nusabali

Dinas P2KBP3A Siapkan KB Gratis

  • www.nusabali.com-dinas-p2kbp3a-siapkan-kb-gratis

SINGARAJA, NusaBali - Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2KBP3A) Buleleng kembali menyiapkan alat kontrasepsi Keluarga Berencana (KB) gratis. Seratus akseptor yang bersedia memasang alat kontrasepsi juga akan disiapkan insentif.

Kepala Dinas P2KBP3A Buleleng I Nyoman Riang Pustaka usai orientasi KB di gedung Laksmi Graha, Kamis (21/3) kemarin mengatakan alat kontrasepsi yang disiapkan adalah jenis implan. Jenis ini dipilih sebagai program Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) dengan masa berlaku 2-3 tahun.

“Kami siapkan pasang baru maupun penggantian kontrasepsi implan. Kami siapkan pengganti transport juga selain alat dan jasa medis yang juga digratiskan,” ucap Riang.

Dari data Dinas P2KB3A Buleleng, jenis kontrasepsi yang diminati masyarakat Buleleng adalah kontrasepsi jangka pendek seperti suntik dan pil. Jenis kontrasepsi ini mendominasi karena disebabkan kemampuan dan keterbatasan tenaga medis untuk mengaplikasikan alat kontrasepsi.

“Tidak semua tenaga medis yang ada di Buleleng bisa pasang IUD atau implan. Kalau suntik dan pil itu kan gampang membuat jenis ini paling diminati,” terang Riang.

Sementara itu Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Bali, Sarles Brabar mengatakan, tujuan pelayanan kontrasepsi gratis ini berorientasi untuk peningkatan kualitas keluarga. Program KB pun kini sebagai pendukung utama menurunkan stunting, mengentaskan kemiskinan ekstrim dan pengendalian inflasi.

“KB itu bukan untuk mengurangi etnis tertentu. Saya kira setiap rumah tangga atau keluarga tidak mau anaknya terlantar, tidak mau anaknya makan batu, pasti ada tanggung jawab yang dibangun dalam keluarga,” kata Sarles.

Terkait kebijakan lokal KB Bali dengan empat anak, menurutnya bersifat sangat fleksibel. Saat ini KB difungsikan untuk mengatur rencana rumah tangga. Sedangkan jumlah anak dalam satu keluarga disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan ekonomi masing-masing. 

“Kalau bisa 4 anak boleh, tapi harus menjaga jarak kelahiran supaya ibu sehat, anak sehat. Tetapi kalau faktor kesehatan dan ekonomi tidak memungkinkan 2 anak sebenarnya juga cukup,” imbuh dia.7 k23

Komentar