nusabali

Bangli Tertimpa 253 Kasus DB

  • www.nusabali.com-bangli-tertimpa-253-kasus-db

Cuaca di Bangli berangsur-angsur menjadi hangat, mempengaruhi perkembangan nyamuk demam berdarah.

Januari-Juni 2017


BANGLI, NusaBali
Deman berdarah (DB) di Kabupaten Bangli mencapai 253 kasus pada semester I  atau Januari-Juni 2017. Kasus ini dipicu cuaca ekstrem hingga meningkatkan perkembangan jentik nyamuk.

Hal itu berbeda dengan 10 - 20 tahun lalu, wilayah Bangli sejuk. Hal ini diungkapkan I Nengah Nadi, Kepala Dinas Kesehatan Bangli di Bangli, Kamis (27/7). Nengah Nadi menjelaskan perubahan iklim, dimana cuaca di Bangli berangsur-angsur menjadi hangat, mempengaruhi perkembangan nyamuk demam berdarah (Aedes Aegypti). "Perubahan iklim, cuaca di Bangli sendiri berangsur-angsur mulai hangat seperti di wilayah Bangli, Susut, dan Tembuku sudah mulai terdapat positif jentik Aedes," terangnya.

Nengah Nadi yang saat itu didampingi Kasi pencegahan dan penanggulangan penyakit menular, I Nyoman Sudarma, mengatakan penyelidikan etimologi (PE) ke lapangan, dari 253 kasus demam berdarah di Bangli 60 persen karena warga yang bekerja di luar daerah Bangli. Warga yang digigit di luar Bangli, ketika mulai panas, pulang ke Bangli. Kasus demam berdarah di Bangli saat ini untuk Kecamatan Bangli mencapai 106 kasus, Tembuku 58 kasus, dan Susut 43 kasus, dan 46 kasus terjadi di Kintamani.

Dikatakann, rata-rata penderita demam berdarah berumur produktif atau hampir 80 persen antara 15 - 50 tahun. Hanya saja dilihat dari tahun lalu, kasusnya justru menurun. “Untuk tahun ini kasusnya di Bangli bahkan di Bali sendiri cenderung menurun. Jika tahun lalu kasus demam berdarah di Bangli mencapai 1150. Bahkan di semester satu saja sudah hampir mencapai 600 kasus,” sebutnya.

Pihaknya mencegah serangan penyakit tersebut sesuai prosedur standar. Yakni fogging (pengasapan), hingga abateisasi di bak-bak kamar mandi untuk membunuh jentik-jentik nyamuk. Kurun waktu sebulan untuk kegiatan fogging bisa sampai 10 kali, dan dilakukan di tempat-tempat yang diindikasi terdapat penyebaran jentik-jentik nyamuk.

Diimbau pula, masyarakat menderita demam mendadak disebabkan nyamuk demam berdarah ini, agar banyak minum agar tidak kehilangan cairan, serta tetap makan meskipun hanya sedikit. Selain itu di lingkungan rumah tangga melakukan tindakan pencegahan yakni pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui gerakan 3M, yakni menutup, menguras, dan mengubur. Hal ini perlu digencarkan untuk memberantas penyakit demam berdarah. Kegiatan tersebut merupakan tindakan pencegahan penyebaran demam berdarah yang dapat dilakukan secara mandiri. *e

Komentar