nusabali

Buleleng Masih Sisakan Ribuan RTLH

Perbaikan Tahun Ini Hanya 135 Unit

  • www.nusabali.com-buleleng-masih-sisakan-ribuan-rtlh

Untuk tahun ini penanganan RTLH baru dapat dianggarkan sebanyak 135 unit. Seluruh anggaran perbaikan itu bersumber dari APBD sebesar Rp 2.637.500.000.

SINGARAJA, NusaBali
Kabupaten Buleleng saat ini masih menyisakan 4.867 unit Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) yang tersebar di 9 kecamatan wilayah Buleleng. Saat ini Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Perkimta) Buleleng, sedang melakukan verifikasi data usulan dari desa melalui aplikasi Si Permata.
 
Kepala Disperkimta Buleleng Ni Nyoman Surattini dihubungi Selasa (30/1) kemarin mengatakan, sedang menyinkronkan data dengan usulan dari desa. Dalam aplikasi usulan Si Permata yang sudah masuk dari desa baru sebanyak 3.208 unit. “Ini sedang berproses karena belum semua desa menginput di aplikasi,” ucap Surattini.

Sedangkan untuk tahun ini penanganan RTLH baru dapat dianggarkan sebanyak 135 unit. Seluruh anggaran perbaikan itu bersumber dari APBD sebesar Rp 2.637.500.000. Ratusan RTLH itu terdiri dari 117 unit di luar kawasan kumuh, 5 unit perbaikan RTLH dampak bencana dan 13 unit lainnya menyasar kawasan kumuh.
 
“Penangananya secara bertahap karena keterbatasan anggaran. Semoga nanti ada bantuan dari pusat sehingga menyasar lebih banyak perbaikan RTLH,” imbuh Surattini.
 
Surattini menjelaskan bahwa masing-masing perbaikan RTLH itu memiliki nominal berbeda. Untuk RTLH kawasan kumuh dan di luar kawasan kumuh mendapat anggaran Rp 20 juta per unit. Sedangkan untuk perbaikan RTLH akibat bencana alam mendapat 10 juta per unitnya.
 
Sementara itu penanganan RTLH untuk rumah tangga miskin ekstrem tahun 2023 lalu sebanyak 283 unit disebut Surattini sudah rampung seluruhnya. Baik yang dikerjakan dan dibantu oleh TNI AD maupun yang dikelola swadaya oleh masing-masing penerima.
 
“Sesuai dengan SK Bupati untuk penanganan RTLH miskin ekstrem 283 unit sudah dituntaskan akhir Januari ini. Selanjutnya tinggal penanganan yang di luar miskin ekstrem,” ungkap Surattini.7 k23

Komentar