nusabali

Kualifikasi Ogoh-Ogoh Denpasar: Denpasar Utara Tetap 'Lagas', Juri Cari Karya yang Layak Diarak

  • www.nusabali.com-kualifikasi-ogoh-ogoh-denpasar-denpasar-utara-tetap-lagas-juri-cari-karya-yang-layak-diarak

DENPASAR, NusaBali.com - Ogoh-ogoh karya sekaa teruna dan yowana di Kota Denpasar mulai dinilai pada Sabtu (17/2/2024) ini. Tidak terkecuali, 40 ogoh-ogoh di Kecamatan Denpasar Utara yang diapresiasi dewan juri.

Sabtu ini, ada 21 dari 40 karya ogoh-ogoh yang dinilai tiga juri yang memiliki kualifikasi di bidangnya masing-masing yakni I Yande Adiana, IB Alit Semaradahana, dan I Wayan Gunawan.

Yande Adiana, 34, anggota dewan juri menuturkan, kreativitas sekaa teruna/yowana di Denpasar Utara patut diapreasiasi lantaran sudah mengikuti aspek penilaian yang disetujui. Setidaknya, bisa dilihat dari tujuh karya yang sudah dinilai juri.

"Dari karya yang sudah kami nilai sangat luar biasa. Tahun ke tahun selalu ada peningkatan," ujar Yande ketika ditemui usai menjuri ogoh-ogoh karya STT Mahayowana Dwi Laksana, Banjar Pengukuh, Desa Peguyangan Kangin.

Juri mengapresiasi semangat sekaa teruna/yowana di Denpasar Utara dan Kota Denpasar secara umum. Sebab, tahun ini tidak ada lomba ogoh-ogoh level Provinsi Bali namun para pemuda/pemudi tetap lagas (tidak ragu) meramu karya terbaik mereka.

Selain itu, tidak semua kabupaten/kota di Bali membuat lomba ogoh-ogoh untuk perayaan Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1946 tahun ini. Dan, Kota Denpasar merupakan satu dari sedikit yang berhasil menghelat lomba.

"Setahu saya, kabupaten lain (yang mengadakan lomba) juga belum melakukan penilaian," imbuh Yande.

Di samping itu, konsentrasi sekaa teruna/yowana juga dinilai sempat terganggu perhelatan Pemilu 2024. Namun, terbukti, Denpasar Utara mampu menghasilkan karya ogoh-ogoh yang berhasil mencuri perhatian juri.

Dari 40 karya ogoh-ogoh yang dijuri di Denpasar Utara, dewan juri bakal menominasikan tiga karya terbaik untuk dikirim ke penjurian tingkat Kota Denpasar. Di mana, bakal ada pengarakan sekaligus penjurian yang dikemas dalam acara Kasanga Festival.

Kata Yande, juri menilai tiga aspek yaitu fisikoplastis (bentuk dan rupa), ideoplastis (gagasan, ide, dan konsep), dan aspek seni pertunjukan. Ogoh-ogoh di Denpasar Utara dinilai sesuai kriteria yang didiskusikan dalam focus groud discussion yang digelar Pasikian Yowana Denpasar.

"Yang tidak kalah penting adalah aspek seni rupa pertunjukan karena bagaimana pun ogoh-ogoh ini untuk diarak. Bagaimana ogoh-ogoh dengan konstruksi yang kuat menjadi kandidat untuk diparadekan di catus pata (titik nol) Kota Denpasar," tegas Yande.

Kekuatan kontruksi ogoh-ogoh ini disebut jadi incaran juri untuk menghadapi pengarakan dan penilaian di Kasanga Festival. Dengan konstruksi yang kuat, diharapkan atraksi pengarakan ogoh-ogoh memuaskan dewan juri dan masyarakat.

Sementara itu, pada lomba ogoh-ogoh Kota Denpasar tahun sebelumnya, ogoh-ogoh karya ST Çantika, Banjar Sedana Merta, Kelurahan Ubung; ST Yowana Sari, Banjar Umasari, Desa Dangin Puri Kaja; dan ST Werdhi Sasana, Banjar Tega, Kelurahan Tonja berhasil dinominasikan ke perebutan tiga besar se-Kota Denpasar. *rat

Komentar