Diperkirakan anggota kelompok ini tersisa 25 orang. "Jadi 25 itu sedang dalam pengejaran, termasuk EG sebagai pimpinan KKB tersebut," kata dia.
Sementara itu, Polisi melalui Satgas siber di Papua mengembangkan temuan soal akun-akun media sosial yang dipakai untuk menyebar propaganda dan berita bohong terkait aktivitas KKB di Papua.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo menuturkan, dari awalnya satgas menemukan 20 akun, namun setelah dilakukan pengembangan bertambah menjadi 74 akun.
Akun-akun tersebut, kata Dedi, digunakan KKB untuk menyebarkan berita-berita hoaks yang sifatnya provokatif dan ujaran kebencian kepada pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta aparat keamanan TNI-Polri.
“Sebagian besar akun yang dipakai akun Facebook,” kata Dedi di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (21/12) seperti dilansir kompas. *
Komentar