nusabali

Berdayakan Pakis dan Siswa SD

Desa Adat Subagan Gelar Bulan Bahasa Bali

  • www.nusabali.com-berdayakan-pakis-dan-siswa-sd

AMLAPURA, NusaBali - Pelaksanaan Bulan Bahasa Bali di Desa Adat Subagan, Kelurahan Subagan, Kecamatan Karangasem, memberdayakan anggota Pakis (Paiketan Krama Istri), Yowana dan siswa dari 6 SD. Tujuh anggota Pakis ambil bagian, berlomba di nomor masatua Bali.

Bulan Bahasa Bali dikoordinasikan Bendesa Adat Subagan I Nyoman Rai di Bale Desa Adat Subagan, jaba Pura Bale Agung, Banjar Adat Desa, Desa Adat Subagan, Kecamatan Karangasem, Jumat (16/2).

Lomba Pidarta diikuti empat anggota Yowana dan lomba nyurat aksara Bali diikuti 12 laki dan 12 perempuan siswa SD.

Bendesa I Nyoman Rai mengatakan, rencananya untuk Bulan  Bahasa Bali tahun 2025, agar pesertanya lebih optimal, jauh sebelumnya memberdayakan 22 banjar adat dan dua banjar suka duka. Sehingga di tiap banjar adat agar wajib mengirim peserta sehingga kualitas lomba meningkat, persaingan menjadi lebih ketat.

“Makanya nanti jelang Bulan Bahasa Bali 2025, lebih awal akan menggelar rapat mengundang 22 kelian banjar adat. Sehingga nanti tiap banjar wajib kirim peserta, yang telah terlatih,” katanya.

Terutama, jelasnya, peserta dari ibu-ibu anggota Pakis dan Yowana. Beda dengan peserta dari siswa SD, dari sekolahnya mewajibkan mengirim peserta, akan lebih mudah.

Dari pihak dewan juri masatua Bali dari penyuluh Bahasa Bali mengingatkan, lomba masatua Bali, agar memperhatikan jalan ceritanya, vokal mesti jelas, dan kemampuan bercerita. “Ekspresi dan mimik, juga penting. Misalnya ada ekspresi sedih, marah mesti disertai gerak tubuh yang mendukung,” kata Ketut Mertasari.

Hanya saja, kata Mertasari, peserta tidak perlu terlalu banyak gerak. Gerak hanya seperlunya sesuai peran yang diceritakan. “Penting juga memperhatikan sor singgih bahasa, bagaimana bahasanya untuk menceritakan bahasa binatang misalnya,” tambahnya.

Dewan Juri Pidarta Made Sudiantara mengingatkan kepada para Yowana di Desa Adat Subagan, agar yang pertama berani tampil, itu modal utama. “Memang susah jadi peserta, harus berani tampil, dan didukung mental. Selanjutnya perlu kemampuan dalam berlomba,” jelas Sudiantara.

Sedangkan dewan juri nyurat aksara Bali, Komang Rana mengingatkan peserta, di dalam nyurat aksara Bali tidak boleh ada aksara yang terputus.

Keluar sebagai juara lomba masatua Bali, juara I I Gusti Ayu Nyoman Sugiastini dari Banjar Manik Cemara. Juara II Ni Luh Putu Ayu Eka Agustini dari Banjar Darma Adat Cita Winangun dan juara III Ni Kadek Opiantari dari Banjar Desa.

Juara pidarta, I Komang Puji Artana dari Banjar Gunaksa, juara II I Gusti Ngurah Bimasena dari Banjar Bhuana Santi, juara III I Gusti Ayu Putu Rismayanti dari Banjar Tengah Kaler. Juara nyurat aksara Bali untuk putri Ni Luh Putu Gita dari SDN 8 Subagan, juara nomor putra Wawan dari SDN 4 Subagan.7k16

Komentar