nusabali

Ukiran Tulang Sapi, Upaya Dongkrak Sisa RPH Menjadi Karya Bernilai Seni dan Ekonomis

  • www.nusabali.com-ukiran-tulang-sapi-upaya-dongkrak-sisa-rph-menjadi-karya-bernilai-seni-dan-ekonomis

DENPASAR, NusaBali - Di tangan perajin yang terampil, barang yang dianggap sebagai sampah atau limbah, setelah ‘disulap’ bisa menjadi produk yang bernilai seni dan nilai ekonomi. Contohnya tulang sapi sisa-sisa dari rumah potong hewan (RPH).

Di Desa Tampaksiring, Gianyar, tulang-tulang yang merupakan limbah RPH itu diukir oleh para perajin setempat, menjadi produk kerajinan seni bernilai tinggi. Tentu saja setelah melewati sejumlah proses. Mulai dari membersihkan, mengeringkan, kemudian menatah atau mengukir hingga  finishing.

“Awalnya dari mengukir batok kelapa,” ucap I Wayan Terima, 67, salah seorang perajin atau pengukir tulang, Selasa (24/10).

Dari mengukir batok kelapa, Terima dan perajin lainnya mengukir papan catur. Semua keterampilan dan produk ukiran itu menyesuaikan dengan perkembangan selera wisatawan yang semakin banyak datang ke Tampaksiring.

Selanjutnya sempat berkembang juga ukiran gading gajah sekitar tahun 1990-an, sebelum akhirnya dihentikan karena muncul larangan mengukir gading gajah, lantaran gajah merupakan satwa yang dilindungi.

Kreativitas perajin ukiran terus berkembang. Akhirnya lepas tahun 1990-an, kerajinan mengukir tulang berkembang sampai sekarang.

“Bahan bakunya ada yang dari Jawa, Lombok,” kata Terima.

Tulang-tulang tersebut antara lain tulang kepala dan tulang kaki, yang merupakan dari sisa-sisa dari rumah potong hewan. Sebelum diukir, tulang itu dibersihkan lebih dulu sehingga tidak ada lagi sisa bau dan siap diukir. Lama waktu mengukir tergantung besar kecil bahan bakunya. Juga alat  yang digunakan. Misalnya untuk tulang kepala sapi, proses mengukirnya sampai lima hari, kalau menggunakan mesin. Proses pengukiran bisa sampai 2 minggu atau lebih, jika mengukirnya secara manual.

“Juga tergantung detail ukirannya,” imbuh Terima.

Demikian juga harganya. Untuk ukiran tulang kaki sekitar Rp 200.000-an. Sedang ukiran tulang kepala sapi atau batok kepala sapi, mulai harga Rp 800.000 sampai Rp 1.200.000.

Ukiran tulang sapi biasanya digunakan sebagai fungsi dekoratif. Selain untuk seni ukiran, tulang sapi juga digunakan untuk kerajinan lain. Seperti tusuk konde, aksesoris, dan souvenir lainnya.

Di art shop-art shop jalur utama Tampaksiring dan kawasan objek sekitar seperti di Tirta Empul, Gunung Kawi, dan sekitarnya, ukiran tulang sapi menjadi salah satu bentuk kerajinan yang dipajang. 7 k17

Komentar