nusabali

District Melata Paling Populer dan Banyak Peminat

Tiga Bangsa Reptil Bertarung di Dewata Reptile Contest & Expo 2023

  • www.nusabali.com-district-melata-paling-populer-dan-banyak-peminat

District melata yang didominasi berbagai jenis ular melombakan 20 kategori di ajang Dewata Reptile Contest Expo 2023.

DENPASAR, NusaBali
Reptil jenis gecko (jenis tokek), berkaki, dan melata merupakan tiga bangsa/district yang bertarung dalam kontes nasional di ajang Dewata Reptile Contest & Expo 2023 serangkaian Planimal District, di Gedung Dharmanegara Alaya, Lumintang, Denpasar Utara, Sabtu (25/11).

Pecinta reptil dari dalam dan luar Pulau Dewata datang membawa reptil jagoan mereka untuk berlaga di masing-masing district. Paling populer dalam kontes reptil ini adalah district melata yang didominasi ular dari berbagai jenis. 

Masing-masing district melombakan berbagai kategori. Penjuriannya ada yang berdasarkan kesehatan reptil, morph (genetika warna/motif), postur, dan keunikan dari masing-masing reptil. 

District gecko (tokek-tokekan) memperebutkan 8 kategori berformat open. Seluruh kategori yang dilombakan terbuka untuk leopard gecko berbagai morph. 

District berkaki ada 12 kategori. District ini melombakan reptil seperti kura-kura, penyu, rumpun kadal/biawak seperti salvator (biawak air), blue-tounge skink (bengkarung), bearded dragon, dan iguana. 

“Masing-masing district itu punya penggemar sendiri. Tetapi yang paling disorot itu biasanya district melata, karena ular dan jenisnya banyak sekali,” ujar Ketua Panitia Planimal District Deny Rohsady.


Deny yang juga mantan Ketua Dewata Reptile Contest & Expo dan anggota Komunitas Reptil Bali, ini menuturkan, district melata melombakan 20 kategori open. District ini dengan kategori terbanyak dan paling populer. 

Pria asal Desa Batubulan, Kecamatan Sukawati, Gianyar, ini mengklaim  Dewata Reptile Contest & Expo 2023 diikuti oleh 600-an peserta dari Bali dan luar Bali seperti dari Pulau Jawa, Sumatera, dan Sulawesi. 

Ajang kontes nasional yang dihelat Komunitas Reptil Bali ini terbilang cukup bergengsi lantaran sudah digelar sejak 2016. Gelaran ini sempat vakum selama tiga tahun sejak 2020 dan baru dihelat kembali di 2023 ini. 

Deny menegaskan, hobi memelihara reptil mungkin baru familiar untuk sebagian kalangan. Namun, bukan berarti masyarakat umum tidak bisa mencoba. 

Kata Deny, memelihara reptil yang awalnya berupa hobi juga mampu memberikan keuntungan ekonomi yang menjanjikan, utamanya bagi para breeder (pengembang biak). Selain itu, memelihara reptil tidak ribet seperti peliharaan lainnya.


Sebagai hewan berdarah dingin, reptil disebut jarang makan dan jarang buang air. Sehingga untuk perawatannya, jelas Deny, tidak terlalu rumit. Dengan perawatan yang minim, bibit reptil bisa dijual dengan harga yang menjanjikan. 

“Reptil mungkin masih dilihat sebagai hewan menakutkan bagi masyarakat awam. Dengan gelaran ini, kami berharap masyarakat bisa mengenal bahwa memelihara reptil juga bagian dari hobi dan kegiatan positif,” tandas Deny. 

Salah seorang peserta yang berlaga di Dewata Reptile Contest & Expo tahun ini adalah anggota Dewata Ball Python, drh Agung Ngurah Pramona. 

Pemilik klinik hewan di Jalan Hasanudin Denpasar ini mengeluarkan ball python-nya di district melata. Agung Pramona mengaku membidik kategori Open Ball Python Combo Morph. 

“Saya melihat ball python yang baru 10 bulan ini memiliki daya tarik pada corak warnanya, dan mungkin bisa mencuri perhatian dewan juri,” ucap Agung Pramona. 7 ol1

Komentar