nusabali

Harga Beras Belum Kunjung Turun

Satgas Pangan Polda Bali Imbau Masyarakat Tenang

  • www.nusabali.com-harga-beras-belum-kunjung-turun

Satgas Pangan Polda Bali dan pihak terkait terus berkoordinasi, terutama dengan TPID, guna menjaga stabilitas harga beras dengan menggelar program pasar murah di seluruh wilayah Bali.

DENPASAR, NusaBali
Harga beras di beberapa pasar tradisional di Denpasar hingga Jumat (1/3) belum mengalami penurunan. Harga beberapa merek beras bahkan tetap di kisaran Rp 15.000 sampai Rp 17.000 per kilogram. Para pedagang khawatir harga beras yang saat ini belum mengalami penurunan akan menjadi standar harga baru di pasaran nantinya. Sementara Satgas Pangan Polda Bali mengimbau masyarakat untuk tetap tenang menghadapi fluktuasi harga beras di Provinsi Bali.

Shanti, seorang pedagang di Pasar Cokroaminoto, Kelurahan Pemecutan Kaja, Kecamatan Denpasar Utara, menekankan bahwa harga beras belum mengalami perubahan yang signifikan. Bahkan, harga beras premium masih bertahan di angka Rp 18.000 per kg. Margin keuntungan pedagang antara Rp 2.000 hingga Rp 3.000 per kg.

“Harga beras saat ini mbelum ada perubahan, naiknya hampir Rp 100 per hari dan setiap hari, kalaupun turun Rp 100 per hari. Harga beras premium Rp 18.000 per kg. Beras merek Puteri Sejati sama Beras Ratu saat ini masih terfavorit konsumen, harganya masih Rp 17.000 per kg, kalau paling murah yang C4 yang polosan Rp 16.000 per kg. Belum ada kenaikan ataupun penurunan harga lagi dari pemasok saat ambil stok. Untungnya cuma dapat Rp 2.000 sampai Rp 3.000 dari penjualan,” kata Shanti saat ditemui di kiosnya, Jumat (1/3).

Dia mengatakan harga beras saat ini justru membuat para pembeli enggan untuk menawar karena sudah terbiasa. “Malahan harga beras mahal pembeli enggak ada yang nawar, kalau pas murah malah pada nawar. Mereka sudah tahu harga lagi naik, jadi kebanyakan tidak mau menawar. Tapi walaupun harganya naik pembeli tidak berkurang,” ucap Shanti.

Nengah Rengge, salah seorang pedagang di Pasar Cokroaminoto juga berpendapat sama. “Belum ada penurunan, paling turun Rp 100. Saya belum berani turunin harga kalau segitu, takut nanti tiba-tiba naik lagi. Kalau sudah saya turunin besoknya saya naik lagi, yang ada pelanggan yang protes. Jadi harganya saya masih tetepin dulu segitu sampai bener pasti,” ujar Rengge.

Rengge menjelaskan yang menjadi sorotan selain beras saat ini harga telur per krat naik. Dari harga awal Rp 48.000, saat ini mencapai Rp 54.000 per krat. Artinya sebelumnya dijual Rp 50.000 saat ini dijual dengan harga Rp 58.000 per krat.

“Terus naik setiap hari, dua hari lalu Rp 52.000 harga modalnya, kemarin Rp 54.000, hari ini kalau stok habis gak tahu berapa lagi harganya nanti,” papar Rengge.

Selain telur, Rengge menjelaskan bahwa minyak goreng saat ini langka, terutama dari merek MinyaKita. Sebelumnya harga satu dus Rp 168.000 kini mencapai Rp 175.000 per dus berisi 12 pouch (masing-masing 1 liter) minyak goreng. “Dulu kan normal masih Rp 168.000 sekarang sudah Rp 175.000, itupun barangnya gak ada, langka, padahal itu paling banyak peminatnya di pasar ini paling laris,” ucapnya.

Pedagang Ketut Listiari di Pasar Badung, Jalan Sulawesi, Kecamatan Dauh Puri Kangin, dan Nyoman Punduh pedagang di Pasar Kumbasari Jalan Gajah Mada, Kelurahan Pemecutan, menjual beras merek Puteri Sejati mencapai Rp 17.500 dari sebelumnya Rp 17.000 per kg.

“Harga Rp 17.500 sudah turun, sebelumnya sempat Rp 18.000, sekarang turun. Semoga ada penurunan terus seperti ini, sebentar lagi kan musim panen harusnya ada perubahan di harga,” kata Nyoman Punduh.

Selain beras merek Puteri Sejati, Ketut Listiari dan Nyoman Punduh menerangkan, beras C4 tetap di harga Rp 15.000 per kg dan beras Ratu juga tetap di harga Rp 16.000 per kg. Belum ada perubahan harga sejak Hari Raya Galungan, Rabu (28/2/2024).

Sementara itu, Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol Jansen Avitus Panjaitan SIK, MH, mengimbau masyarakat untuk tetap tenang menghadapi kenaikan harga beras di Provinsi Bali. Pernyataan ini disampaikan dalam konferensi pers pada Jumat (1/3/2024) sebagai respons terhadap kekhawatiran yang muncul terkait harga beras.

Dari hasil pemantauan Satgas Pangan Polda Bali di Kabupaten Tabanan, terungkap bahwa sejak 29 Februari 2024, harga beras mengalami penurunan hingga Rp 1.500 per kilogram di pasar-pasar tradisional, khususnya di Pasar Penebel, Kecamatan Penebel. Selain itu, pemantauan terhadap beberapa penggilingan beras di wilayah Kediri juga menunjukkan tren penurunan harga gabah dan beras.

Saat koordinasi dengan instansi terkait, Satgas Pangan Polda Bali mencatat bahwa pasokan beras dari Pulau Jawa yang masuk ke Bali mencapai 14.200 ton. Hal serupa terjadi pada pasokan gabah dari luar Bali, yang menyebabkan harga turun menjadi Rp 7.300 per kilogram, bahkan di bawah harga pasar. Penurunan harga ini dipengaruhi oleh program bantuan sosial (bansos) dan program pasar murah dari pemerintah, yang berhasil menekan permintaan masyarakat akan beras.

Kombes Jansen menegaskan bahwa masyarakat tidak perlu panik dan diimbau untuk menjalani aktivitas seperti biasa. Satgas Pangan Polda Bali dan pihak terkait akan terus berkoordinasi, terutama dengan Tim Penanggulangan Inflasi Daerah (TPID), guna menjaga stabilitas harga beras dengan menggelar program pasar murah secara rutin di seluruh wilayah Bali.

“Kami mengimbau kepada masyarakat agar tidak panik. Satgas Pangan Polda Bali dan jajaran akan terus berkoordinasi dengan instansi terkait khususnya Tim Penanggulangan Inflasi Daerah (TPID), untuk dapat menekan harga beras dengan rutin melaksanakan program pasar murah di wilayah hukum Bali,” ujarnya.

Di samping itu, Satgas Pangan Polda Bali menegaskan kesiapannya untuk menindak tegas setiap praktik penimbunan sembako tanpa izin yang bertujuan untuk keuntungan pribadi dan merugikan masyarakat, sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

Masyarakat diharapkan tetap tenang dan percaya bahwa upaya pemerintah dan lembaga terkait terus dilakukan untuk menjaga stabilitas harga beras dan kebutuhan pokok lainnya di tengah dinamika ekonomi yang terus berubah. 7 cr79

Komentar