nusabali

Gandeng Gibran, Prabowo Minta Waktu Bertemu Mega

  • www.nusabali.com-gandeng-gibran-prabowo-minta-waktu-bertemu-mega

JAKARTA, NusaBali - Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus bakal capres Prabowo Subianto mengatakan dirinya sudah meminta waktu untuk bertemu dengan Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri terkait Gibran Rakabuming Raka menjadi bakal Cawapres untuk dirinya di Pilpres 2024.

"Saya sudah minta waktu untuk menghadap Ibu Mega dan masih menunggu," kata Prabowo Subianto usai Rapimnas Partai Gerindra di Jakarta, Senin (23/10). Prabowo mengaku belum tahu kapan pertemuan dengan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri akan terwujud. "Belum tahu kapan," tambahnya.  Sedangkan menanggapi soal isu dinasti politik yang saat ini menghangat, Prabowo Subianto mengatakan dirinya merupakan dinasti merah putih yang cinta tanah air. Karena itu menurut dia, kata dinasti politik jangan dibawa ke arah negatif. "Semua dinasti bung, jangan cari negatif tapi cari positifnya," kata dia saat ditanya terkait Dinasti Jokowi yang dilekatkan kepada Gibran Rakabuming Raka yang terpilih sebagai pendampingnya.

Ia mengatakan dirinya adalah dinasti karena anak dari Soemitro Djojohadikoesoemo yang merupakan begawan ekonomi. Sementara itu, kakeknya bernama Margono Djojohadikoesoemo dan pamannya gugur dalam membela Republik Indonesia. "Kami dinasti merah putih, patriot dan yang ingin mengabdi untuk rakyat," ujarnya. Menurut dia, jika dinasti Jokowi ingin mengabdi untuk rakyat, lalu apa salahnya. "Orang ingin berbakti untuk rakyat kenapa salahnya. Mari semua berfikir positif," kata dia

Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan hubungan antara Partai Gerindra dengan PDIP berjalan baik. "Hubungannya bagus, baik, akrab dalam suasana kekeluargaan yang baik dan mantap," kata Muzani. Sementara terkait status Gibran Rakabuming Raka di PDIP usai diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM) jadi cawapres Prabowo Subianto, Ketua Badan Kehormatan PDIP, Komarudin Watubun awalnnya mengatakan pihaknya selalu mengikuti kabar terkait Gibran yang digadang-gadang jadi cawapres.

Dia menyoroti secara khusus kedatangan Gibran ke rakernas Golkar. "Dalam perjalanan akhir-akhir ini, kita mengikuti kabar, tapi terakhir kan resmi diumumkan oleh Golkar dalam rakernas Golkar, dan beliau sendiri kan hadiri Rakernas dan menerima rekomendasi kan dari Golkar," kata Komarudin kepada wartawan, Senin kemarin. "Selanjutnya beliau menyampaikan akan berkoordinasi dengan Pak Prabowo, lalu terakhir kemarin malam kan pertemuan koalisi sebelah di bawah pimpinan Gerindra mengumumkan resmi mendukung Mas Gibran jadi cawapres, dan rencana akan mendaftarkan ke KPU," lanjutnya.

Komarudin mengatakan jika Gibran bergabung ke Koalisi Indonesia Maju, maka keanggotaan Gibran di PDIP akan dicabut. Dia menyebut aturan itu sudah berlaku otomatis. "Nah kalau dalam aturan PDIP ya itu otomatis, kalau dia memilih bergabung ke sana, maka keanggotaan PDIP pasti dicabut kan gitu," ujarnya. Komarudin menilai kasus Gibran ini adalah hal yang biasa di partai. Dia menekankan aturan tersebut automatis berlaku bagi seluruh anggota partai. "Jadi itu bukan hal luar biasa, itu hal biasa-biasa saja yang berlau di PDIP, yang berlaku bagi seluruh anggota PDIP, jadi kalau dia sudah memiliki mendaftarkan diri pasangan dengan Pak Prabowo ya sudah kehilangan keanggotaanya di PDIP," ujarnya dilansir detik.com.

Saat ditanya apakah pihaknya sudah mengeluarkan surat pemecatan atau pemberhentian untuk Gibran, Komarudin tidak menjawab lugas. Dia mengatakan surat pemberhentian itu tergantung tingkatan masalahnya. "Kalau itu tergantung dari masalahnya kan, di berapa daerah ya kita proses pemecatan tergantung tingkatan masalahnya. Kalau ini nanti kita lihat prosesnya sampai dimana, tapi yang pasti PDIP itu tidak bisa kita main dua kaki, kata Ibu Ketum Megawati tidak boleh main dua kaki," ujarnya. "Apalagi calon pemimpin kan harus memberi contoh tauladan toh" lanjut Komarudin.

Terpisah Walikota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka mengatakan biar pimpinan partai saja yang memberikan pernyataan soal statusnya sebagai kader PDI Perjuangan. "(Soal) Itu, biar pimpinan saja yang (beri) statement, makasih," kata Gibran di Kota Surakarta, Jawa Tengah, Senin. Putra sulung Presiden Joko Widodo itu enggan menjelaskan lebih detail terkait statusnya di PDI Perjuangan. Meski demikian, dia mengaku sudah bertemu dengan pengurus partai pekan lalu. Bahkan, Gibran juga sudah bertemu dengan Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Presiden Arsjad Rasjid.

"Sudah ketemu dengan Pak Arsjad juga," tambahnya. Sementara itu, saat disinggung terkait ucapan selamat dari bakal calon presiden usungan PDI Perjuangan dan koalisinya, Ganjar Pranowo, Gibran menyampaikan rasa terima kasihnya. "Matur nuwun, Pak Ganjar," kata Gibran. Dia memastikan akan bertanding secara adil pada Pilpres 2024. Terkait adanya keraguan sejumlah pihak terkait dirinya yang dianggap belum layak menjadi bakal cawapres, Gibran menyerahkan penilaian tersebut sepenuhnya kepada masyarakat. "Iya, pasti. Monggo, biar warga yang menilai," katanya.

Pada Minggu (22/10) malam, Prabowo Subianto mengumumkan Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden RI Joko Widodo sekaligus Walikota Surakarta, sebagai bakal cawapres usungan Koalisi Indonesia Maju untuk Pilpres 2024. "Koalisi Indonesia Maju telah berembuk secara final dan secara konsensus seluruhnya sepakat mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presiden dan Saudara Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden dari Koalisi Indonesia Maju," kata Prabowo.

Keputusan itu dibuat secara aklamasi dan seluruh partai anggota Koalisi Indonesia Maju mencapai konsensus atas keputusan tersebut. KPU RI membuka pendaftaran bakal pasangan capres dan cawapres pada tanggal 19-25 Oktober 2023. Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (UU Pemilu), pasangan calon presiden dan wakil presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20 persen dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25 persen dari suara sah secara nasional pada pemilu anggota DPR sebelumnya. 7 ant

Komentar