nusabali

Juarai Kontes, ‘I Tegeh’ dan ‘I Jalur’ Jadi Primadona

Pohon Durian Lokal Berusia hingga Ratusan Tahun di Desa Munduk Bestala, Buleleng

  • www.nusabali.com-juarai-kontes-i-tegeh-dan-i-jalur-jadi-primadona

Keunggulan rasa buah durian I Tegeh dan I Jalur memang anugerah dan bawaan genetik pohonnya, meski ada banyak pohon durian lainnya di lahan yang sama

SINGARAJA,  NusaBali
Dua pohon durian di kebun milik Komang Antara Yasa,37, warga Desa Munduk Bestala, Kecamatan Seririt, Buleleng, kini jadi primadona. Dua pohon durian ini terlihat mencolok di tengah areal kebun yang berisi puluhan jenis pohon, mulai dari cengkih, pohon manggis, dan pepohonan lainnya. Dua pohon durian ini menjadi primadona sekaligus kebanggaan Desa Munduk Bestala, karena buahnya memenangi kontes durian.

Satu pohon durian yang lebih besar oleh pemiliknya diberi nama ‘I Tegeh’. Seperti namanya Tegeh (Bahasa Bali) yang berarti tinggi, batang pohon I Tegeh yang menjulang ke langit kurang lebih 25 meter. Sedangkan lingkar pohonnya sebesar pelukan dua orang dewasa yang membentangkan tangan. Kulit luar pohonnya selain sudah retak-retak sebagian juga terlihat mengelupas. Tak heran jika I Tegeh disebut sudah berusia ratusan tahun.


Pada tahun 1980-an saat dilangsungkan kontes durian se-Bali I Tegeh keluar sebagai juara durian varietas Lokal Bali terbaik. Sementara berjarak sekitar 10 meter dari I Tegeh juga tumbuh pohon durian yang dinamai ‘I Jalur’. Meski berusia lebih muda, yakni puluhan tahun, namun kualitas buah I Jalur tidak kalah dengan I Tegeh. Buah durian I Jalur pun sempat memenangi kontes buah durian yang digelar Pemkab Buleleng pada tahun 2019 lalu.

"Saya generasi ketiga yang mewarisi pohon durian ini. Dari buyut saya sudah ada sebesar ini. Yang lebih tua dinamai I Tegeh karena pohonnya tinggi, kalau I Jalur itu penamaannya katanya terinspirasi dari alat komunikasi zaman dulu (kontek) yang dipakai di sini oleh tetua," ujar pemilik kebun, Antara Yasa saat ditemui, Senin (22/1).

Keluar sebagai pemenang kontes durian I Tegeh dan I Jalur memang sudah mewarisi rasa yang unik. Perpaduan rasa legit, manis pahit dan ketebalan daging tidak usah diragukan lagi. Menurut Antara Yasa keunggulan buah I Tegeh dan I Jalur memang anugerah dan bawaan genetik pohonnya. Meski ada banyak pohon durian di satu lahan, namun menurut Antara Yasa memiliki rasa yang berbeda. Proses pemeliharaannya tidak ada yang khusus dan spesifik. Hanya mengandalkan pupuk organik di pangkal pohon. Dalam satu musim panen I Tegeh dan I Jalur bisa menghasilkan masing-masing 500-600 buah.

Sejak memenangi kontes buah I Tegeh dan I Jalur laku lebih mahal. Bahkan sejak setahun lalu buah durian ini dijual dengan harga Rp 40.000 per kilogramnya. Sementara itu Perbekel Munduk Bestala, I Putu Sriyasa mengatakan populasi pohon durian lokal di desanya tercatat berjumlah 1.146 pohon yang dimiliki 381 orang petani. Rata-rata umur pohon durian lokal di Munduk Bestala sudah berusia puluhan hingga ratusan tahun. Sehingga jika musim panen raya seperti tahun ini produksi buah durian sangat melimpah.

Bahkan satu pohon yang sudah tua ada yang menghasilkan 1.000 buah selama masa panen selama 2-3 bulan. "Desa kami memang basis durian lokal. Bisa bertahan puluhan dan ratusan tahun karena kelebihan durian lokal ini tahan sekali dengan hama dan penyakit. Pemupukannya juga hanya mengandalkan pupuk organik. Tidak pakai kimia karena akan mengubah rasa aslinya, " jelas Sriyasa.

Foto: Perbekel Munduk Bestala, I Putu Sriyasa. -LILIK SURYA ARIANI

Ribuan pohon durian yang ada di Desa Munduk Bestala seluruhnya diberi nama oleh pemiliknya.

Menurut Sriyasa penamaan pohon durian memang sudah menjadi tradisi. Warga Desa Munduk Bestala meyakini jika tidak diberi nama bisa mendatangkan musibah buah yang jatuh menimpa orang. "Penamaan pohon durian sudah kepercayaan bagi kami. Kalau tidak dinamai dipercaya buah duriannya bisa menimpa orang atau pemiliknya kelak. Dan itu sudah terbukti beberapa kali sehingga di sini semua pohon durian punya nama, " terang Sriyasa yang pensiunan PNS Pemkab Buleleng ini.

Tahun ini dibantu instansi terkait Pemkab Buleleng, potensi durian Munduk Bestala dikembangkan. Saat ini pun sedang dilakukan klasterisasi untuk mendongkrak harga jual. Branding ulang durian Munduk Bestala ini kini dijual dengan harga per kilogram. Pemerintah Desa yang kini menjadikan pilot project desa wisata unggulan dari potensi buah juga berencana akan membuat sejumlah olahan berbahan durian. "Kami sudah rancang nanti bersama Kelompok Wanita Tani (KWT) untuk mencoba membuat olahan berbahan durian untuk mendukung program desa wisata ini. Kami sedang cari skema yang tepat sambil persiapan lainnya., " kata dia. 7 k23

Komentar