nusabali

Konferensi Pemuda Bali, Generasi Belia Melek Isu Publik

  • www.nusabali.com-konferensi-pemuda-bali-generasi-belia-melek-isu-publik

DENPASAR, NusaBali.com - Pemuda menjadi elemen penting pergerakan dan persatuan nasional, seperti Kongres Pemuda hampir seabad silam dan Kongres Pemuda Bali pada tujuh dekade lalu.

Warisan spirit pemuda yang partisipatif secara intelektual ini coba dibangkitkan kembali oleh Yayasan BASAbali Wiki, bekerja sama dengan pemerintah, dan elemen masyarakat lainnya.

Untuk itu, pada Senin (6/5/2024) pagi mulai digelar Konferensi Pemuda Bali atau Paguneman Yowana Bali di hotel bersejarah di jantung Kota Denpasar, yakni Hotel Inna Heritage Bali.

"Hal ini untuk memperkuat peran pemuda dalam menyikapi isu publik melalui kerja sama dengan pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya sehingga bisa menghasilkan kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan dan didasari oleh nilai-nilai kebajikan," tutur Direktur Eksekutif BASAbali Wiki, Putu Eka Guna Yasa.

Konferensi Pemuda Bali 2024 ini melibatkan 180 peserta yang terdiri dari siswa SMA terbaik hasil seleksi prakonferensi se-Bali, guru terpilih, prajuru Pasikian Yowana se-Bali, mahasiswa berprestasi, BEM, komunitas pemuda, lingkungan, disabilitas, dan instansi pemerintahan.

Kegiatan yang diisi diskusi, pertukaran pikiran dan gagasan, dan lokakarya ini dihelat selama dua hari hingga Selasa (7/5/2024). Di mana, Konferensi Pemuda Bali 2024 ini menghadirkan pembicara sekaligus mentor dari berbagai lini.

Dua pembicara bintang di antara delapan pembicara dan mentor yang hadir adalah mantan Walikota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra dan mantan Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya.

Kata Ketua Yayasan Basabali Wiki Dr I Wayan Suardiana, Konferensi Pemuda Bali ini diharapkan dapat mencapai Panca Prayojana. Lima hasil yang dicita-citakan ini merangkum dorongan terhadap spirit partisipatif pemuda, pemerintah, dan pemecahan masalah kiwari.

"Outcome-nya diharapkan ada rekomendasi isu prioritas yang penting untuk disikapi secara kolaboratif oleh pemuda dan pemerintah. Kemudian, muncul kesepakatan bersama mengenai metode partisipasi publik," ungkap Suardiana.

Sementara itu, mantan Walikota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra yang jadi pembicara kunci pada Senin pagi menilai, partisipasi pemuda di Bali cukup baik. Namun, pemuda diminta lebih awas ketika menafsirkan suatu informasi di era media sosial ini.

"Jangan karena tahu dua, tiga menit di media sosial, sudah memberikan justifikasi atau kesimpulan," ungkap Rai Mantra.

Artinya, komentar terhadap isu publik harus didasarkan pada realitas bukan informasi sekejap mata di era pandemi informasi ini. Rai Mantra mengingatkan, perlu literasi dan banyak membaca agar cara menyikapi suatu isu publik itu lebih didasarkan pada kondisi sebenarnya. *rat

Komentar