nusabali

Petani Bawang Merah Masih Berperang dengan Serangan Hama

  • www.nusabali.com-petani-bawang-merah-masih-berperang-dengan-serangan-hama

SINGARAJA, NusaBali - Kendala klasik yang dihadapi petani bawang di Buleleng dari tahun ke tahun adalah serangan hama dan cuaca. Di tengah cuaca tahun ini yang sangat mendukung, petani harus berurusan dengan serangan hama.

Di lahan bawang merah milik Made Astawa, petani di Desa Bungkulan, Kecamatan Buleleng, saat ini sedang menghadapi serangan hama kupu-kupu putih. Selain juga serangan penyakit moler yang membuat bagian daun bawang menjadi keriting dan menghambat pertumbuhan umbi bawang. Kondisi ini terjadi hampir di setiap musim tanam.

Petani pun kadang mengakali memanen bawang lebih awal dan dijual daunnya untuk sayur. Hal ini dapat menekan kerugian akibat membengkaknya biaya produksi. “Musuh terberat petani bawang ya serangan hama ini yang membuat target produksi tidak tercapai maksimal,” terang Astawa, Rabu (8/5).

Selain itu produksi bawang juga sering kali tidak maksimal karena pola tanam tumpangsari. Tanaman bawang merah ditanam bersamaan dengan tanaman lain seperti cabai besar, tomat, dan bunga gumitir. Sehingga pertumbuhan dan produksinya tidak maksimal.

Saat ini harga bawang merah di pasaran cukup lumayan yakni Rp 40 ribu per kilogram. Sebab pasokan bawang dari pulau Jawa sedang ngadat akibat gagal panen. Bahkan produksi bawang merah di Bali saat ini banyak yang dikirim ke luar Bali. Astawa dan petani bawang merah lainnya di Buleleng mengaku siap menanam kembali bawang merah dalam 3 hari kedepan. Lahan baru itu diperkirakan sudah panen pada bulan Juni mendatang.

Menurut Astawa, setiap 10 are, petani bisa menghasilkan sekitar 1 ton bawang merah dengan biaya produksi sekitar Rp 2,5 juta. Harga yang sedang baik saat ini membuat petani bisa merasakan untung tipis.

Sementara itu, Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Buleleng saat melakukan pemantauan langsung ke petani berharap petani dapat memetakan waktu penanaman. Sehingga produksi terjaga untuk memenuhi kebutuhan pasar. Produksi yang rutin juga akan membantu menstabilkan harga di pasaran.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Buleleng, I Gede Putra Aryana berharap pasokan bawang merah yang menjadi pemicu inflasi dapat stabil. Minimal untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat lokal Buleleng.

“Kami turun langsung ke petani untuk mendengar kendala maupun saran untuk keberlangsungan pasokan dan dan memastikan ketahanan pangan langsung di hulunya yaitu petani. Kendala, saran atau masukan petani nanti akan kita carikan solusi bersama,” papar Aryana.7 k23

Komentar