nusabali

Bos Sindikat Diduga Masih di Bali

  • www.nusabali.com-bos-sindikat-diduga-masih-di-bali

Pemilihan Bali oleh para sindikat kejahatan internasional ini karena dianggap aman untuk melancarkan aksinya.

Polisi China Dalami Keterangan Tersangka di Polda Bali

DENPASAR, NusaBali
Enam anggota Kepolisan China (Tiongkok)  masih mendalami keterangan 27 WNA yang berhasil digerebek di sebuah vila, Jalan Taman Lawang, Banjar Mumbul, Desa Adat Bualu, Kelurahan Benoa, Kuta Selatan, Badung, Sabtu (29/7) sekitar pukul 14.30 Wita. Pemeriksaan yang dilakukan di Mapolda Bali, Jalan WR Supratman, Minggu (30/7) siang tersebut untuk mengungkap otak alias pimpinan sindikat penipuan tersebut. Terungkap, jika sang pimpinan (bos) sindikat diduga masih berada di Bali.

Informasi yang berhasil dihimpun, pasca penggerebekan, anggota kepolisian dari Polda Bali mengevakuasi 27 tersangka WNA plus 4 tersangka WNI ke rutan Mapolda Bali untuk pemeriksaan lebih lajut. Dari pemeriksaan marathon pada Minggu pagi, diketahui jika keterangan para tersangka menjurus pada bos sindikat masih berada di Pulau Dewata. Hanya saja, sumber yang enggan dikorankan ini tidak mengetahui pasti lokasi sang big bos alias bos besar sindikat penipuan ini."Mereka ini jaringan kejahatan internasional. Hasil sementara, jika otak dan orang yang di atasnya itu terindikasi masih berada di Bali," beber sumber di kepolisian, Minggu (30/7) malam.

Hal inilah yang membuat 6 orang anggota Kepolisian China masih mendalami keterangan 27 WNA yang terdiri dari 17 berkewarganegaraan China (8 laki dan 9 perempuan) dan 10 berkewarganegaraan Taiwan di Mapolda Bali. Menurut sumber tadi, otak sindikat ini belum teridentifikasi pasca gagal digerebek di Jalan Kutat Lestari, Sanur, Denpasar Selatan,  Sabtu (29/7) sekitar pukul 18.00 Wita "Di sana terindikasi tempat persembunyian bosnya itu. Tapi, kemarin (Sabtu-Red) tidak berhasil karena sudah dalam keadaan kosong. Dia masih berkeliaran di Bali sini," tutupnya.

Hal senada juga disampaikan Ketua Tim Satgashus Mabes Polri Kombes Pol Tornado Sihombing usai penggerebekan di Mumbul. Bahkan, dari hasil analisa alat telekomunikasi yang menjurus ke China teridentifikasi dari dua lokasi, yakni sebuah vila di Jalan Taman Lawang, Banjar Mumbul, Desa Adat Bualu, Kelurahan Benoa, Kuta Selatan, Badung dan sebuah vila di Jalan Kutat Lestari, Sanur, Densel. Komunikasi yang berhasil dilacak oleh tim Cyber Mabes dan kepolisian China menemukan adanya keterkaitan dua lokasi ini. Hanya saja, lokasi kedua tidak seintens dengan lokasi pengrebekan pertama. "Yang jelas ini berhubungan semuanya. Ya, yang di TKP kedua terindikasi orang yang ada diatas para tersangka yang berhasil diciduk di Mumbul," ungkapnya seraya mengatakan pihaknya bersama kepolisian China masih mendalami tempat pelarian otak sindikat ini.

Lebih jauh diuraikan Kombes Sihombing, pemilihan Bali oleh para sindikat kejahatan internasional ini karena dianggap aman untuk melancarkan aksinya. Pasalnya, banyaknya wisatawan asal China juga sebagai salah satu faktor untuk memuluskan aksi mereka. Selain itu, demi keamanan para tersangka, mereka memasang alat peredam di seluruh ruangan vila belantai III ini. "Karena mereka ini tidak bisa beraksi di negaranya karena muda terlacak. Makanya memilih Bali dan daerah lain di Indonesia," tutupnya yang juga mengakui melakukan penangkapan di beberapa tempat termasuk, Jakarta, Surabaya dan Bali.

Dirkrimsus Polda Bali, Kombes Kenedy menerangkan ke 27 WNA yang berhasil ditangkap tersebut masih menjalani pemeriksaan di Mapolda Bali. Hanya saja, yang memiliki kewenangan terhadap pemeriksaan adalah anggota Kepolisian China. Pasalnya, yang memiliki kaitan langsung dengan penggrebekan adalah Polisi China atas kerjasama dengan Mabes dan Polda Bali. Menurut Kombes Kenedy, para tersangka sejauh ini masih ditahan di rutan Mapolda Bali dan digali keterangannya oleh 6 anggota yang diutus langsung dari China. "Semuanya masih di sini (Polda Bali). Kita hanya menyiapkan tempat saja. Yang mendalami keterangan mereka sendiri (Polisi China).  Karena pada prinsipnya hanya kita membackup saja," bebernya, Minggu (30/7) malam.

Pun sebaliknya, 4 WNI yang berhasil diciduk di lokasi yang sama juga dikeler ke Mabes Polri untuk pendalaman lebih lanjut. Menurut dia, 4 WNI ini berperan sebagai sopir, guide dan mengurus kebutuhan hidup WNA tersebut. "Saat ini masih di Polda. Tapi, kewenangan untuk 4 WNI ini ada ditangan Mabes Polri," tutupnya. *dar, rez

Komentar