nusabali

Raih 1.603 Suara Duduki Kursi DPRD Bali

Martina Sumaryati Calon PAW Kadek Diana

  • www.nusabali.com-raih-1603-suara-duduki-kursi-dprd-bali

GIANYAR, NusaBali - Srikandi PDIP, Martina Sumaryati,67, dipastikan akan menjadi calon pengganti antar waktu (PAW) anggota DPRD Bali, Kadek Diana yang dilengserkan partainya.

Kader militan peraih 1.603 suara pada Pileg 2019 ini mengatakan sudah mendengar kabar tersebut, namun Martina belum berani membenarkan dirinya sebagai PAW.

"Mendengar sudah, tapi surat resmi terkait itu saya belum ada terima. Jadi belum ada apa-apa, saya masih ibu rumah tangga," ungkap Martina saat ditemui di kediamannya Banjar Bunutan, Desa Kedewatan, Kecamatan Ubud, Gianyar, Kamis (12/10) siang. Martina Sumaryati merupakan satu-satunya caleg PDIP yang gagal lolos ke DPRD Bali dari Dapil Gianyar dalam Pileg 2019. Kala itu, Martina yang berstatus new comer (pendatang baru) menduduki peringkat keenam alias posisi juru kunci di internal caleg DPRD Bali Dapil Gianyar dengan meraih 1.603 suara.

Martina sendiri tercatat sudah tiga kali bertarung sebagai caleg. Dua kali memperebutkan kursi DPRD Kabupaten Gianyar Dapil Ubud dan untuk ketiga kalinya nyaleg ke DPRD Provinsi Bali. Martina termasuk kader yang pantang menyerah, meskipun tiga kali gagal, namun dia tetap aktif berkegiatan bersama DPC PDIP Gianyar. Bahkan baru-baru ini, Martina ikut kegiatan partai di Jakarta. Hanya saja pada Pileg 2024 ini, Martina memilih untuk tidak nyaleg. "Saya tidak ikut lagi, saya mendukung lah karena saya tetap kader partai. Pada intinya selalu siap bilamana diperlukan," tegas istri dari I Wayan Surim ini.

Srikandi kelahiran Sleman, Jogjakarta, 7 Mei 1956 ini mengaku sejak kecil sudah terbiasa dengan suasana politik. "Rumah saya di Jogjakarta itu, sudah jadi sekretariat partai semasa saya masih kecil. Jadi begitu dirangkul sama DPC PDIP Gianyar tanpa pikir panjang saya nyatakan siap, saya selalu berusaha. Masalah hasilnya gagal atau lolos, itu dinamika," jelas perempuan yang pernah menjabat Ketua BPD Desa Kedewatan 2005-2009 ini.

Martina juga termasuk kader partai yang aktif. Di Gianyar, Martina merupakan pelopor kader perempuan. Bahkan dirinya ditunjuk sebagai Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan yang salah satu tugasnya menjaring kader perempuan. "Di Gianyar waktu itu, saya termasuk kader perempuan pertama. Saya yang nyari-nyari perempuan potensial untuk saya ajak masuk partai," ujar ibu tiga anak laki-laki ini.

Sebelum mendapatkan kabar resmi, Martina mengaku beraktivitas seperti biasa. Sebagai ibu rumah tangga yang juga membantu suami dan anak mengelola LPK Dwipayana Cipta Karya. Lembaga Pelatihan Kerja ini membuka kelas persiapan magang bekerja ke Jepang. Setiap tahun, sekitar 50 anak muda asal Bali diberangkatkan ke Jepang. Menariknya, sebagian besar di antaranya merupakan anak dari keluarga kurang mampu. Mereka berasal dari Buleleng, Karangasem dan Jembrana. "Mereka kos dekat sini, belajar selama 6 bulan tentang bahasa dan budaya Jepang. Yang mendapatkan rekomendasi, dia berangkat magang ke Jepang," jelasnya.

Martina beserta suami, merasa bahagia mengelola LPK ini. Terlebih dapat membantu anak-anak yang dari segi ekonomi kurang namun punya cita-cita bekerja di luar negeri. "Jadi serunya, ketika mereka sudah sukses. Mereka cerita bisa beli ini itu. Ada yang beli tanah, rumah, ada juga bilang beli truk untuk usaha," ujarnya yang pernah menjabat Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan, Wakil Bendahara dan Ketua Bidang Kemaritiman DPC PDIP Kabupaten Gianyar ini.

Seperti diberitakan dua anggota Fraksi PDIP DPRD Bali, yakni Kadek Diana dan Ni Luh Kadek Yustiawati akan segera lengser. Diana dan Yustiawati yang notabene politisi PDIP berstatus suami istri ini secara resmi dipecat induk partainya. Ketua KPU Bali I Dewa Agung Gede Lidartawan, Rabu (11/10) mengatakan proses PAW (Pengganti Antar Waktu) sedang berproses. Proses klarifikasi oleh KPU Bali sudah berjalan.

Kadek Diana dan Yustiawati dipastikan disundul kandidat lain untuk menduduki kursi DPRD Bali dengan sisa jabatan 2023-2024. “Sudah proses PAW-nya, tunggu saja,” ujar Lidartawan. Kadek Diana adalah politisi asal Banjar Kebalian, Desa/Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar. Diana yang memperoleh suara tertinggi, yakni 91.243 suara di dapil Gianyar pada Pileg 2019 telah dipecat partainya dengan keputusan DPP Nomor 869/KPTS/DPP/V/2023 dan tidak melakukan upaya hukum lagi.

Sementara Yustiawati dipecat berdasarkan keputusan DPP Nomor 859/KPTS/DPP/V/2023. Kadek Diana yang mantan Ketua Komisi III DPRD Bali ini akan digantikan Martina Sumaryati, Srikandi PDIP asal Desa Kedewatan, Ubud yang memperoleh 1.603 suara. Sementara Yustiawati, politisi asal Kecamatan Nusa Penida, Klungkung kandidat PAW-nya justru berasal dari Kabupaten Karangasem alias dapil yang beririsan secara geografis dengan Kabupaten Klungkung. 7 nvi

Komentar