nusabali

Babi di Bangli Diduga Terserang ASF

  • www.nusabali.com-babi-di-bangli-diduga-terserang-asf

BANGLI, NusaBali - Kematian babi terjadi di sejumlah peternakan di Bangli. Kematian babi-babi tersebut diduga karena babi terkontaminasi penyakit African Swirne Fever (ASF).

Kepala Dinas Pertanian Ketahan Pangan dan Perikanan (PKP) Bangli I Wayan Sarma saat dikonfirmasi menyampaikan jika kematian babi secara sporadic yang terjadi belakangan ini diduga karena penyakit ASF. Pada tahun 2020 lalu, penyakit  yang disebabkan oleh virus asfvirus ini sempat menyerang peternak babi di Bali. “ASF masih ada dan berpeluang cukup tinggi serang babi,” jelasnya, Senin (18/3).

Lanjutnya, penyebaran ASF sudah ada di beberapa desa  dan sudah barang tentu kondisi akan berdampak pada kelangsungan para peternak babi. Secara klinis babi terserang virus ASF yakni  menunjukkan gejala  demam tinggi, depresi, muntah, diare, pendarahan dikulit dan organ dalam serta mucul bintik- bintik merah pada babi. Dalam kurun waktu 5-7 hari babi yang terpapar ASF akan mati.

Upaya pencegahan dan pengendalian ASF dapat dilakukan lewat penerapan biosecurity yang ketat  dan pengawasan yang ketat terhadap lalu lintas babi.

"Tidak kami pungkiri penerapan biosecuriy baru bisa dilakukan secara optimal pada peternak khusus, sedangkan untuk ternak rumahan masih sulit diterapkan," sebutnya.

Menurut pejabat asal Desa/Kecamatan Tembuku, pengendalian bisa dilakukan dengan melakukan isolasi terhadap babi yang  terkena penyakit. Disarankan, peternak yang ingin datangkan bibit sebaiknya jangan dari luar, usahakan di wilayah terdekat, kondisi bibit harus benar- benar sehat.

Pasca banyaknya babi yang mati, harga babi masih tetap normal dikisaran Rp 35.000- Rp 38.000 per kilogram. Hal ini dikarenakan pengiriman babi antar pulau masih berjalan dengan normal. "Belum ada pengaruh terakit harga, untuk saat ini harga masih normal,” ujarnya. 7esa

Komentar