nusabali

Pemprov Setujui Hibah Aset untuk STAHN Mpu Kuturan

Sugawa Korry : Surat yang Bisa Bicara

  • www.nusabali.com-pemprov-setujui-hibah-aset-untuk-stahn-mpu-kuturan

DENPASAR, NusaBali - Pemprov Bali setujui hibah aset untuk pengembangan kampus Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Mpu Kuturan Singaraja. Hal itu diungkapkan Wakil Ketua DPRD Bali dari Fraksi Golkar Nyoman Sugawa Korry, Sabtu (18/11) siang. Sugawa Korry mengungkap persetujuan hibah berupa aset tanah oleh Pemprov Bali tersebut melalui jalan panjang.

“Astungkara persetujuan hibah aset untuk STAHN Mpu Kuturan sudah disetujui Pemprov Bali. Lika-likunya panjang, bermula dari sebuah surat. Surat yang bisa berbicara, penuh makna,” beber Sugawa Korry.

Bagaimana ceritanya? Sugawa Korry mengatakan berawal dari kedatangan almarhum Prof Dr Suarjaya, guru besar Institut Hindu Dharma (IHD) yang ditunjuk sebagai Ketua Tim pemisahan IHD di Kota Singaraja ke Kantor DPRD Bali akhir 2015 silam. “Beliau (Suarjaya,red) datang mohon rekomendasi DPRD Bali, ditujukan kepada Kementerian Agama RI agar IHD di Singaraja berdiri sendiri. Karena IHD sendiri pusatnya ada di Denpasar. Saya bilang, kalau surat  tidak sulit, tetapi bagaimana agar surat itu bisa bicara. Beliau  bertanya, bagaimana caranya? Saya katakan harus antarkan langsung bersama- sama ke Kemenag,” kenang Sugawa Korry.

Nah, saat ada kegiatan DPRD Bali ke Jakarta, Sugawa Korry mengajak tim untuk beraudiensi. Info  awal diterima Sekjen Kemenag. “Ternyata yang terima langsung Bapak Menteri Agama RI (saat itu Lukman Hakim,red). Kami bersama-sama akhirnya presentasikan permohonan tersebut di hadapan Pak Menteri. Respon beliau sangat serius, karena dikawal langsung pimpinan dewan. Pak Menteri berjanji atensi, walaupun ada 6 perguruan tinggi mengajukan hal yang sama,” ujar Ketua DPD I Golkar Bali ini.

Akhirnya, pada 22 Maret 2016 persetujuan dari Kemenag turun, ditindaklanjuti oleh tim, dan berdirilah  STAH Mpu Kuturan, di bawah pimpinan Prof Dr Suweta, di Kota  Singaraja. Akhir tahun 2016, Sugawa Korry kaget ketika diundang memberikan kuliah umum yang dihadiri sekitar 400 mahasiswa, dosen STAH Mpu Kuturan. “Kaget, kondisi kampusnya yang saya tahu eks sekolah Pendidikan Guru Agama, setingkat lebih baik dari SD Inpres. Saya  tanya, apa punya lahan lain? Dijawab punya, katanya ada di Kelurahan Banyuning seluas 1 hektar.  Saya usulkan agar mengajukan permohonan audiensi kepada Gubernur Bali (saat itu  Made Mangku Pastika,red) dan saya janji akan dampingi,” ujar kenang Korry. 

Menurut Sugawa Korry, dari audiensi itu disepakati pihak STAH Mpu Kuturan mengajukan permohonan bantuan hibah tahun anggaran 2018. Setelah verifikasi, akhirnya pada anggaran 2018 disetujui bantuan hibah sebesar Rp 6,5 miliar untuk bangun kampus. 

“Gedung kampus dengan lantai 3 sudah berdiri,” ujar Sugawa Korry. 

Sesuai arah pengembangan kampus tersebut, kata Sugawa Korry, direncanakan untuk meningkatkan statusnya menjadi Institut. Untuk mencapai hal tersebut, dibutuhkan lahan minimal seluas 7 hektar. Akhirnya pihak kampus mohon hibah tanah Pemprov Bali yang ada di Kecamatan Gerokgak, Buleleng kepada Gubernur Bali.  

Sugawa Korry mengatakan pimpinan DPRD Bali memberikan dukungan sepenuhnya, karena untuk persetujuan  Gubernur Bali, harus ada rekomendasi dewan. “Astungkara bapak Pj Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya menginformasikan, bahwa beliau telah menandatangani persetujuan hibah atas tanah Pemprov yang dimohonkan. Semoga rencana peningkatan status menjadi Institut terwujud. Karena ini penting untuk peningkatan SDM Hindu,” tegas politisi asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng ini.n nat

Komentar