22 Pendonor Gagal Sumbang Darah di SMAN 2 Amlapura

Acara donor darah dikoordinasikan dr Gita Rahayuni. Masalah dimaksud, antara lain banyak siswa tengah datang bulan dan hemoglobin rendah. "Makanya banyak siswa tidak bisa sebagai pendonor, karena kondisi kesehatannya bermasalah," jelas dr Gita Rahayuni.

Peserta donor kebanyakan siswa kelas XI dan kelas XII, terutama berumur di atas 17 tahun. Dokter Gita Rahayuni menyebutkan, bagi peserta donor darah yang tengah haid, tengah mengonsumsi obat, batuk dan pilek, tidak boleh sebagai pendonor. Sebab masih ada virus mengganggu di tubuhnya.

Syarat lainnya, jelas dia, sebagai pendonor, berat badan minimal 45 kilogram, suhu tubuh 36,6-37,5 derajat celsius, tekanan darah 100-160 untuk sistolik (tekanan darah pada saat jantung memompa darah atau saat berkontraksi), dan tekanan darah 70-100 untuk diastolik (tekanan darah pada saat jantung relaksasi), denyut nada kisaran 50-100 kali per menit, kadar hemoglobinnya minimal 12 gram per desi liter (gram/dl) untuk wanita dan 12,5 gram/dl untuk pria.

Donor darah tersebut hanya mampu mendapatkan 86 kantong darah. Darah ini, kata dr Gita Rahayuni, nantinya diskrening. "Mana yang darahnya sehat nantinya kami simpan di bank darah, yang tidak sehat kami buang," katanya.

Dia menyebutkan, ada banyak manfaat berdonor darah, antara lain, mengurangi serangan jantung, menurunkan berat badan, membakar kalori, menurunkan risiko kanker, melancarkan peredaran darah, dan meningkatkan produksi darah.

Kasek SMAN 2 Amlapura I Wayan Puja Astawa mengatakan, setiap tahun selama rangkaian peringatan HUT SMAN 2 Amlapura menggelar acara donor darah. "Pesertanya juga kalangan guru dan tenaga tata usaha," jelasnya. Dengan acara ini, kata Puja Astawa, setidaknya peringatan HUT SMAN 2 Amlapura mampu memberikan manfaat untuk masyarakat luas. Terlebih lagi, belakangan ini banyak warga masyarakat membutuhkan darah saat menjalani operasi.7k16